PERAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN
DARING DI MI AN-NAJIHAH BABUSSALAM MADIUN
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Dasar
Oleh
Larassati
Q200190001
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 202
________________________________________________________________
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِه
"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan
tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri" (Qs. Al-Ankabut: 6)
Persembahan
Dengan hidayah serta rahmat Allah akhirnya thesis ini selesai
dengan tepat waktu dan saya persembahkan thesis ini untuk :
1.
Thesis
ini saya persembahkan untuk ayah dan ibu yang telah mengisi dunia saya dengan
begitu banyak kebahagiaan sehingga seumur hidup tidak cukup untuk menikmati
semuanya. Terima kasih atas semua cinta yang telah ayah dan ibu berikan kepada
saya. Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan pada dua orang
paling berharga dalam hidup saya. Hidup menjadi begitu mudah dan lancar ketika
kita memiliki orang tua yang lebih memahami kita dari pada diri kita sendiri.
Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.
2.
Suami tercinta mas Dzikri Annahyan yang kini menjadi salah satu support system bagi saya pribadi dan menjadi salah satu alasan terkuat saya
untuk menyelesaikan tugas thesis.
3.
Dosen Pembimbing saya yakni ibu Choiriyah Widyasari dan ibu Murfiah
Dewi Wulandari yang
semangat membimbing saya dalam proses pengerjaan thesis sampai akhirnya selesai
tepat waktu.
4.
Teman kelas mas rais, mas zona, mas arif, mbak putri
dan mbak meyda yang setiap hari mensupport saya dalam pengerjaan thesis ini.
ABSTRAK
Larassati. 2021 “Peran Orang Tua
Dalam Pendampingan Pembelajaran Daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun”. Tesis.
Program Studi Magister Pendidikan Dasar. Sekolah Pascasarjana. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing I Dr. Choiriyah Widyasari, S.Psi., M.Psi.,
Pembimbing II Dr. Murfiah Dewi Wulandari, S.Psi., M.psi
Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, peran
orang tua dalam pendampingan pembelajaran menjadi sangat penting.
Hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang seharusnya berada di sekolah
dialihkan dirumah. Dari permaslahan ini, maka peneliti
mengadakan penelitian yang sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran
orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring era
pandemic covid-19 di MI An-Najihah Babussalam Madiun. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yang
prosedur pemecahan masalahnya berdasarkan subjek/objek penelitian yang
didengar dan dilihat berdasarkan fakta. Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan ditemukan hasil bahwa terdapat beberapa wali murid yang mempunyai
cara yang berbeda-beda dalam membimbing putra putrinya untuk belajar selama
pandemi berlangsung. Peran Orang Tua dalam pendampingan persiapan
pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun sudah mendekati
taraf maksimal terhadap anak-anak
mereka. Ada tipe orang tua yang selalu mendidiknya untuk mandiri dalam persiapan, proses dan penilaian pembelajarannya, ada yang selalu dituntun dan ada juga yang selalu disiapkan oleh orang
tua. Jadi setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam menyikapi
anak saat persiapan, proses dan penilaian pembelajaran daring. Fenomena tersebut tidak dapat dipungkiri,
karena setiap orang tua memiliki caranya masing-masing dalam menyikapi dan
membimbing anaknya selama pembelajaran daring berlangsung.
Kata kunci: Peran Orang Tua, Pendampingan
Pembelajaran
Daring, Era Pandemi.
ABSTRACT
Larassati. 2021
"The Role of Parents in Online Learning Assistance at MI An-Najihah
Babussalam Madiun". Thesis. Master of Basic Education Study Program.
Graduate School. Muhammadiyah Surakarta university. Advisor I Dr. Choiriyah Widyasari,
S.Psi., M.Psi., Advisor II Dr. Murfiah Dewi Wulandari, S.Psi., M.psi
In the current
pandemic conditions, the role and function of parents in mentoring learning
becomes very important. This is because learning that should be at school is
diverted at home. From this problem, the researchers conducted research in such
a way with the aim of knowing how the role and function of parents in the
online learning process in the COVID-19 pandemic era at MI An-Najihah
Babussalam Madiun. The research method used is a descriptive qualitative method
whose problem-solving procedures are based on the research subject/object that
is heard and seen based on the facts. Based on the research that has been
carried out, it was found that there were several parents who had different
ways of guiding their sons and daughters to study during the pandemic. The role
and function of parents in the preparation of online learning at MI An-Najihah
Babussalam Madiun has approached the maximum level for their children. There
are types of parents who always educate them to be independent in their
preparation, process and assessment of learning, some are always guided and
some are always prepared by parents. So everyone has a different character in
dealing with children during the preparation, process and assessment of online
learning. This phenomenon cannot be denied, because every parent has their own
way of addressing and guiding their children during online learning.
Keywords: Role of
Parents, Online Learning, Pandemic Era.
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang, Yang telah melimpahkan rahmat-Nya, berkat karunia
dan kehendak-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Peran Dan
Fungsi Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister
Pendidikan pada Proggram Studi Magister Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian
penelitian ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para
pembimbing : Dr. Choiriyah Widyasari, S.Psi., M.Psi (Pembimbing I) dan Dr. Murfiah
Dewi Wulandari, S.Psi., M.Psi (Pembimbing II).
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyelesian studi, diantaranya :
1. Direktur Sekolah Pascasarjana UMS, yang telah memberikan kesempatan
serta arahan selama Pendidikan, Penelitian dan Penulisan Tesis ini.
2. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana UMS
yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Sekolah
Pascasarjana UMS yang telah banyak memberikan Bimbingan dan Ilmu kepada
peneliti selama menempuh Pendidikan.
4. Kepala Sekolah MI An-Najihah Babussalam
Madiun Ust. Arif Fatqurrahman, S.HI., M.Pd.
5. Staff Pendidik dan Pembimbing MI An-Najihah
Babussalam Madiun.
Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini
mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti
harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi
Surakarta, 21 Januari 2022
Larassati
Q200190001
DAFTAR ISI
JUDUL
………………………………………………………………………….. i
LEMBAR SUSUNAN PENGUJI ………………………………….……............ ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL
TESIS ………..…..…........... iii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS
…….……………………………... iv
NOTA PEMBIMBING 1 …….…………….………………………………….
. v
NOTA PEMBIMBING 2 ………………………………………………………
vi
PERNYATAAN KEASLIAN …………...…………………………………….
vii
MOTTO… ………………….………………………………..………………..
viii
ABSTRAK ……..
…………………………………………………..….……...... x
PRAKATA ……...……………/……………………………………….……….
xii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
xiv
D. Manfaat Penelitian
(teoritis dan praktis)
A. Penelitian
Terdahulu yang Relevan
A. Jenis dan
Desain Penelitian
B. Tempat
dan Waktu Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Kondisi Sekolah MI An-Najihah Babussalam Madiun
2. Struktur Organisasi MI An-Najihah Babussalam
3. Keadaan Guru MI An-Najihah Babussalam
4. Keadaan Peserta Didik MI An-Najihah Babussalam
5. Keadaan Sarana Dan Prasarana MI An-Najihah Babussalam Madiun
6. Kegiatan Khusus di MI An-Najihah Babussalam
C. Pembahasan Dan Hasil Temuan
1. Persiapan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam
Madiun
2. Proses Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam
Madiun
3. Penilaian Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam
Madiun
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman ………… 21
Tabel 2.1 Keadaan Peserta Didik MI An-Najihah Babussalam…………. 28
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana MI An-Najihah Babussalam…………… 29
A. Latar Belakang Masalah
Salah
satu upaya orang tua dalam memberikan Pendidikan bagi anak dalam keluarga di
era digital seperti sekarang adalah dengan memberikan pendampingan dalam
penggunaan media teknologi bagi anak (Maulidia, 2020). Keluarga merupakan
pondasi pertama pendidikan bagi anak, peran dan fungsinya sangatlah dibutuhkan
oleh anak. Keluarga merupakan landasan unit kerja sama sosial yang melibatkan
orang tua yakni ayah dan ibu, dimana mereka bekerja sama untuk mendidik
anak-anaknya. Keberhasilan dalam mendidiknya bergantung pada perilaku dan perlakuan orang tuanya. Orang
tua adalah sosok orang tua yang intensitas pertemuannya paling intens dengan
anak, sehingga pendampingan orangtua sangat dibutuhkan sebagai koordinasi guru
dengan orangtua ketika anak belajar dari rumah (Epstein & becker, 2018).
keluarga
adalah beberapa individu yang tergabung dalam satu rumah tangga yang disebabkan
oleh hubungan darah, ikatan perkawinan, serta beberapa hal lainnya (Lili,
2020). Peran orang tua dalam lingkungan keluarga akan berpengaruh pada pola
pikir dan orientasi Pendidikan anak (Purwanto, 1995). Jadi, secara umum makna
keluarga selalu menjadi tempat singgah pertama guna menumbuhkan rasa kasih
sayang, mengatasi masalah-masalah, serta menjadikan karakter masing-masing diri
individu dalam keluarga
Peran
orang tua sangat dibutuhkan guna menyampaikan edukasi pada anak yang belum
mampu memahami dan mengerti perihal kejadian pandemi yang sedang mewabah pada
Indonesia ini supaya anak tetap berdiam diri dirumah agar tidak tertular serta
menularkan wabah pandemi ini. Maka dari itu status orang tua sangat berperan
penting pada situasi pandemic ini karena orang tua mempunyai status kedudukan
yang mendasar dalam lingkungan keluarga. berdasarkan paparan diatas, dalam
penelitian ini perlu mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana peran
orang tua dalam membimbing serta mendidik anak selama diadakan pembelajaran di
tempat tinggal masing-masing guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
sejak
virus Corona menyebar di Indonesia pada awal maret, menyebabkan pemerintah
segera melakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
Karna pada masalah ini, penyakit yang ditimbulkan oleh virus Corona dapat
menyebar sangat cepat serta sudah banyak memakan korban jiwa di berbagai
negara, sehingga pemerintah melakukan banyak sekali upaya untuk mencegah
penyebaran yang sangat luas, di
mana salah satunya ialah dengan
menerapkan pembelajaran jarak jauh, baik dari taraf dasar hingga taraf
perguruan tinggi. dalam pelaksanaan KBM guru serta tenaga pendidik yang lain
harus mencoba serta memanfaatkan beberapa fasilitas ilmu teknologi untuk
menyelesaikan problem KBM yang tidak boleh tatap muka dalam pembelajaran. Maka
dengan cara jarak jauh atau melalui media lah seorang guru memberikan materi
dan tugas pelajaran.
Akan tetapi hal tadi tidaklah mudah bagi guru
karena ada banyak problem pada saat pelaksanaan KBM, diantaranya seperti kuota
dan frekuwensi jaringan yang tidak memadai,
bahkan ada dari beberapa pelajar yang tidak memiliki Hp yang baik untuk belajar
bahkan ada yang tidak punya Hp. Jadi, hal inilah yang menyebabkan materi
pembelajaran tidak tersampaikan dengan sempurna, sehingga banyak anak didik
yang kurang mengerti, memahami serta
merasa tidak terbimbing dengan kondusif dalam memahami pelajaran yang
diberikan guru melalui media jaringan.
Oleh
sebab itu, dibutuhkan peran orang tua menjadi pengganti pengajar pada tempat
tinggal dalam membimbing anaknya selama
proses pembelajaran jarak jauh. menurut paparan Winingsih (2020) dalam
penelitian ini peneliti menemukan permasalahan yaitu adanya wali murid yang
masih cenderung mengabaikan pendampingan dalam
pembelajaran. terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) diantaranya: 1)Orang tua memiliki peran sekaligus
mengganti status menjadi guru di lingkungan keluarga, di mana orang tua bisa
membimbing serta mendidik anaknya dalam proses belajar di rumah. 2)Status orang
tua menjadi fasilitator yang mana orang tua menjadi wahana dan sarana prasarana bagi anaknya pada saat
melaksanakan pembelajaran jarak jauh berlangsung. 3)Status orang tua sebagai
motivator bahwa orang tua harus bisa memberikan semangat dan suport pada anak
dalam proses pelaksanaan pembelajaran, sebagai wujud hasilnya anak bisa
memiliki jiwa semangat untuk belajar dilingkungan keluarga sehingga bisa
memperoleh prestasi yang diinginkan. 4) Orang tua menjadi dampak atau director.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
peran Orang Tua dalam Persiapan pendampingan pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun?
2.
Bagaimana
peran Orang Tua dalam Proses pendampingan pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun?
3.
Bagaimana
peran Orang Tua dalam menyikapi hasil penilaian pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Mendeskripsikan
dan menganalisis tentang bagaimana peran orang tua dalam persiapan pembelajaran
daring
2.
Mendeskripsikan
dan menganalisis tentang bagaimana peran orang tua dalam proses pembelajaran
daring
3.
Mendeskripsikan
dan menganalisis tentang bagaimana peran orang tua dalam menyikapi hasil penilaian pembelajaran daring
D. Manfaat Penelitian
(teoritis dan praktis)
Penelitian
ini diharapkan bisa menyampaikan manfaat serta nilai guna baik bagi eksklusif
peneliti maupun bagi masyarakat luas. Sehingga dalam penelitian ini bisa
memberikan beberapa manfaat secara teoritis dan
mudah, di antaranya yaitu:
1. Secara teoritis, akibat dari penelitian ini
diharapkan mampu menyampaikan sumbangan keilmuan pada global pendidikan.
Wujudnya adalah dengan menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang peran
dan Fungsi orang tua dalam pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam.
2. Secara Praktis,, semoga hasil penelitian ini
bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang diantaranya berikut:
a. Sekolah kawasan penelitian, diharapkan
penelitian ini mampu menjadi acum primer bagi pihak sekolah untuk memberikan
pedoman pendampingan belajar pada orang tua.
b. Pemerintah, kegunaannya adalah agar
sekiranya penelitian ini bisa menjadi acuan bagi kementerian untuk lebih
mengambangkan pola training pendidikan keluarga.
c. Orang tua, tentunya akibat penelitian ini
akan bermanfaat bagi orang tua dengan menjadikannya acuan dalam pendampingan
proses pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam.
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
1.
Dari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah pada jurnal nasional yang
dilaksanakan oleh Agustien Lilawati Jurnal Obsesi Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Universitas Muhammadiyah Gresik yang berjudul peran Orang Tua dalam Mendukung
kegiatan Belajar di rumah pada Masa Pandemi. dari hasil penelitiannya
menyebutkan serta menandakan bahwa : (1)peran orang tua terhadap penerapan
pembelajaran pada rumah di masa pandemic dalam mendidik anak mencakup
pendampingan serta motivator (2) akibat peran orang tua terhadap di masa
pandemic pada RA Team cendekia Surabaya, orangtua memfasilitasi keterlibatan
aktivitas pembelajaran pada pendidikan anak usia dini pada forum tersebut.
2.
Dari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah pada jurnal pendidikan luar
sekolah oleh Lili Dasa Putri Universitas Negeri Padang menggunakan judul
Optimalisasi Fungsi Edukasi keluarga di Masa Pandemi Covid-19. dari hasil penelitiannya
menyebutkan serta mengambarkan bahwa : orang tua adalah role contoh bagi anak,
yang harus bisa memotivasi dan
menyampaikan contoh cara belajar yang baik dan mampu mengerjakan tugas terkait pelajaran
yang diberikan sekolah di sisi lain orang tua juga harus bisa menyeimbangi
pelaksanaan atau tugas-tugas lain yaitu bermain bersama anak, menafkahi
keluarga, melakukan pengawasan pada anggota keluarga, memastikan kesehatan
anggota keluarga dan lain-lainnya tanpa
mengabaikan pelaksanaan tugas sebagai fungsi edukasi bagi anak.
B.
Kajian Teori
1.
Pengertian peran Orang Tua
Keluarga adalah
beberapa individu yang ter-gabung dalam satu rumah tangga yang sama karena
hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. (Lili, 2020). Sedangkan menurut Lestari, (2012)
bahwa keluarga dilihat dari fungsinya yakni memiliki tugas dan fungsi
perawatan, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peranan tertentu.
Maka dari banyaknya
peran orang tua dalam sebuah keluarga pasti
akan memberikan dampak kepada anak dan keluarga. Selanjutnya dikatakan juga
bahwa pengasuhan orang tua terhadap anaknya dapat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter dan perilaku anak itu sendiri Candra.et al. (2013)
Keluarga sebagai lembaga pertama yang berperan memberikan pendidikan atau edukasi
pada anak dalam keluarga (Puspitawati, 2018 : 136).
Dalam
hal ini terdapat fungsi keluarga yang salah satunya adalah fungsi sosialisasi
dan Pendidikan sehingga keluarga berperan memberikan pendidikan, pengajaran
serta mendidik keturunan sesuai fase perkembangannya, sehingga hal ini dapat
mencapai tujuan untuk mencetak generasi yang berkwalitas di lingkungan dan
kehidupan dimasa mendatang.
Hal ini didukung juga oleh (Hyoscyamina, 2011)
yang mengatakan bahwa keluarga pada dasarnya dalam forum pertama untuk
memberikan pendidikan kepada anggota keluarganya. Pendidikan pertama dan yang
paling utama bagi anak yang berawal sejak anak berada pada Kawasan lingkungan
keluarga, yang secara khusus banyak didominasi oleh peran seorang ibu.
Menurut Fuad
Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga merupakan pengalaman
pertama bagi anak-anak. (Ihsan 2001:18) sehingga pendidikan didalam lingkungan
keluarga dapat menjamin tingkat emosional sebuah anak untuk bisa tumbuh dan
berkembang didalalam lingkungannya. Dari hal itulah yang akan menumbuhkan dalam
diri anak sikap tolong-menolong, tenggang rasa untuk mewujudkan sebuah keluarga
yang damai dan sejahtera.
Pada sebuah
pembelajaran yang dilaksanakan anak dan orang tua di lingkungan keluarga merupakan
upaya untuk memperkuat jalinan kekeluargaan antara anak dan orang tua. karena
Peran orang tua itu sendiri merupakan sebuah tanggung jawab selaku motivator
utama pada anak. Dalam pembelajaran anak yang terjadi dilingkungan keluarga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu pada anak, maka dari itu orang tua tentu menjadi sosok
pengajar serta pendidik yang mampu memberikan memotivasi pada anak dirumah.
Dalam memberikan kegiatan anak dilingkungan
keluarga, orang tua sangat berperan penting sebagai pendidik utama, maka
kegiatan yang diberikan pada anak harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangannya. Jadi, bagi orang tua berkolaborasi dengan guru sekolah sangat
dibutuhkan dalam memberikan kegiatan pembelajaran, sedangkan status orang tua sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran dirumah.
Orang tua
sebagai guru yakni memiliki tugas mendidik dan memberikan pengajaran kepada
anak-anaknya. Maka dari itu orang tua diharuskan untuk bersikap lebih sabar
dalam membimbing serta memberikan pengajaran kepada anak sebagaimana tugas guru
di sekolah. sehingga antara guru sekolah dan orang tua dapat saling melengkapi
dan sangat membantu menyelesaikan berbagai masalah atau kesulitan yang dinaungi
anak baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan rumah.
Seperti yang
diungkapkan oleh Zahrok, S, dan Suarmini, 2018. Bahwa Keluarga Berperan penting
dalam menanamkan kebiasaan dan pola tingkah laku, serta menanamkan nilai,
agama, dan moral sesuai dengan usia dan kultur di keluarganya. Dalam wahana
keluarga, orang tua terutama ayah sebagai kepala keluarga dengan bantuan
keluarganya harus mampu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebuah
keluarga. (Ki Hajar Dewantara, 1961: 250)
Berati hal diatas dapat di aktualisasikan
seperti memberikan bimbingan, sebuah ajakan, pemberian contoh kepada anak,
kadang panismen atau sanksi yang khas dalam sebuah keluarga juga sangat
dibutuhkan, yakni dalam hal kerumah tanggaan, pelajaran, keagamaan maupun
panismen kemasyarakatan yang lain.
Menurut Ki
Hajar Dewantara sebuah keluarga merupakan suatu kumpulan individu yang memiliki
rasa pengabdian tanpa pamrih, demi kepentingan semua individu yang bernaung
didalam lingkungan keluarga. Maka dari itu, begitu pentingnya keluarga pada
kehidupan manusia bagi individu maupun sekelompok orang. Keluarga
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. (Selo Soemardjan: 1962)
Jadi, dalam
sebuah keluarga harus berusaha menyediakan kebutuhan anak baik secara biologis
maupun psikologis, serta memberikan perawatan dan mendidiknya. Karena yang
diharapkan Keluarga anak mampu menghasilkan insan yang tumbuh menjadi pribadi
yang berdedikasi sesuai apa yang telah diberikan guru ke anak, serta mampu
hidup dimasyarakat kelak serta bisa menerima dan mewarisi nilai kehidupan dan
kebudayaan yang telah diajarkan. Selain itu Keluarga bisa dikatakan sebagai
kelompok inti dalam pendidikan, karena keluarga merupakan sebuah masyarakat
yang mempunyai pendidikan pertama yang bersifat alamiyah. Didalam lingkungan
ini anak dipersiapkan untuk menjalani fase-fase perkembangannya untuk bekal
ketika memasuki dunia masa depan serta seluruh isi
kebudayaan.
2.
Orang Tua dalam
Pendampingan Belajar.
Hamalik (dalam Haling, 2006:2) mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu perkembangan diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, belajar itu
perubahan-perubahan yang psikis. Sedangkan menurut Nasution Masnaini, 2003:5
dalam Tutik dan Daryanto, 2015 mengemukakan pengertian hakekat belajar: (1) belajar
adalah perubahan pengetahuan, dan (2) belajar adalah perubahan kelakuan berkat
pengalaman dan latihan.
Peran orangtua dalam belajar anak semakin
bertambah pada era covid-19 ini dimana peran orangtu harus memberi edukasi
kepada mengenai adanya pandemic covid-19 ini, selain itu orangtua juga h arus
menguasai teknologi guna menunjang pembelajaran daring bagi anaknya.(Pratidina, et.al 2020). Salah satu upaya orang tua dalam memberikan Pendidikan bagi anak
dalam keluarga di era digital seperti sekarang adalah dengan memberikan pendampingan
dalam penggunaan media teknologi bagi anak (Maulidia, 2020). Sedangkan menurut Qomaruddin, (2016) dalam Nirmala,
Pratidina et.al (2020) menyebutkan bahwa adapun faktor bimbingan orang tua
dalam belajar anak adalah :
1) Kesabaran
Orang tua harus memiliki
sikap sabar, orang tua tidak boleh memaksakan jalan pikirannya di berikan
kepada anak. Adanya pemaksaan kehendak ini justru membuat suasana menjadi
tegang sehingga suasana belajar tidak menyenangkan
2) Bijaksana
Orang tua harus
mempunyai sikap bijaksana dalam membimbing anak belajar, contohnya seperti
harus mengerti kemampuan yang dimiliki anak. Orang tua tidak boleh melakukan
tindakan kasar kepada anak,memaksakan kemapuan anak. Adanya tindakan ini justru
akan menyebabkan anak gelisah dan takut.
Aspek aspek
pendampingan pada anak pada saat proses belajar yaitu Menyediakan fasilitas
belajar untuk anak. Adapun fasilitas tersebut seperti penyediaan tempat
belajar, buku buku penunjang belajar, alat tulis,alat penunjang lain jika
dibutukan seperti gadget,laptop dan lain-lain. Faktor penyediaan dasilitas ini
adalah untuk memudahkan siswa (Prasetyo, 2018)
3. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. (Tutik & Daryanto,
2015: 38, 39) Robert F. Mager (1962) dalam Tutik & Daryanto, (2015)
mengemukakan bahwa Tujuan Pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau
yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu. Sedangkang Oemar Hamalik (2005) dalam Tutik dan Daryanto (2015) menyebutkan bahwa
tujuan pembelajaran
Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses untuk membantu anak agar bisa belajar
dengan baik dan kondusif. Proses
pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai suatu interaksi antara anak dan guru
untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku anak untuk bekal hidup dimasa
depanya.
Pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal, proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. pembelajaran biasanya juga menjadi
perhatian psikologi pendidikan. (Teguh : 2015, 33-35)
Dari hal diatas, jika disitu diterangkang bahwa
bersifat eksternal pasti ada internal juga. faktor internal yakni faktor psikis
dan faktor fisik. kedua faktor itu statusnya ada yang ditentukan oleh faktor
keturunan, faktor lingkungan, faktor keturunan. Sedangkan faktor eksternal yakni faktor sosial-ekonomi, factor lingkungan, Guru, program, metode
pelajaran, metode
mengajar, kurikulum, serta sarana dan prasarana.
a.
Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan
proses pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) huruf B
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 49 tahun 2014, disusun dan
disajikan dalam Rencana Pembelajaran. (Syafruddin & Adriyantoni :2016, 57)
Rencana
pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
(Syafruddin & Adriyantoni : 2016, 94)
Pada dasarnya
rencana pembelajaran perlu dikembangkan untuk menyampaikan beberapa komponen
pembelajaran, diantaranya: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil
belajar dan penilaian.
kompetensi dasar mempunyai fungsi untuk
mengembangkan potensi anak, materi standar mempunyai fungsi untuk memberikan
makna kepada kompetensi dasar, indikator hasil belajar mempunyai fungsi untuk
menunjukkan tingkat keberhasilan dalam pembentukan kompetensi anak, sedangkan
penilaian mempunyai fungsi untuk mengatur pembentukan kompetensi dan menentukan
tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi dasar belum terbentuk atau belum
tercapai.
Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan Sebagian dari
sub sistem pembelajaran yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan.
Hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran ialah pembahasan tujuan yang
disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Philip Combs
menjelaskan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan salah satu
penetapan yang memuat beberapa komponen pembelajaran yang sistematis, dimana
Analisis sistematis merupakan sebuah proses perkembangan pendidikan yang akan
mencapai tujuan pendidikan supaya agar lebih efektif, kondusif dan efisien
serta disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan anak, sekolah,
dan lingkungan (masyarakat).
Perencanaan program pembelajaran bisa
dikatakan hasil dari sebuah pemikiran, berupa keputusan yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya. Seperti yang dikatakan Oemar Hakim, ”bahwa perencanaan program
pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk
memperkirakan suatu proyeksi tentang sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran” (Dewi, Kurniawati: 2009)
Persiapan atau perencanaan merupakan tahap awal
yang akan dilalui guru pada setiap pembelajaran. (Dr. Buna’i S.Ag., M.Pd, Surabaya, CV Jakad
Media Publishing, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Agama Islam, 2019, Hal.
60). Jadi, dalam tahap ini pengajar harus mempersiapkan
segala maddahnya agar
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, kondusif dan efisien.
Maka dari itu, supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien
guru perlu memperhatikan beberapa diantaranya: tujuan pengajaran yang akan dicapai,
ruang lingkungan dan urutan bahan maddah yang diberikan, saranan dan fasilitas
Pendidikan yang dimiliki, jumlah anak yang akan mengikuti pelajaran, waktu jam
pelajaran yang ditetapkan, dan sumber bahan pengajaran yang bisa digunakan.
b.
Proses Pembelajaran
Proses menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) diartikan sebagai runtutan perubahan dalam perkembangan sesuatu hal.
Jadi pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Tutik &
Daryanto, 2015 : 139)
Yakni, melalui
pembelajaran anak bisa melakukan
proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan guru atau orang tua
dirumah. Dengan
demikian, unsur kesengajaan melalui proses perencanaan yang dibuat oleh guru
merupakan ciri paling utama dalam pembelajaran. Dalam upaya pembelajaran yang berekor pada beberapa guru
dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah yang teratur dan terarah serta sistematik, yakni secara lengkap dengan memperhatikan
beberapa aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran
merupakan kedua kegiatan yang
berproses dalam suatu sistem.
Proses pembelajaran menjadi alat mencapai
tujuan pendidikan. (Abdullah Idi.
2016: 39). berati proses ini selaku alat
pendidikan sedangkan kurikulum memiliki beberapa komponen
penunjang yang selalu berkaitan antara keduanya. dimana salah satu
komponen tersebut merupakan bagian dari komponen
proses belajar mengajar. Komponen inilah yang menjadikan penting dalam
suatu proses pembelajaran. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada anak.
Proses pembelajaran sendiri memiliki dua
dimensi. Pertama adalah aspek kegiatan siswa: apakah kegiatan yang dilakukan siswa
bersifat individual atau bersifat kelompok. Kedua aspek orientasi guru atas
kegiatan siswa: apakah difokuskan pada individu atau kelompok. (Jamil,
2016:66-68).
Sesuai dengan kedua dimensi diatas yang masing-masing memiliki dua kutub, disini kita mendapatkan empat model pelaksanaan dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan salah satu
komponen dari kurikulum pendidikan berbasis multikultural. (Abdullah Aly,
2011:138).
Ada 3 (tiga)
karakteristik kurikulum pendidikan yang berorientasi pada proses yakni yang diutarakan
oleh Mark K.
Smith,. Yaitu : pertama, kurikulum model
yang menempatkan ruang kelas sebagai tempat
berinteraksinya antara guru dengan anak secara edukatif dan
demokratis. Kedua,
kurikulum versi ini membutuhkan adanya setting dan lay-out ruang yang dinamis, agar selama proses komunikasi dan interaksi edukatif antara anak dapat berlangsung dengan mudah. Ketiga, kurikulum versi ini menjadikan anak sebagai subjek
dalam proses pembelajaran. Karena titik fokus berada pada proses interaksi, maka kurikulum model
ini menuntut adanya perubahan cara dari segi kegiatan
pengajaran kepada kegiatan pembelajaran.
c.
Orang Tua dalam
Menyikapi Hasil Pembelajaran Daring
Penilaian dalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah evaluation. Secara umum, pengertian
evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana
suatu kegiatan tertentu telah dicapai. (Amirono &
Daryanto, 2016:1). Budiarnawan et al., 2014; 6 dalam fitri, dkk 2021menjelaskan faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah budaya keluarga. Dimana dalam
pengasuhan anak, seorang anak akan memperoleh perkembangan yang sangat baik
apabila pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi dari setiap individu anak. Soraya, 2015: 8 dalam fitri, dkk 2021
menambahkan bahwa orang tua harus lebih teliti dalam menyikapi perannya kepada
anak dan harus menerapkan pola asuh yang baik dalam mengasuh anaknya karena
seorang anak adalah aset dalam keluarga yang harus dijaga, dibimbing dan
diarahkan agar kelak menjadi anak yang memiliki kepribadian luhur dan
perkembangan intelektual yang tinggi.
Kemudian dalam penjabaran ini evaluasi bisa dikatakan sebagai suatu proses yang sistematis guna menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan program tersebut dapat tercapai.
Suchman Menyimpulkan bahwa evaluasi
merupakan suatu proses penentu sebuah hasil yang dicapai dalam beberapa kegiatan yang direncanakan guna mendukung pencapaian suatu tujuan”. (Arikunto & Jabar, 2010: 1) Penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. (Syafruddin & Adriyantoni:2016, 127-128)
Dari
paparan diatas dapat ditarik benang merah yakni hal tersebut menjadi sebuah
informasi yang mempunyai makna dalam pengambilan keputusan. Sehingga Penilaian
yang diproses harus mempunyai asas dasar keadilan yang tinggi dengan maksud
bahwa anak diperlakukan sama sehingga anak merasa tidak dirugikan antara satu
dengan yang lainnya didalam penilaian. Sehingga penilaian tidak boleh
membedakan antara latar belakang anak baik dari segi budaya, bahasa, sosial
ekonomi Gender dan agama mereka.
Karena penilaian itu sendiri merupakan beberapa
bagian dari proses pendidikan dan pengajaran yang dapat memacu serta bisa
memberikan motivasi kepada anak supaya tetap lebih fokus untuk meraih tingkat
yang tinggi sesuai kadar kemampuannya masing-masing.
4. Pembelajaran
Daring
Perkembangan IT memiliki pengaruh sangat besar terhadap perubahan diberbagai bidang. (Gheytasi, Azizifar & Gowhary). Maksudnya diberbagai bidang itu ialah dibidang pendidikan anak. Ilmu Teknologi dapat menjadi manfaat pada
proses kegiatan belajar mengajar dimusim pandemic ini, dimana hal ini dapat
dikatakan sebagai pergantian pembelajaran dari cara konvensional ke cara
modernisasi sesuai perkembangan ilmu teknologi yang ada. Menurut (Gilang:2020)Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
dilakukan secara online menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jaringan
social. Belajar daring adalah metode belajar yang menggunakan metode interaktif
berbasis internet dan Learning Managemen Sistem (LMS). Seperti menggunakan
zoom, google meet dan lainnya.
Khusniyah dan Hakim, (2019:21) menyebutnya
bahwa ada beberapa hal penelitian yang menunjukkan bahwa adanya teknologi ini
dapat memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran anak serta
pendidikan. sehingga internet dapat disatu padukan menjadi sebuah alat yang
mempunyai guna dan fungsi untuk melengkapi aktivitas pembelajaran pada musim
pandemic ini.
Pembelajaran daring merupakan sistem
pembelajaran yang dilakukan guru dan anak dengan tidak
bertatap muka secara langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan
meskipun jarak jauh. (Sofyana dan Abdul, 2019:82) Pembelajaran
daring menurut Isman (2016) dalam Albert (2020) pembelajran daring merupakan
pembelajaran yang berlangsung didalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar
tidak bertatap muka secara langsung. Sedangkan menurut Meydawati, dkk (2019)
dalam Albert (2020) yaitu pembalajaran daring learning sendiri dapat dipahami
sebagai Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didik
dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan system
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya
yang diperlukan didalamnya.
Adanya platform yang dapat mendukung
proses pembelajaran daring bertujuan bahwa adanya pembelajaran daring yakni
dapat memberikan sebuah layanan pembelajaran serta pendidikan yang berkwalitas bagi anak dalam jaringan
online yang bersifat terbuka karena hal ini bisa menjangkau peminat ruang
belajar agar lebih banyak dan lebih luas lagi dari pada pembelajaran dilingkup
ruang kelas, ada beberapa aplikasi yang dapat membentuk aplikasi belajar
misalnya google form, whatsapp,
zoom meeting, web blog, edmodo dan
berbagai macam aplikasi yang lainnya. Menurut (Zulfitria dkk, 2020) bahwa Pembelajaran Daring dapat membawa
dampak positif bagi orang tua yaitu menjadikan pemahaman bagi orang tua tentang
apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan anak-anak mereka dalam memahami
materi yang diajarkan oleh guru dan menjadi ajang pendekatan antara orang tua
dan anak.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas
atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Dan menurut Sugiyono (2011), metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian ini lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Design dan jenis penelitian yang saya paparkan ini
mengarah pada suatu kajian fenomenologis dimana hal ini memiliki perhatian khusus terhadap fenomena
yang diteliti, fokus kegiatan subjek penelitian, mengupas
beberapa permasalahan, memberikan paparkan data,
memberikan analisis data, serta mendapatkan data dengan cara memberikan wawancara secara langsung.
B.
Tempat dan
Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah MI An-Najihah
Babussalam Madiun dan waktu penelitian
selama 2 bulan saat pandemi berlangsung.
C.
Data dan
Sumber Data
Objek penelitian adalah orang tua, siswa, wali
kelas. Subjek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak usia 7- 10 tahun
yakni siswa kelas 3 MI An-Najihah Babussalam yang berjumlah 57 anak.
D.
Kehadiran
Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti terlibat secara
langsung sebagai instrumen dalam penelitiannya. Peneliti terjun secara langsung
dalam proses pengumpulan data dan validasi datanya.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif serta teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa observasi lapangan, wawancara
mendalam terhadap fokus penelitian, dan dokumentasi.
F.
Keabsahan
data
Dalam uji keabsahan data sangat dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Hal ini mempunyai tujuan
untuk mendapatkan suatu pememeriksaan sekaligus dapat menguji keabsahan data
pada hasil penelitian. (Sofyana dan Abdul, 2019:82), Kemudian, teknik uji yang
digunakan dalam penelitian ini guna mendapatkan keabsahan data yang peneliti
ialah dengan triangulasi dimana Triangulasi
merupakan sebuah teknik yang memiliki focus pada pemeriksaan keabsahan suatu
data dengan memanfaatkan faktor lain dari data tersebut untuk keperluan
perbandingan dan pengecekan. Ada tiga jenis macam Triangulasi yang
akan dipakai didalam penelitian ini, yakni:
a.
Triangulasi
sumber, yakni melakukan perbandingan dan pengecekan ulang derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi
sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh
dari beberapa sumber di atas, tidak akan digeneralisir sebagaimana penelitian
kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana saja pandangan yang
sama, mana yang berbeda, dan mana saja yang spesifik dari berbagai sumber di
atas. Data yang sudah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan kesimpulan dimana kesimpulan ini selanjutnya akan dimintakan
kesepakatan (member check) dengan melihat beberapa sumber
tersebut. (Sofyana dan
Abdul, 2019:82)
b. Teori triangulasi yaitu proses analisis data dengan menyatukan beberapa fakta di lapangan terhadap beberapa teori yang terkait
dan mempunyai korelasi.
c. Teknik triangulasi mempunyai fungsi untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data pada satu sumber dengan teknik yang berbeda.
G.
Teknik
analisis data
Teknik analisis
data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah
peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data menurut Bogdan dalam
Sugiyono yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga
dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain(
Sugiyono, 2009). Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis
berdasarkan data yang diperoleh.
Menurut Miles
& Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya
adalah sebagai berikut:
1.
Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung
terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif
berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu
penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka
konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan
pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur
tema, membuat gugusgugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi
data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan
akhir lengkap tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi
data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif
dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni:
melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala
dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi
tindakan ini tidak selalu bijaksana.
2.
Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang
meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang
guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang
sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar atau kah
terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Setelah peneliti melakukan reduksi data, maka
Langkah selanjutnya adalah menyajikan data tentang peran orang tua dalam
pendampingan pembelajaran daring di jenjang Madrasah Ibtidaiyah di MI
An-Najihah Babussalam.
3.
Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian
dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta
tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul
dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya,
yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada
waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Secara skematis proses analisis data
menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat
pada bagan berikut:
Table 1.1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Kondisi Sekolah MI An-Najihah Babussalam Madiun
a)
Letak Geografis
Letak geografis MI An-Najihah Babussalam berada di dusun Kerjo desa Mojorejo
kecamatan Kebonsari kabupaten Madiun. Adapun batas-batas wilayah dari MI An-Najihah Babussalamadalah sebagai berikut:
-
Sebelah Barat :
berbatasan dengan rumah
Alm. Bpk.KH.
Mansyur
-
Sebelah Timur : berbatasan dengan jalan alternatif
Magetan Ponorogo
-
Sebelah Utara : berbatasan dengan
rumah Bpk.Harjo
-
Sebelah Selatan : berbatasan dengan sawah milik podok
sendiri
b) Sejarah Berdirinya MI An-Najihah Babussalam
MI An-Najihah Babussalam adalah suatu yayasan
yang dinaungi Pondok Modern
Babussalam sendiri. MI
An-Najihah Babussalam adalah wujud kemajuan tahun
kedelapan Pondok Modern Babussalam yang berdiri pada 29 Juni 1986. Atau tepatnya MI An-Najihah Babussalam didirikan pada tahun 1992 oleh Pimpinan Pondok (Alm) KH. Hadi Martoyo, BA. Beliau adalah
alumni Gontor yang becita-cita gigih
membangun pondok ditempat tinggalnya dengan tekad dan keyakinan yang kuat kepada Allah. Dengan kemajuan
dari tahun-ketahun berdirinya MI An-Najihah Babussalam
direspon baik oleh masyarakat kala itu, terbukti
banyaknya pendaftar yang mendaftarkannya di MI Babussalam. Selain MI, Pondok Modern
Babussalam juga melaksanakan jenjang pendidikan TK, MTs dan
MA. Para pengajar di MI An-Najihah Babussalam pun kebanyakan dari alumni pondok Babussalam sendiri. Jadi,
kurikulum agamanya adalah kurikulum yang
telah di programkan oleh kementrian agama dipadukan dengan kurikulum pesantren (KMI). Berdirinya MI An-Najihah
Babussalam dilatar belakangi oleh Visi, Misi
dan Tujuan Sekolah MI An-Najihah
Babussalam.
2)
Visi
MI An-Najihah Babussalam sebagai lembaga pendidikan mengemban amanat untuk
mencapai dan mendukung Visi dan Misi Pendidikan Nasional serta pendidikan di daerah masing – masing. Oleh karena itu MI
An-Najihah Babussalam perlu
memiliki Visi dan Misi Madrasah yang dapat dijadikan arah kebijakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Berdasarkan Visi Pemerintah Kabupaten
Madiun serta mengacu pada Visi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun
” WADAH KADERISASI UMMAT ”
3) Misi
-
Menumbuh kembangkan
sikap dan amaliah keagamaan
Islam.
-
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
-
Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah baik dalam
prestasi akademik maupun
non akademik.
-
Mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris untuk anak- anak.
-
Membantu dan memfasilitasi setia siswa untuk mengenali dan mengembangkan potensi
dirinya (khususnya seni dan olahraga), sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.
-
Menetapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga Madrasah
dan Komite Madrasah.
-
Menumbuhkembangkan kader bangsa yang bermoral.
-
Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian dan ukhuwah islamiyah.
4) Tujuan
Selama satu tahun pembelajaran Madrasah
dapat :
a.
Mengembangkan KTSP dengan dilengkapi Silabus tiap mata pelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar
Kegiatan Siswa dan Sistem Penilaian.
b.
Mengembangkan Silabus muatan lokal dengan dilengkapi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa dan Sistem Penilaian.
c.
Mengembangkan program pengembangan diri beserta jadwal pelaksanaannya.
d.
Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan nonkonvensional diantaranya CTL, Direct Instruction, Cooperative Learning, dan problem
Base Instruction.
e.
Mengikutsertakan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan dalam pelatihan
peningkatan profesionalitas melalui kegiatan KKG, MGMP, PTBK,PTK, lomba-lomba, Seminar, Workshop, Kursus Mandiri, Deman Driven dan kegiatan lain yang menunjang profesionalisme.
f.
Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
kegiatan pembelajaran (ruang, media, perpustakaan, media
pembelajaran Matematika, SAINS dan
IPS dan laboratorium ketrampilan) serta sarana penunjang berupa tempat ibadah, kebun madrasah, tempat parkir, kantin madrasah, lapangan olah raga dan WC
madrasah dengan mengedepankan skala prioritas.
g.
Melaksanakan Manajemen Berbasis
Madrasah dan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah secara demokratis, akuntabel dan terbuka.
h.
Menggalang pembiayaan pendidikan secara adil dan demokratis dan memanfaatkan secara terencana serta dipertanggungjawabkan secara jujur, transparan dan memenuhi akuntabilitas
publik.
i.
Mengoptimalkan pelaksanaan penilaian otentik secara berkelanjutan.
j.
Mengoptimalkan pelaksanaan program
remedi dan pengayaan.
k.
Membekali komunitas madrasah
agar dapat mengimplementasikan ajaran agama melalui kegiatan shalat
berjamaah, mabit, baca tulis Al- Qur’an, hafalan
surat - surat pendek/ Al- Qur’an dan pengajian keagamaan.
l.
Membentuk kelompok kegiatan
bidang ekstrakurikuler yang bertaraf lokal,
regional maupun nasional.
m. Mengikutsertakan
siswa dalam kegiatan Porseni tingkat kabupaten atau jenjang berikutnya.
n.
Memiliki Gudep Pramuka yang dapat berperan serta secara aktif dalam Jambore
Daerah, serta even kepramukaan lainnya.
o.
Memiliki tim olah raga yang dapat bersaing pada tingkat kabupaten
atau jenjang berikutnya.
p.
Menanamkan sikap santun, berbudi pekerti luhur dan berbudaya,
budaya hidup sehat, cinta kebersihan, cinta kelestarian lingkungan dengan dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
q.
Dapat menggunakan bahasa arab dan inggris dalam kehidupan sehari- hari.
r.
Memiliki sikap sopan, santun, ramah dan menghargai sesama teman maupun
guru.
2. Struktur Organisasi MI An-Najihah Babussalam
Struktur organisasi dalam suatu lembaga sangat
penting keberadaannya. Hal ini karena dengan adanya struktur
organisasi akan mempermudah pelaksanaan program yang telah direncanakan, juga untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas antar personil sekolah,
sehingga tugas yang dibebankan kepada
masing-masing personil dapat berjalan dengan lancar serta mekanisme kerja dapat diketahui
dengan mudah. Agar dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
tersebut berjalan dengan baik dan lancar, dibentuklah suatu organisasi sekolah
sebagai motor penggerak
keseluruhan penyelenggara sekolah.
Adapun struktur organisasi di MI An-Najihah
Babussalam Madiun tahun pelajaran 2020-2021 adalah
sebagai berikut:
Pelindung : Bapak
Pimpinan Pondok Modern
Babussalam
Kepala Madasah : Ustadz Arif Fatqur rohman, S.H.I, M.Pd
Wakil Kepala
Madrasah : Ustadz Andri Kurniawan,
S.Pd.I
Sekretaris : Ustdzah
Atik Sriwahyuni, S.Pd.I
Bendahara
1. Jariyah : Ustdzah
Nur Azizah, S.Pd.I
2. BOS : Ustdzah
Evi Ariani, S.Pd.I
: Ustdzah
Larassati
3. Kegiatan : Ustdzah
Nur Munziatur R., S.Pd.I
4. Transportasi : UstdzahYayun SM, S.Pd.I
5. Kesiswaan : Ustadz A K Munassirin
: Ustdzah
Sumbulatin
Pengajaran &Tim
Jadwal : Ustdzah Indah Puspitasari, S.Pd
:
Ustdzah Mutmainah Asri, S.Pd.I
: Ustadz
Dardiri Wajdi Ali, SE
Kegiatan : Ustdzah Srihayu, S.Sy, M.Pd.I
: Ustdzah
Nunung Prasetyawan, S.Pd
Kantin : Ustdzah
Sunarti, S.Ag
Kesehatan : Ustdzah Etik Armitasari, S.Pd
: Ustdzah
Dwi Lestari, S.Pd
: Ustdzah Wahdatin Nafsiyah
: Ustdzah
Marsini,S.Pd.I
Komputer : Ustadz
Agung Eka Ramadhana
Koordinator Ummi : Ustdzah
Nur Indah Ayu, S.Pd
: Ustdzah
Sunarti, S.Ag
: Ustadz Ali Muhsin, S.Pd.I
3. Keadaan Guru MI
An-Najihah Babussalam
Tenaga pendidik di MI An-Najihah Babussalam adalah tenaga pendidik yang profesional dan memiliki kualifikasi sebagai
berikut :
-
Sarjana S1 dan S2 yang lulus seleksi
kompetensi dan komitmen.
-
Pengajar yang pendidik dan terampil dibidangnya.
4. Keadaan Peserta Didik MI An-Najihah Babussalam
Dengan jumlah seluruh siswa di MI An-Najihah
Babussalam berjumlah 257 yang terdiri
dari 127 siswa dan 130 siswi. Keadaan siswa MI An-Najihah Babussalam Tahun Pelajaran 2020/2021.
Tabel 2.1
|
Kelas |
Jumlah siswa |
|
I |
36 |
|
II |
49 |
|
III |
46 |
|
IV |
51 |
|
V |
31 |
|
VI |
40 |
|
Jumlah |
257 |
5. Keadaan Sarana
Dan Prasarana MI An-Najihah Babussalam Madiun
Sarana pendidikan bagi guru adalah sebagai peralatan
atau alat yang digunakan
untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran kepada murid atau siswa, sedangkan sarana pendidikan bagi
siswa adalah sebagai peralatan atau alat untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan siswa untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan, adapun sarana dan prasarana MI An-Najihah babussalam meliputi: ruang kelas, ruang perpustakaan,
ruang komputer, masjid, transportasi, lab komputer, meja, kursi, papan tulis dan sebagainya.
Sarana dan
Prasarana MI An-Najihah Babussalam
Tabel 3.1
|
NO |
FASILITAS |
JUMLAH |
KETERANGAN |
|
1 |
Kantor pendidik |
1 |
Baik |
|
2 |
Meja pendidik |
20 |
Baik |
|
3 |
Ruang kelas |
13 |
Baik |
|
4 |
Meja murid |
129 |
Baik |
|
6 |
Kantor kepala Sekolah |
1 |
Baik |
|
7 |
Papan tulis |
13 |
Baik |
|
8 |
Perpustakaan |
1 |
Baik |
|
9 |
UKS |
1 |
Baik |
|
10 |
Lab Bahasa |
1 |
Baik |
|
11 |
Masjid |
1 |
Baik |
|
12 |
Lapangan olahraga |
2 |
Baik |
|
13 |
LCD |
2 |
Baik |
|
14 |
Gudang |
1 |
Baik |
|
15 |
Tempat parkir |
3 |
Baik |
|
16 |
KM/WC |
7 |
Baik |
|
17 |
Peralatan drumband |
1 set |
Baik |
|
18 |
Kostum drum
band |
1set |
Baik |
|
19 |
Printer& scaner |
2 |
Baik |
|
20 |
Transportasi Antar Jemput |
2 |
Baik |
|
21 |
Computer |
30 |
Baik |
6. Kegiatan Khusus
di MI An-Najihah Babussalam
MI An-Najihah Babussalam memiliki kegiatan program
penunjang pembelajaran baik akademik maupun Non akademik. Dan bertujuan untuk
melengkapi pemahaman siswa tentang materi pembelajaran sekaligus
membentuk karakter siswa. Program tersebut meliputi
-
Solat Dhuha setiap
senin dan kamis dan kultum Dhuha
-
Hafalan Juz Amma dan Asmaul Husna setiap pagi
-
Bina Infaq setiap
senin dan kamis
-
Keceriaan pondok ramadhan
dan idul adha
-
Character bilding program (program pembangunan karakter)
-
Parenting skill training
-
Learning motivation learning
-
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
-
Indahnya pesona kreativitas siswa
-
Mabit malam minggu
-
Arabic and English Conversation
-
Baca Al-Qur’an Metode Ummi
B.
Penyajian
Data
Dari hasil
penelitian dilapangan dapat disajikan dengan deskripsi yang menggambarkan
temuan yang diperoleh, diantaranya:
1. Deskripsi data tentang Peran Orang Tua dalam Persiapan Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya atau
pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan peserta didik. Maka secara
lengkap pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: “pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Tutik &
Daryanto, 2015: 38).
Terlebih lagi pada saat pandemi seperti ini
semua komponen madrasah harus WFH (Work From Home) yang masyarakat
menyebutnya dengan pembelajaran Daring (dalam jaringan).
Maka dari itu, sebelum memulai suatu
pembelajaran daring perlu adanya persiapan yang matang dan sempurna dari
seorang guru maupun siswa serta orang tua yang berada dirumah. Dan demikian
akan kami ambil beberapa sampel dilapangan dan sengaja tidak kami review secara
keseluruhan hasil lapangan karena terhentikan dengan keadaan wabah Covid 19 saat
ini sehingga tidak bisa untuk memasuki Kawasan tertentu. Sebagaimana yang di
ungkapkan Ibu Sunarti Selaku wali murid kelas 3 MI An-Najihah Babussalam
Madiun, Mengungkapkan:
“Alhamdulillah saya jarang membantu
anak dalam mempersiapkannya, karna anak saya sudah tau kegiatan rutinitasnya
sendiri, kadang saya cuman mengingatkan saja. Dengan begini saya tetap bisa
focus dalam kegiatan rumah tangga lainnya, karna anak saya sudah saya biasakan
sejak kecil untuk mandiri dalam hal apapun, kecuali yang dia belum pernah tau
saya arahkan terlebih dahulu setelahnya dia sendiri yang melanjutkannya”.[1]
Sedangkan menurut ibu Binti Selaku
wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan beberapa paparannya
sebagai berikut:
“Biasanya saya membantu anak saya merekap
halaman berapa dan tugas yang akan dikerjakan pada hari tersebut, lalu anak
saya yang melanjutkan mengerjakan tugasnya. Karena anak saya jika tidak dibantu
mengawali suatu kegiatan dia belum agak peka dan cekatan, mungkin anak saya
beda dengan yang lainnya. Karena dengan hal ini saya tetap mengarahkan anak
saya supaya bisa mandiri supaya bisa setara bahkan bisa lebih dari teman
lainnya”.[2]
Kemudian menurut Bpk. Muhsin
Selaku wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan beberapa
paparannya sebagai berikut:
“Selama pembelajaran daring ini saya jarang
membantu anak saya dalam mempersiapkan kebutuhannya, jadi saya langsung
memfasilitasi anak saya dengan HP sendiri dan dia sendiri yang melihat
informasi pembelajaran setiap harinya. Saya hanya menanyainya
sesekali saja. Harapan saya dengan awal seperti ini anak saya bisa
lebih mandiri dan paham akan kebutuhannya sendiri. karna jika anak lama
dituntun akan bahaya juga diperkembangan pikirannya untuk melangkah menuju
hal-hal positif lainnya”.[3]
Dan Lain kata lagi dalam ungkapan
ibu Sri wahyuni Selaku wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, beliau
mengungkapkan beberapa paparannya sebagai berikut:
“Pada
pembelajaran daring selama pandemi ini saya tidak pernah membantu dalam
mempersiapkannya, karena saya selalu berangkat kerja sebelum anak bangun dan
Ketika sudah pulang anak sudah waktunya istirahat dan kadang anak sudah
bermanin, mungkin saya bisa mengontrolnya Ketika malam hari
setelah mengetahui hasil nilai tugas yang dikirim guru seusai dikerjakan anak paginya. Disitu saya baru bisa mengarahkan anak
jika anak mendapatkan nilai baik atau buruk. Jika anak saya mendapatkan nilai
baik saya selalu memotifasinya untuk tetap dipertahankan nilainya dan kalau
bisa ditambah itu lebih baik sedangkan jika nilai anak itu banyak coretannya
maka motifasi saya supaya anak selalu menambah lebih giat lagi belajarnya
dengan lebih aktif lagi tanya ke guru, teman kelas atau bisa ke google, karena
saya menyadari saya seorang pedagang sayur yang berangkat pagi sehingga dalam
proses daring saya belum bisa mengarahkan dan memantaunya, Jadi begitu bu guru”.[4]
2. Deskripsi data tentang Peran Orang Tua dalam Proses Pendampingan
Pembelajaran
daring di
MI An-Najihah Babussalam Madiun
Proses menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai runtutan perubahan dalam
perkembangan sesuatu hal. Jadi pengertian proses pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar
sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian,
unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama
pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan
secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah langkah teratur dan terarah
secara sistematik. Yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka
konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam
suatu system (Tutik & Daryanto, 2015 : 139)
Menyikapi
proses pembelajaran anak-anak disaat daring berikut penulis menuangkan paparan
asli dari Wali kelas 3 Ustadzah Marsini, Beliau memaparkan sebagai berikut:
Tidak dapat dipungkiri bahwa lamanya pemberlakuan
pembelajaran secara daring ini menyebabkan kebosanan bahkan hingga menimbulkan
kemalasan untuk siswa dalam belajar. Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut
kami beberapa kali mengadakan beberapa kompetisi antar siswa dalam kelas yang
dilaksanakan secara virtual untuk semua kelas sebagai contoh kita laksanakan
ujian hafalan surat pendek secara online, senandung syair secara online dan
lain sebagainya dengan harapan dan tujuan untuk menggali Kembali jiwa kompetisi
dan kesemangatan siswa.
Kemudian, Ada dari beberapa siswa yang
terkendala fasilitas karena tidak memiliki handphone, ada yang terkendala
kurang bimbingan orang tua di rumah saat mengerjakan tugas daring yang
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya anak yang ternyata hanya tinggal dengan
kakek neneknya, adapula karena orang tuanya seorang pekerja karyawan sehingga
hanya bisa memberi bimbingan diwaktu sore atau malam. Untuk siswa yang
terkendala fasilitas kami mencoba mencarikan teman yang memang rumahnya dekat
dengan siswa tersebut sehingga dalam pembelajaran daring dia tetap dapat
mengerjakan tugas dan mengetahui segala informasi yang diberikan oleh sekolah.
Untuk siswa yang tinggal Bersama kakek atau neneknya kami juga menawarkan untuk
memberikan les privat beberapa hari sekali di sekolah, untuk orang tua yang
pekerja kami beri kesempatan untuk mengirimkan tugasnya di sore atau malam
hari.[5]
Sedangkan menurut ibu Binti Selaku
wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan beberapa paparannya
sebagai berikut:
Saya selalu mengamati dan membimbingnya
setiap hari, sehingga anak selalu dalam pengawasan jika
anak tidak dikasih pengawasan anak akan salah menggunakan hp yang
ujung-ujungnya main game dan tidak akan segera
tuntas dalam mengerjakan tugas daring dari guru, jadi harapannya anak supaya
lebih kondusif atau sempurna.
Sikap bu
binti diatas seperti yang diutarakan oleh Husaini Usman Bahwa Pengawasan adalah
proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan untuk Tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut [6]
Jadi, dalam
proses pembelajaran daring ibu binti selalu memantau dan membimbing anaknya
karena anak ibu binti masih butuh tuntunan dalam hal pembelajaran sehingga ibu
binti harus lebih ekstra lagi dalam membimbing serta mendidik anaknya dalam
pembelajaran daring ini. Kemudian ada lagi ungkapan dari bpk Muhsin selaku
wali murid juga, beliau memaparkan sebagai berikut:
Dalam hal ini saya jarang mengamati dan
membimbingnya. Saya mendidik anak saya
supaya belajar mandiri dalam segala hal, baik KBM atau aktifitas harian
lainnya.[7]
Dari yang telah
diutarakan oleh bapak muhsin maka dorongan utama beliau dalam membimbing
anaknya adalah untuk melatih kemandirian. Sehingga kemandirian belajar memiliki pengaruh yang positif dalam suatu
pembelajaran. Kemandirian belajar juga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman,
motivasi, penalaran, dan hasil belajar peserta didik. Menyadari akan pentingnya
kemampuan kemandirian belajar dalam suatu pembelajaran. Hendaknya kemampuan
kemandirian belajar ini menjadi suatu hal yang semestinya perlu diperhatikan
dan ditingkatkan (Aan & Fitriasa, 2021)
3. Deskripsi data tentang Peran Orang Tua dalam Menyikapi
Hasil Penilaian Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah
Babussalam Madiun
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Penilaian yang
dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi maksudnya, peserta didik
diperlukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta
didik yang dinilai. selain itu penilaian tidak membedakan latar belakang sosial
ekonomi, budaya, bahasa, Gender dan agama. penilaian juga merupakan bagian dari
proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih
berprestasi meraih tingkat yang setinggi tingginya sesuai kemampuannya.
(Syafruddin & Adriyantoni : 2016, 127-128)
Hal ini diungkapkan ibu binti dalam menyikapi
anaknya selama pembelajaran daring, karena ungkapan ibu binti ini mewakili dari
beberapa ungkapan wali murid lainnya. Diantaranya sebagai berikut:
Biasanya saya
meminta anak untuk lebih teliti Kembali dalam mengerjakan tugasnya selain itu
tidak terlepas saya untuk memotivasinya supaya anak lebih giat dan mampu untuk
meningkatkan prestasi nilai dengan semampunya. Jadi pada intinya tetap memberikan
bimbingan dan arahan supaya anak bisa menjadi lebih baik dan lebih korektif
dalam mengerjakan tugas apapun.[8]
Jadi, dalam penilaian
pembelajaran poin terpentingnya adalah motivasi. Karena Motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi
motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di
dalam diri seseorang. Lingkungan merupakan salah faktor dari luar
yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang untuk belajar (Amna :
2017)
C.
Pembahasan
Dan Hasil Temuan
Setelah
peneliti mengumpulkan data terkait Peran dan Fungsi Orang Tua dalam persiapan,
proses dan orang tua dalam menyikapi hasil penilaian Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam
Madiun, maka Langkah selanjutnya adalah melakukan Analisa data-data tersebut.
Mengingat bahwa data yang terkumpul bersifat kualitatif maka dalam analisinya
dilakukan menggunakan deskriptif.
Dalam bab ini
penulis akan menganalisis hasil penelitian, sehingga dapat diperoleh informasi
berdasarkan realita dilapangan. Adapun yang dianalisis dalam penelitian ini
meliputi:
1. Persiapan Pembelajaran daring di MI An-Najihah
Babussalam Madiun
Persiapan atau
perencanaan merupakan tahap awal yang akan dilalui guru pada setiap
pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Agar pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memperhatikan beberapa
yaitu: tujuan pengajaran yang hendak dicapai, ruang lingkungan dan urutan bahan
yang diberikan, saranan dan fasilitas Pendidikan yang dimiliki, jumlah anak
didik yang akan mengikuti pelajaran, waktu jam pelajaran yang tersedia, dan
sumber bahan pengajaran yang bisa digunakan.[9]
Pembelajaran
merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar
tumbuh dan berkembang secara optimal, proses pembelajaran bersifat eksternal
yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. pembelajaran biasanya
juga menjadi perhatian psikologi pendidikan. ada dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang sedang belajar, dan faktor yang berasal dari luar diri individu. faktor
yang terdapat didalam individu dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor
psikis dan faktor fisik. kedua faktor tersebut keberadaanya adaa yang
ditentukan oleh faktor keturunan, faktor lingkungan, dan ada pula yang
ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. sementara itu, faktor yang
berasal dari luar individu dikelompokkan menjadi faktor lingkungan alam,
sosial-ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum, program, metode pelajaran,
serta sarana dan prasarana. (Teguh :
2015, 33-35)
Maka dari itu, sebelum memulai suatu
pembelajaran daring perlu adanya persiapan yang matang dan sempurna dari
seorang guru maupun siswa serta orang tua yang berada dirumah. Sebagaimana yang
di ungkapkan Ibu Sunarti Selaku wali murid kelas 3 MI An-Najihah Babussalam
Madiun sebagai berikut:
Alhamdulillah saya jarang membantu anak dalam
mempersiapkannya, karna anak saya sudah tau kegiatan rutinitasnya sendiri,
kadang saya cuman mengingatkan saja. Dengan begini saya tetap bisa focus dalam
kegiatan rumah tangga lainnya, karna anak saya sudah saya biasakan sejak kecil
untuk mandiri dalam hal apapun, kecuali yang dia belum pernah tau saya arahkan
terlebih dahulu setelahnya dia sendiri yang melanjutkannya.
Sedangkan menurut ibu Binti Selaku
wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan sebagai berikut:
Biasanya saya membantu anak saya merekap
halaman berapa dan tugas yang akan dikerjakan pada hari tersebut, lalu anak
saya yang melanjutkan mengerjakan tugasnya. Karena anak saya jika tidak dibantu
mengawali suatu kegiatan dia belum agak peka dan cekatan, mungkin anak saya
beda dengan yang lainnya. Karena dengan hal ini saya tetap mengarahkan anak
saya supaya bisa mandiri supaya bisa setara bahkan bisa lebih dari teman
lainnya.
Kemudian menurut Bpk. Muhsin Selaku
wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan sebagai berikut:
Selama pembelajaran daring ini saya jarang
membantu anak saya dalam mempersiapkan kebutuhannya, jadi saya langsung
memfasilitasi anak saya dengan HP sendiri dan dia sendiri yang melihat
informasi pembelajaran setiap harinya. Saya hanya
menanyainya sesekali saja. Harapan saya dengan awal seperti ini anak saya bisa
lebih mandiri dan paham akan kebutuhannya sendiri. karna jika anak lama
dituntun akan bahaya juga diperkembangan pikirannya untuk melangkah menuju
hal-hal positif lainnya.
Persiapan orang tua dalam
pembelajaran daring di MI An-Najihah
Babussalam Madiun sudah sangat baik dan maksimal, karena mereka mengetahui
bagaimana karakteristik anaknya. Dan sebagian besar orang tua cenderung fokus
pada tumbuhnya sikap kemandirian anak dalam belajar. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Rita & Arfatin (2016) bahwa kemandirian belajar adalah
kemampuan seseorang dalam mengatur semua aktivitas pribadi, kompetensi, dan
kecakapan secara mandiri berbekal kemampuan dasar yang dimiliki individu
tersebut, khususnya dalam proses pembelajaran.
Namun dalam proses ini peneliti
menemukan pernyataan yang memang berbeda dengan pernyataan wali murid yang
lain, yaitu pada pernyataan yang telah diutarakan oleh ibu binti karena dalam
persiapan pendampingan belajar anaknya, bliau sangat detil sekali mulai dari
hal-hal kecil seperti menyiapkan kebutuhan hingga pengecekan tugas apa yang
harus dikerjakan oleh anaknya. Dan setelah kami wawancara lebih mendalam
ternyata memang anak bu binti kurang cekatan dalam mempersiapkan keperluan
belajarnya, oleh karena itulah bu binti sangat detil sekali dalam membantu
anaknya.
2.
Proses Pembelajaran daring di MI
An-Najihah Babussalam Madiun
Proses menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai runtutan perubahan dalam
perkembangan sesuatu hal. Jadi pengertian proses pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar
sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian,
unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama
pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan
secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah langkah teratur dan terarah
secara sistematik. Yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka
konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam
suatu system (Tutik & Daryanto, 2015 : 139)
Menyikapi
proses pembelajaran anak-anak saat daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun Ustadzah
Marsini selaku wali kelas Tiga memaparkan sebagai berikut:
Tidak dapat dipungkiri bahwa lamanya
pemberlakuan pembelajaran secara daring ini menyebabkan kebosanan bahkan hingga
menimbulkan kemalasan untuk siswa dalam belajar. Dan untuk mengatasi
permasalahan tersebut kami beberapa kali mengadakan beberapa kompetisi antar
siswa dalam kelas yang dilaksanakan secara virtual untuk semua kelas sebagai
contoh kita laksanakan ujian hafalan surat pendek secara online, senandung
syair secara online dan lain sebagainya dengan harapan dan tujuan untuk
menggali Kembali jiwa kompetisi dan kesemangatan siswa.
Kemudian Ada dari beberapa siswa
yang terkendala fasilitas karena tidak memiliki handphone, ada yang terkendala
kurang bimbingan orang tua di rumah saat mengerjakan tugas daring yang
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya anak yang ternyata hanya tinggal
dengan kakek neneknya, adapula karena orang tuanya seorang pekerja karyawan
sehingga hanya bisa memberi bimbingan diwaktu sore atau malam. Untuk siswa yang
terkendala fasilitas kami mencoba mencarikan teman yang memang rumahnya dekat
dengan siswa tersebut sehingga dalam pembelajaran daring dia tetap dapat
mengerjakan tugas dan mengetahui segala informasi yang diberikan oleh sekolah.
Untuk siswa yang tinggal Bersama kakek atau neneknya kami juga menawarkan untuk
memberikan les privat beberapa hari sekali di sekolah, untuk orang tua yang
pekerja kami beri kesempatan untuk mengirimkan tugasnya di sore atau malam
hari.
Sedangkan menurut ibu Binti Selaku
wali murid MI An-Najihah Babussalam Madiun, Mengungkapkan sebagai berikut:
Saya selalu mengamati dan membimbingnya
setiap hari, sehingga anak selalu dalam pengawasan jika
anak tidak dikasih pengawasan anak akan salah menggunakan hp yang
ujung-ujungnya main game dan tidak akan segera
tuntas dalam mengerjakan tugas daring dari guru, jadi harapannya anak supaya lebih kondusif
atau sempurna.
Jadi, dalam
proses pembelajaran daring ibu binti selalu memantau dan membimbing anaknya
karena anak ibu binti masih butuh tuntunan dalam hal pembelajaran sehingga ibu
binti harus lebih ekstra lagi dalam membimbing serta mendidik anaknya dalam
pembelajaran daring ini. Kemudian ada lagi ungkapan dari bpk Muhsin selaku
wali murid juga, yakni sebagai berikut:
Dalam hal ini saya jarang mengamati dan
membimbingnya. Saya mendidik anak saya
supaya belajar mandiri dalam segala hal, baik KBM atau aktifitas harian
lainnya.
Peran orang tua dalam Proses
Pembelajaran Daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun telah terlaksana dengan
baik yakni dengan mengawasi anak disaat proses pembelajaran berlangsung seperti yang
diutarakan oleh Husaini Usman Bahwa Pengawasan adalah proses pemantauan,
penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
untuk Tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut[10]
3.
Penilaian Pembelajaran daring di
MI An-Najihah Babussalam Madiun
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Penilaian yang
dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi maksudnya, peserta didik
diperlukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta
didik yang dinilai. selain itu penilaian tidak membedakan latar belakang sosial
ekonomi, budaya, bahasa, Gender dan agama. penilaian juga merupakan bagian dari
proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih
berprestasi meraih tingkat yang setinggi tingginya sesuai kemampuannya. (Syafruddin
& Adriyantoni : 2016, 127-128)
Hal
ini diungkapkan ibu binti dalam menyikapi anaknya selama pembelajaran daring,
karena ungkapan ibu binti ini mewakili dari beberapa ungkapan wali murid
lainnya. Diantaranya sebagai berikut:
Biasanya saya
meminta anak untuk lebih teliti Kembali dalam mengerjakan tugasnya selain itu
tidak terlepas saya untuk memotivasinya supaya anak lebih giat dan mampu untuk
meningkatkan prestasi nilai dengan semampunya. Dalam penilaian pembelajaran ini atau Ketika
evaluasi pembelajaran saya melihat dari persiapan dan proses anak Ketika dalam
pembelajaran berlangsung tidak hanya hasil akhir saja yang dinilai, karena bisa
jadi Ketika proses mengerjakan anak meminta jawaban ke teman kelas melalui
whatsapp atau media yang lainnya. Jadi pada intinya tetap memberikan
bimbingan dan arahan supaya anak bisa menjadi lebih baik dan lebih korektif
dalam mengerjakan tugas apapun.
Penilaian orang tua
dalam
Pembelajaran Daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun sudah dilaksanakan
dengan baik yakni dengan memberikan motivasi dan bimbingan supaya lebih
korektif. Hal ini senada dengan Syafruddin dan Adriyantoni bahwa penilaian merupakan bagian dari proses pendidikan yang
dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih
tingkat prestasi yang setinggi tingginya sesuai kemampuannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan disusun berdasarkan pada fokus yang diajukan dalam penelitian, yaitu: 1) Persiapan Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun, 2) Proses Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun, 3) Penilaian Pendampingan Pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun
1.
Peran Orang tua
dalam Persiapan Pendampingan Pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun
Peran dan
Fungsi Orang Tua dalam persiapan pembelajaran daring di MI An-Najihah Babussalam
Madiun sudah mendekati taraf maksimal
terhadap anak-anak mereka. Dan dalam keadaan apapun orang tua pasti memiliki
tingkat kepekaan dan kasih sayang yang berbeda kepada anak-anaknya. Ada yang
selalu mendidiknya untuk mandiri dalam mempersiapkannya, ada yang selalu
dituntun dan ada juga yang selalu disiapkan oleh orang tua. Jadi setiap orang
mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam menyikapi anak saat persiapan
pembelajaran daring.
2.
Peran Orang tua
dalam Proses Pendampingan Pembelajaran daring di MI
An-Najihah Babussalam Madiun
Orang tua mempunyai peran penting dalam pendidikan anak karena sejatinya
lingkungan keluarga merupakan faktor terpenting dalam pekembangan anak. Dalam
pendidikan, orang tua memiliki kewajiban dalam mengawasi anaknya dalam belajar
yaitu untuk mengetahui apa yang dialami anak selama proses pembelajaran dari
awal sampai akhir dan Peran orang tua terhadap belajar anak semakin bertambah
pada Era Covid-19 ini, dimana peran orang tua harus memberi edukasi atau
pendidikan mengenai adanya pandemi Covid-19 ini, selain itu orangtua juga harus
menguasai teknologi guna menunjang pembelajaran daring bagi anaknya. Dalam hal ini peneliti menilai bahwa dalam proses
selama kegiatan pembelajaran dari berlangsung, Sebagian besar wali murid cenderung
menanamkan sikap kemandirian kepada anak dimana anak melakukan proses
pembelajaran dengan sendirinya. Namun demikian, ada beberapa alasan mengapa
orang tua mereka tidak selalu mendampingi anak mereka yaitu dikarenakan alasan
pekerjaan. Akan tetapi, peneliti juga menemui anak yang apabila tidak
didampingi oleh orang tuanya dia tidak belajar dengan baik.
3.
Peran Orang tua
dalam menyikapi hasil Penilaian Pendampingan Pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun
Penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis serta berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam mengambil keputusan, Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas
keadilan yang tinggi, penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan
yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih
tingkat yang setinggi tingginya sesuai kemampuannya. Dalam hal meyikapi hasil penilaian anak, Sebagian besar orang tua telah
banyak memaklumi apapun hasil yang didapat oleh anak. Hal ini mengingat bahwa
kurang efektifnya penyampaian materi dikala pembelajaran secara daring.
B. Implikasi
Berdasarkan
kesimpulan serta temuan pada peran dan fungsi orang tua dalam pembelajaran
daring di MI An-Najihah Babussalam Madiun mempunyai implikasi diantaranya
sebagai berikut:
1.
Kepada siswa
supaya mengikuti alur pembelajaran daring yang diberikan guru selama proses
pembelajaran berlangsung, karena jika anak tidak dapat berperan sesuai prosedur
pembelajaran daring maka akan menghambat siswa dalam mengerjakan materi yang
diberikan guru.
2.
Kepada orang
tua supaya memberikan bimbingan, Pendidikan, serta disiplin seperti halnya
disekolahan supaya anak tetap berada dalam prosedur pembelajaran daring. Jika
anak tidak dikasih bimbingan dan pengawasan selama proses pembelajaran pasti
anak tidak dapat belajar dengan kondusif.
3.
Terhadap guru
supaya lebih kreatif dan inovatif lagi terhadap pemberian materi daring
terhadap siswa dirumah, karna pada dasanya pemberian materi harus dengan
berbagai ragam pemberian supaya anak tidak mudah jenuh dan tetap semangat dalam
belajar meskipun tidak dengan tatap muka.
C.
Saran
1.
Untuk guru
supaya lebih mengupdate pembelajarannya secara modern, karena disaat pandemi
ini guru dituntut untuk sekreatif mungkin serta inovatif dalam mengajar melalui
media online baik penyampaian melalui whatshapp, google form, youtube, video,
dan lain sebagainya.
2.
Untuk orang tua
supaya bisa menguasai gadget serta fitur yang ada didalamnya, karena
penyampaian materi guru menggunakan beberapa fitur yang ada di handphone
sehingga jika orang tua kurang mahir dalam mengoprasikan gadget maka akan
menghambat dalam membimbing anak disaat proses pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Aan & Fitrisa, Systematic Literatur
Review: Kemandirian Belajar Siswa pada Pembelajaran Daring, Journal Of
Mathematics Education and Applied Volume 02, No 02, Mei 2021.
Aly Abdullah, Pdidikan Islam Multikultural di
Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Amna, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam
pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 05 No. 02, 2017.
Arikunto,
Suharsimi & Cepi safruddin Abd. Jabar, evaluasi program Pendidikan, pedoman
teoritis praktis bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
Cabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam.
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999.
Candra, A.N., Sofia2, A., & Anggraini,
G>F (2013). Gaya Pengasuhan Orang Tua Pada Anak Usia Dini. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9),1689-1699.
https://doi.org/10.1017/CB09781107415324.004
Dakir,
Dasar-dasar Psikologi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar , 2003.
Daryanto, Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21.
Gafa Media 2017.
Dewantara
Hajar , Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:
Taman Siswa, 1961.
Dewi,
Kurniawati Eni. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan
Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta : Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret, 2009.
Epstein,
J.L., & Becker, H.J. Teachers’ reported practices of parent involvement:
problems and possibilities. School, Family and Community Partnerships, Student
Economy Edition : Preparing Educators and Improving Schools, 83(2), 2018.
https://doi.org/10.4324/9780429493133
Fachmawati Tutik, Daryanto. Teori belajar dan
proses Pembelajaran yang mendidik. Gafa Media. Yogyakarta. 2015.
Gilang K,
Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19, Banyumas : Lutfi Gilang, 2020.
Hyoscyamina, D.E. Peran Keuarga dalam
Membangung Karakter Anak. Jurnal Psikologi, 10(2), 2011.
https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jpu.10.2.144-152
Kusniyah & Hakim, L (Efektifitas
Pembelajaran Berbasis Daring: Sebuah Bukti dalam buku Bahasa Inggris). Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
Vol.17 No.1 2019.
Lestari,
S. Psikologi keluarga :penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga.
(2nd ed.) Kencana, 2012.
Milles dan
Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992.
Nirmala,
Pratidina Okta, Veneshia Auralia Medida, and Vivin Aslika Widianti. "Peran
orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring." Seminar Nasional
Pendidikan IPS. Vol. 1. No. 1. 2020.
Nurdin Syafruddin, Adriyantoni. Kurikulum dan
Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta, 2016.
Purwanto, M.
Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995.
Puspitawati,
H. Konsep dan Teori Keluarga. Gender dan Keluarga, 4 (Zeitlin 1995), 2013.
https://doi.org/10.1249/01.mss.0000074580.79648.9d
Rita &
Arfatin, Pengaruh Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Matematika, Journal Formatif 6 (1), 2016.
Rusian,
Tabrani, Peran Orang Tua dalam Lingkungan keluarga. Toha Putra: Semarang, 2002.
Selo
Soemarjan, Sosiologi Suatu Pengantar,
Yogyakarta: Gajah Mada Press,
1962.
Sofyana & Abdul. Pembelajaran Daring
Kombinasi Berbasis Whatsapp pada Kelas Karyawan Prodi Informatika Universitas
PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan
Teknik Informatika. Volume 8 No.1. 2019.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, R&D. Bandung, Alfabeta, 2009.
Sugiyono,
Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009
Suprihatiningrum
Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 20016.
Triwiyanto Teguh. Manajemen Kurikulum dan
Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 2015.
Tutik Rahmawati, & Daryanto, Teori Belajar
dan Proses Pembelajaran yang Mendidik, Gava Media. Yogyakarta 2015
Zulfitria,
Zulfitria, Ansharullah Ansharullah, and Cindy Aprilia Pratami. "Pentingnya
Peran Orang Tua dalam Pendampingan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Covid-19." Prosiding Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ. Vol. 1. No. 1.
2020.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a.
Lampiran 1
Transkip
Wawancara dan Observasi
---------------------------------------------------------------------------------------------
-
Kode : 01/W/02-03/2021
-
Nama Informan :
Ustdzh. Marsini, S.Pd.I (Wali Kelas III
MI An-Najihah Babussalam Madiun)
-
Tanggal : 02 Maret 2021
-
Jam : 08.30 – 10.00 WIB
-
Disusun jam : 21.00 – 22.30 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Kantor MI An-Najihah Babussalam Madiun
-
Topik wawancara :
Peran Orang Tua dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring
di MI
An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Bagaimana antusias sekaligus persiapan siswa dalam
memulai pembelajaran daring? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
2.
Kegiatan
apa saja yang ibu berikan untuk mengawali pembelajaran daring disetiap
harinya? |
|
Informan |
Di setiap pagi kami
mulai dengan pengiriman pesan pengingat melalui group whattsapp yang
berisikan tentang kegiatan yang harus siswa laksanakan sebelum memulai
pembelajaran, Adapun beberapa kegiatannya adalah : 1) berwudhu dan sholat
dhuha, 2) Berdoa sebelum belajar, 3) Mengaji Ummi, 4) Pengabsenan,
5)Pemberian materi. |
|
Peneliti |
3.
Melalui
media apa sajakah ibu menyampaikan materi pembelajaran daring? |
|
Informan |
Media yang kami gunakan adalah : 1) Whattsapp, 2)
Google Formulir, 3) Link You Tube, 4) Home Visit, 5) PTMT (Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas) |
|
Peneliti |
4. Apakah media tersebut efektif untuk berkomunikasi dan
menyampaikan materi kepada siswa? Adakah media yang dirasa Paling efektif
daripada media lainnya ? |
|
Informan |
Sebenarnya menurut kami Tidak
ada media pembelajaran yang lebih efektif dari tatap muka di dalam kelas
Bersama siswa. Namun, media yang kami gunakan cukup untuk membantu agar tetap
dapat berlangsungnya pembelajaran walaupun secara daring. Dan besar harapan
kami semoga pandemic segera berlalu sehingga dapat melaksanakan pembelajaran
sebagaimana mestinya. Diantara media yang kami gunakan
selama pembelajaran daring ini Home Visit dan PTMT dirasa lebih efektif
dibandingkan dengan 3 media lainnya karena dalam kegiatan tersebut guru dapat
lebih mendalam memahami siswa dan menyampaikan materi kepada siswa. Dan dari
kegiatan tersebut kami banyak mengambil penilaian untuk kemudian kami jadikan
pertimbangan di Penilaian Akhir Tahun. |
|
Peneliti |
5. Apa yang biasa ibu lakukan untuk menghindari kebosanan
selama terjadinya proses pembelajaran daring? |
|
Informan |
Tidak dapat dipungkiri bahwa
lamanya pemberlakuan pembelajaran secara daring ini menyebabkan kebosanan
bahkan hingga menimbulkan kemalasan untuk siswa dalam belajar. Dan untuk
mengatasi permasalahan tersebut kami beberapa kali mengadakan beberapa
kompetisi antar siswa dalam kelas yang dilaksanakan secara virtual untuk
semua kelas sebagai contoh kita laksanakan ujian hafalan surat pendek secara
online, senandung syair secara online dan lain sebagainya dengan harapan dan
tujuan untuk menggali Kembali jiwa kompetisi dan kesemangatan siswa. |
|
Peneliti |
6. Adakah siswa yang mengalami kesulitaan dalam
pembelajaran daring? |
|
Informan |
Tentu kami temui siswa yang
mengalami kesulitan dan kendala dalam pembelajaran daring. |
|
Peneliti |
7. Kesulitan apa saja yang dialami siswa tersebut? |
|
Informan |
Ada dari beberapa siswa yang
terkendala fasilitas karena tidak memiliki handphone, ada yang terkendala
kurang bimbingan orang tua di rumah saat mengerjakan tugas daring yang
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya anak yang ternyata hanya tinggal
dengan kakek neneknya, adapula karena orang tuanya seorang pekerja karyawan
sehingga hanya bisa memberi bimbingan diwaktu sore atau malam. |
|
Peneliti |
8. Solusi apa yang ibu berikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut? |
|
Informan |
Untuk siswa yang terkendala
fasilitas kami mencoba mencarikan teman yang memang rumahnya dekat dengan
siswa tersebut sehingga dalam pembelajaran daring dia tetap dapat mengerjakan
tugas dan mengetahui segala informasi yang diberikan oleh sekolah. Untuk
siswa yang tinggal Bersama kakek atau neneknya kami juga menawarkan untuk
memberikan les privat beberapa hari sekali di sekolah, untuk orang tua yang
pekerja kami beri kesempatan untuk mengirimkan tugasnya di sore atau malam
hari. |
|
Peneliti |
9. Fasilitas apa saja yang ibu gunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa? Dari beberapa fasilitas yang ibu gunakan, fasilitas mana
yang lebih akurat untuk mengetahui kemampuan siswa? |
|
Informan |
Fasilitas yang kami gunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa yaitu dengan melakukan tes melalui aplikasi google form dan
juga pemberian pre test dan post test saat dilakukannya PTMT (Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas) Dan diantara kedua fasilitas tersebut kami mengambil
kesimpulan bahwa pemberian post test dan pre test saat PTMT lebih akurat
hasilnya dibandingkan melalui google formulir. |
|
Peneliti |
10. Mengapa fasilitas tersebut lebih akurat dibandingkan
fasilitas lainnya? |
|
Informan |
Karena Ketika PTMT kami dapat mengetahui secara
langsung prosesnya dan juga kemampuan setiap siswanya. |
|
Refleksi |
Selama pembelajaran daring ini anak-anak antusias
sekali meskipun ada beberapa kendala pada siswa baik dari persiapan fasilitas
maupun yang lainnya. Dalam daring ini guru menyampaikan materi dengan
beberapa media seperti whatshap, link youtube, google form, PTMT. Dan
diantara beberapa fasilitas yang paling akurat adalah PTMP. |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 02/W/02-03/2021
-
Nama Informan :
Bpk. Muhsin (Wali Murid Kelas 3 MI An-Najihah)
-
Tanggal : 02 Maret 2021
-
Jam : 08.30 – 10.00 WIB
-
Disusun jam : 21.00 – 22.30 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Bpk. Muhsin
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring
di MI
An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Bagaimana bpk. Muhsin membantu mempersiapkan kebutuhan pembelajaran daring anak pada setiap harinya? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
2. Apakah bpk. Muhsin membantu anak dalam mengingat materi
yang diberikan guru? |
|
Informan |
Saya membantunya kadang-kadang saja Ketika malam atau
sore. karena terkadang saya sibuk bekerja di siang hari sehingga terkadang
saya terlalu capek dan beristirahat lebih awal. |
|
Peneliti |
3. Apakah bpk. Muhsin selalu mengamati dan membimbing
proses pembelajaran daring anak bpk? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
4. Apabila terjadi kesulitan pada anak dalam proses
mengerjakan tugas daring, apa yang bpk. Muhsin lakukan? |
|
Informan |
Meminta anak untuk menghubungi guru pengajarnya atau
menanyakan pada temannya. |
|
Peneliti |
5. Apakah bpk. Muhsin selalu mengoreksi tugas anak sebelum
kemudian dikirimkan kepada guru? |
|
Informan |
Saya sangat jarang mengkoreksi tugas anak saya karena
seringkali dia langsung mengirimkan tugasnya setelah selesai. |
|
Peneliti |
6. Bagaimana sikap bpk. Muhsin Ketika hasil tugas anak
mendapatkan banyak koreksian ? |
|
Informan |
saya memaklumi saja karena saya sendiri juga tidak bisa
mengajarinya secara rutin. |
|
Refleksi |
Selama pembelajaran daring ini bpk muhsin mencoba
melatih anaknya untuk selalu mandiri baik dari persiapan daring sampai
pengiriman tugas kepada guru, supaya anak menjadi terbiasa. Sesekali bpk.
muhsin hanya mengontrol kinerja anak saja baik dari mempersiapkan peralatan
daring sampai mengirimkan tugas ke guru pengejarnya. Karena jika anak selalu
dituntun dalam suatu hal maka ketika dia sudah beranjak dewasa akan selalu
mengahap tuntunan dari orang lain tanpa berusaha mencarinya sendiri |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 03/W/02-03/2021
-
Nama Informan :
Ibu Binti Wasi’ah
(Wali Murid
Kelas 3 MI An-Najihah)
-
Tanggal : 02 Maret 2021
-
Jam : 14.30 – 16.00 WIB
-
Disusun jam : 21.00 – 22.30 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Ibu Binti Wasi’ah
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua
dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring
di MI
An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Bagaimana Ibu Binti membantu mempersiapkan kebutuhan daring
anak pada setiap harinya? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
2. Apakah Ibu Binti membantu anak dalam mengingat materi yang
diberikan guru? |
|
Informan |
Iya saya membentunya setiap sebelum memulai mengerjakan
tugasnya. |
|
Peneliti |
3. Apakah Ibu Binti selalu mengamati dan membimbing proses
pembelajaran daring anak Ibu ? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
4. Apabila terjadi kesulitan pada anak dalam proses
mengerjakan tugas daring, apa yang Ibu Binti lakukan? |
|
Informan |
Saya membantunya, dan jika saya tidak bisa pasti selalu
buka google kalau tidak begitu yaa tanya ke guru pengajarnya. |
|
Peneliti |
5. Apakah Ibu Binti selalu mengoreksi tugas anak sebelum
kemudian dikirimkan kepada guru? |
|
Informan |
Iya pasti. Karna anak keseringan asal mengerjakan
tugas, dan jika ada yang salah pasti saya menyuruhnya untuk membenarkan nya
Kembali. |
|
Peneliti |
6. Bagaimana sikap Ibu Binti Ketika hasil tugas anak mendapatkan banyak
koreksian ? |
|
Informan |
Biasanya saya meminta anak untuk lebih teliti Kembali
dalam mengerjakan tugasnya selain itu tidak terlepas saya untuk memotivasinya
supaya anak lebih giat dan mampu untuk meningkatkan prestasi nilai dengan
semampunya. Dalam penilaian pembelajaran ini atau Ketika evaluasi
pembelajaran saya melihat dari persiapan dan proses anak Ketika dalam
pembelajaran berlangsung tidak hanya hasil akhir saja yang dinilai, karena
bisa jadi Ketika proses mengerjakan anak meminta jawaban ke teman kelas
melalui whatsapp atau media yang lainnya. Jadi pada intinya tetap memberikan
bimbingan dan arahan supaya anak bisa menjadi lebih baik dan lebih korektif
dalam mengerjakan tugas apapun. |
|
Refleksi |
Dalam pembelajaran daring ini
ibu binti masih selalu mengarahkan anaknya dari mempersiapankan pembelajaran
sampai pada proses pembelajaran dan penilaiannya kepada guru, karna anak ibu
binti masih perlu dituntun dan dibimbing. Karna setiap anak mempunyai
karakter yang berbeda-beda dan semua anak tidak bisa disama ratakan dalam hal
aktifitas belajarnya. |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 04/W/02-03/2021
-
Nama Informan :
Ibu Sunarti
(Wali Murid
Kelas 3 MI An-Najihah)
-
Tanggal : 02
Maret 2021
-
Disusun jam : 21.30 – 23.00 WIB
-
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Ibu Sunarti
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring di
MI An-Najihah Babussalam
Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Bagaimana Ibu Sunarti
membantu mempersiapkan kebutuhan
daring anak pada setiap harinya? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
2. Apakah Ibu Sunarti
membantu anak dalam mengingat
materi yang diberikan guru? |
|
Informan |
Pasti, karna supaya anak selalu ingat materi yang telah
diberikan guru sebelumnya. |
|
Peneliti |
3. Apakah Ibu Sunarti
selalu mengamati dan membimbing
proses pembelajaran daring anak Ibu ? |
|
Informan |
Alhamdulillah jarang juga, cukup melihatnya dari
kejauhan saja. Karna anak saya sudah lumayan terbiasa mandiri dalam
mengerjakan tugas,,dan jika tidak tau biasanya tanya guru nya atau cari di
google. |
|
Peneliti |
4. Apabila terjadi kesulitan pada anak dalam proses
mengerjakan tugas daring, apa yang Ibu Sunarti lakukan? |
|
Informan |
Selama ini anak saya jarang tanya ke saya. Karna jika
anak saya tidak tau pasti langsung mencari digoogle kalua digoogle tidak
ketemu baru tanya ke gurunya untuk dijelaskan lagi. |
|
Peneliti |
5. Apakah Ibu Sunarti
selalu mengoreksi tugas anak
sebelum kemudian dikirimkan kepada guru? |
|
Informan |
Iya pasti, karna supaya saya tau kerjaan anak sudah
sempurna atau belum. |
|
Peneliti |
6. Bagaimana sikap Ibu Sunarti Ketika hasil tugas anak mendapatkan banyak
koreksian ? |
|
Informan |
Alhamdulillah,,, masalah koreksian jarang sih, cumin
kadang yaa ada. Dan Ketika mendapatkan koreksian anak saya selalu mencarinya
digoogle. |
|
Refleksi |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 09/W/02-03/2021
-
Nama Informan : Ibu Sri Wahyuni (Wali Murid Kelas 3
MI An-Najihah)
-
Tanggal :
02 Maret 2021
-
Jam :
10.30 – 11.00 WIB
-
Disusun jam :
20.00 – 22.30 WIB
-
Tempat wawancara : Di Rumah Ibu Sri Wahyuni
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua
dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring di
MI An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Bagaimana Ibu Sri membantu mempersiapkan kebutuhan
daring anak pada setiap harinya? |
|
Informan |
|
|
Peneliti |
2. Apakah Ibu Sri membantu anak dalam mengingat materi
yang diberikan guru? |
|
Informan |
Saya tidak pernah membantu. Karena seperti yang sudah
saya jelaskan sebelumnya ibu, Jadi mohon dimaklumi. |
|
Peneliti |
3. Apakah Ibu Sri selalu mengamati dan membimbing proses
pembelajaran daring anak bpk? |
|
Informan |
Tidak pernah bu, kalua memotifasi iya… hehe, karna
bisanya hanya memotifasi dan nuturi anak menjadi lebih baik. Itupun hanya
malam hari. |
|
Peneliti |
4. Apabila terjadi kesulitan pada anak dalam proses
mengerjakan tugas daring, apa yang Ibu sri lakukan? |
|
Informan |
Mengarahkan anak untuk menghubungi guru pengajarnya
atau menanyakan pada temannya dan jika bisa silahkan dicari di google karena
digoogle juga lebih lengkap. |
|
Peneliti |
5. Apakah Ibu Sri selalu mengoreksi tugas anak sebelum
kemudian dikirimkan kepada guru? |
|
Informan |
Tidak pernah bu guru, seperti yang saya jelaskan juga
barusan diawal. |
|
Peneliti |
6. Bagaimana sikap Ibu Sri Ketika hasil tugas anak
mendapatkan banyak koreksian ? |
|
Informan |
saya memaklumi saja karena saya sendiri juga tidak bisa
mengajarinya secara rutin. Jadi, tetap saya kasih arahan atau motifasi supaya
tetap semangat dalam belajar dan harus lebih sungguh-sungguh lagi. |
|
Refleksi |
Selama pembelajaran daring ini Ibu Sri mencoba melatih
anaknya untuk selalu mandiri baik dari persiapan daring sampai pengiriman
tugas kepada guru, karena saya juga pedagang sayur yang biasa pergi pagi dan
pulang Ketika anak-anak dalam keadaan sudah istirahat atau main. |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 10/W/03-03/2021
-
Nama Informan :
Muhammad Fahim Amrullah (Siswa Kelas 3)
-
Tanggal : 03 Maret 2021
-
Jam : 08.30 – 09.15 WIB
-
Disusun jam : 21.00 – 22.00 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Muhammad Fahim Amrullah
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring di
MI An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Apa sajakah yang mas Fahim persiapkan sebelum memulai
pembelajaran daring ? |
|
Informan |
Saya siapkan buku pelajaran dan HP bu |
|
Peneliti |
2. Apakah orang tua mas Fahim selalu membantu
mempersiapkan keperluan sebelum pembelajaran daring? |
|
Informan |
Iya bu, kadang-kadang bantu kadang-kadang tidak |
|
Peneliti |
3. Apakah orang tua mas Fahim selalu membantu untuk
mengingat pelajaran sebelumnya, baik pertanyaan maupun ringkasan? |
|
Informan |
Iya bu… kadang-kadang |
|
Peneliti |
4. Apakah orang tua mas Fahim selalu mengamati dan
membimbing proses pembelajaran daring dirumah? |
|
Informan |
Iya bu, kadang-kadang juga karna orang tua saya kadang
kesawah |
|
Peneliti |
5. Jika mas Fahim mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan
tugas daring, apakah mas Fahim menanyakannya ke orang tua atau kepada guru
melalui whatshapp? |
|
Informan |
Biasanya saya tanya bu guru lewat watsap kalau saya
ndak paham, tapi jika yang ngajar ust. Munas biasannya saya cari ke google bu
karna takut sama ust. Munas… serem. |
|
Peneliti |
6. Apakah orang tua mas Fahim selalu mengoreksi hasil
tugas sebelum dikirimkan kepada Guru? |
|
Informan |
Iya bu, kadang dikoreksi kakak dan embak. Kadang bpk
dan ibuk kalua malam capek habis dari sawah |
|
Peneliti |
7. Apabila hasil tugas mas fahim mendapatkan banyak
koreksian dari guru, bagaimana sikap orang tua mas Fahim? |
|
Informan |
Biasanya saya benerin bu… tapi jika guru tidak
memberikan perintah untuk membenarkan yaa saya tidak benarkan. |
|
Refleksi |
Dalam pembelajaran ini mas fahim mempersiapkan media
pembelajaran daring sendiri, orang tua mas fahim jarang mengarahkannya dalam
proses pembelajaran karna factor orang tua yang punya kerjaan disawah. Jadi
mas fahim dituntut untuk latian mandiri baik dalam persiapan pembelajaran
sampai pengiriman tugas. |
TRANSKRIP WAWANCARA
-
Kode : 10/W/03-03/2021
-
Nama Informan :
Achilla El-Humaira (Siswi kelas 3)
-
Tanggal : 03 Maret 2021
-
Jam : 07.30 – 09.00 WIB
-
Disusun jam : 20.00 – 22.00 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Mbak Acilla El-Humaira
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran daring di
MI An-Najihah
Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Apa sajakah yang mbak Cila persiapkan sebelum memulai
pembelajaran daring ? |
|
Informan |
Hp dan Buku bu,,, sama paketan internet bu, kadang hp
saya paketannya habis buat mainan game sama adik |
|
Peneliti |
2. Apakah orang tua mbak Cila selalu membantu
mempersiapkan keperluan sebelum pembelajaran daring? |
|
Informan |
Selalu bu, pasti setiap hari ibuk mempersiapkan bukunya |
|
Peneliti |
3. Apakah orang tua mbak Cila selalu membantu untuk
mengingat pelajaran sebelumnya, baik pertanyaan maupun ringkasan? |
|
Informan |
Iya bu, kadang ibuk memberikan pertanyaan pelajaran
yang kemarin. |
|
Peneliti |
4. Apakah orang tua mbak Cila selalu mengamati dan
membimbing proses pembelajaran daring dirumah? |
|
Informan |
Iya bu, kadang jika ibu bpk tidak ada diamati sama
kakak |
|
Peneliti |
5. Jika mbak Cila mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan
tugas daring, apakah mbak Cila menanyakannya ke orang tua atau kepada guru
melalui whatshapp? |
|
Informan |
Biasannya saya tanya kakak dan biasanya juga tanya bu
guru atau pak guru |
|
Peneliti |
6. Apakah orang tua mbak Cila selalu mengoreksi hasil
tugas sebelum dikirimkan kepada Guru? |
|
Informan |
Iya bu, kadang yang mengoreksi kakak sebelum dkirimkan
ke guru |
|
Peneliti |
7. Apabila hasil tugas mbak Cila mendapatkan banyak
koreksian dari guru, bagaimana sikap orang tua mbak Cila? |
|
Informan |
Kalau sama ibu sering dimarahi, kalau sama bapak dan
kakak tidak dimarahi. |
|
Refleksi |
Pada pembelajaran daring ini orang tua mbak cila masih
membantu dalam mempersiapkan peralatan untuk proses pembelajaran sampai pada
pengiriman tugas, jika ada yang tidak paham mbak cila tanya ke ibuk atau
kakaknya. |
TRANSKRIP
WAWANCARA
-
Kode : 11/W/07-03/2021
-
Nama Informan :
Robith Maulana Al arifi (Siswa Kelas 3)
-
Tanggal : 07-Maret-2021
-
Jam : 08.30 – 09.15 WIB
-
Disusun jam : 21.00 – 22.00 WIB
-
Tempat wawancara : Di
Rumah Robith Maulana Al arifi
-
Topik wawancara : Peran Orang Tua
dalam Persiapan
Proses dan hasil Penilaian pembelajaran
daring di
MI An-Najihah Babussalam Madiun
|
|
MATERI WAWANCARA |
|
Peneliti |
1. Apa sajakah yang mas obith persiapkan sebelum memulai
pembelajaran daring ? |
|
Informan |
Buku, HP, Meja belajar |
|
Peneliti |
2. Apakah orang tua mas obith selalu membantu
mempersiapkan keperluan sebelum pembelajaran daring? |
|
Informan |
Tidak bu, pasti saya siapkan
sendiri |
|
Peneliti |
3. Apakah orang tua mas obith selalu membantu untuk
mengingat pelajaran sebelumnya, baik pertanyaan maupun ringkasan? |
|
Informan |
Pasti bu, pasti diberikan
pertanyaan pelajaran kemarin |
|
Peneliti |
4. Apakah orang tua mas obith selalu mengamati dan
membimbing proses pembelajaran daring dirumah? |
|
Informan |
Jarang bu, biasanya saya belajar
sendiri dikamar |
|
Peneliti |
5. Jika mas obith mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan
tugas daring, apakah mas obith menanyakannya ke orang tua atau kepada guru
melalui whatshapp? |
|
Informan |
Biasanya say acari di google bu |
|
Peneliti |
6. Apakah orang tua mas obith selalu mengoreksi hasil tugas
sebelum dikirimkan kepada Guru? |
|
Informan |
Pasti bu, supaya saya tau mana
yang salah |
|
Peneliti |
7. Apabila hasil tugas mas obith mendapatkan banyak
koreksian dari guru, bagaimana sikap orang tua mas obith? |
|
Informan |
Biasan saja bu, biasnanya ibu
menyuruh untuk belajar lebuh giat dan teliti dalam mengerjakan tugas |
|
Refleksi |
Maka dapat disimpulkan bahwa mas
obith adalah termasuk murid yang mandiri, dia mempersiapkan dan mengerjakan
tugasnya sendiri, namun terlepas dari kemandiriannya orang tua mas obith termasuk
perhatian kepadanya karena masih membantu mempersiapkan kebutuhan anaknya
dalam belajar dan menyempatkan diri untuk memeriksa hasil pengerjaan anaknya
sebelum dikirimkan kepada guru, dan juga memberikan motivasi kepada mas obith
jika hasil pengerjaannya mendapat banyak koreksian dari guru. |
b.
Lampiran 2
Kisi-Kisi Wawancara :
|
Variabel |
Dimensi |
Indikator |
Item Pertanyaan |
|
Peran dan
Fungsi Orang Tua dalam Pembalajaran Daring |
Internal |
Upaya
Orang Tua dalam Mendukung Pembelajaran Daring |
(1)
Bagaimana upaya anda dalam membantu mempersiapkan kebutuhan pembelajaran
daring anak setiap harinya? (2) Apakah
anda membantu anak dalam mengingat materi yang diberikan guru? (3) Apakah
anda selalu mengamati dan membimbing
proses pembelajaran daring anak? (4) Apabila
terjadi kesulitan pada anak dalam proses pengerjaan tugas daring apa yang
anda lakukan? (5) Apakah
anda selalu mengkoreksi tugas anak sebelum dikirimkan kepada guru? (6)
bagaimana sikap anda Ketika hasil tugas anak mendapatkan banyak koreksian
atau kesalahan? |
|
|
Eksternal |
Upaya guru dalam
mendukung terlaksananya pembelajaran daring |
(1) Bagaimana antusias sekaligus
persiapan siswa dalam memulai pembelajaran daring ? (2) Kegiatan
apa saja yang ibu berikan untuk mengawali pembelajaran daring disetiap
harinya? (3) Melalui media apa sajakah ibu
menyampaikan materi pembelajaran daring? (4) Apakah media tersebut efektif
untuk berkomunikasi dan menyampaikan materi kepada siswa? Adakah media yang
dirasa Paling efektif daripada media lainnya ? (5) Apa yang biasa ibu lakukan untuk
menghindari kebosanan selama terjadinya proses pembelajaran daring? (6) Adakah siswa yang mengalami
kesulitaan dalam pembelajaran daring? (7) Kesulitan apa saja yang dialami
siswa tersebut? (8) Solusi apa yang ibu berikan
untuk mengatasi permasalahan tersebut? (9) Fasilitas apa saja yang ibu
gunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa? Dari beberapa fasilitas yang
ibu gunakan, fasilitas mana yang lebih akurat untuk mengetahui kemampuan
siswa? (10) Mengapa fasilitas tersebut lebih akurat
dibandingkan fasilitas lainnya? |
c.
Lampiran 3
Dokumentasi Foto Penelitian
---------------------------------------------------------------------------------------------
|
No |
Hari/Tanggal |
Tempat |
Sumber Data dan Kode |
Waktu
Observasi |
Obyek |
Waktu
Penyusunan Catatan Lapangan (CL ) |
|
1 |
Senin 1 Maret 2021 |
MI An-Najihah
Babussalam |
Cat.
Observasi Lapangan Sekolah 01/O/III /2021 |
08.00
– 10.00 |
Sekolah
MI An-Najihah
Babussalam |
10.30 -12.00 |
|
2 |
Selasa 2 Maret 2021 |
Dirumah Wali Murid |
Cat .
Lapangan Observasi rumah wali murid 02/O/ III/2021 |
08.00 –12.00 |
Observasi Kegiatan
pembelajaran Daring |
13.00
– 15.00 |
|
3 |
Senin 08 Maret 2021 |
MI An-Najihah Babussalam |
Cat . Lapangan Observasi wali kelas 04/O/III /2021 |
08.00
– 10.00 |
Observasi
Pemberian Materi
Pembelajaran Daring |
10.30
– 12.00 |
|
4 |
Selasa 09 Maret 2021 |
Dirumah wali murid |
Cat . Lapangan Observasi dirumah wali murid 04/O/III /2021 |
08.00
– 10.00 |
Lembar Observasi Wali murid |
10.30
– 12.00 |
|
5 |
Sabtu 10 Maret 2021 |
Halaman
dan kelas MI An-Najihah Babussalam |
Cat . Lapangan Observasi sekolah 05/O/III /2021 |
07.30 – 10.00 |
Observasi Kegiatan PTMT |
01.30 – 16.00 |
TRANSKIP OBSERVASI
Lokasi Observasi
= CL
(Cat. lapangan) = 01
|
MI
An-Najihah Babusslam |
Jam = 08.00 – 10.00
Disusun jam = 10.30 – 12.00 Obyek: Kondisi Sekolah MI An-Najihah Babussalam
Observasi ini pertama kali akan memulai penelitian di MI An-Najihah Babussalam
Mojorejo Kebonsari Madiun. Pada observer pertama kali ini saya akan
meninjau lokasi MI An-Najihah
Babussalam. Sehingga dalam penelitian ini observer tahu
tentang lokasi dan tempat yang akan dijadikan bahan penelitian. Senin pagi,
sekitar pukul 08.00 Kali ini ada beberapa rombel kelas yang sedang melaksanakan
PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas). kegiatan disekolah termasuk ramai
dengan kegiatan belajar mengajar dengan dampingan guru di dalam kelas dan
tentunya tetap pada patuh protocol Kesehatan memakai masker, budaya mencuci
tangan dengan saabun dan rutin menggunakan sanitizer, dan juga menjaga jarak.
Tidak berapa lama kemudian bertemu dengan Ustad Arif Fatqurrohman selaku
kepala Madrasah MI An-Najihah Babussalam dengan
sambutan ramah. Beliau menjelaskan Beliau menjelaskan
tentang kondisi sekolah, dan juga menjelaskan tentang beberapa pemberlakuan
pembelajaran selama pandemic terjadi.
Tanggapan Pengamat:
Tanggapan penulis (observer) pada kali ini di MI An-najihah Babussalam Kebonsari Madiun.
Berdasarkan analisa observer:
|
NO |
KOMPONEN |
SUB KOMEN |
KETERANGAN |
|
1 |
Kondisi
sekolah |
a. Letak
fisik sekolah |
√ |
|
b.
Letak dan lokasi |
√ |
||
|
c. Kondisi sekolah |
√ |
||
|
d.
Fasilitas pendidikan |
√ |
||
|
2 |
Metode
mengajar di kelas |
a. Metode pembelajaran aktif, dengan penjelasan dan
contoh. |
√ |
|
|
|
b. Penggunaan metode
belajar meliputi : a)
Siswa / peserta didik b)
Tujuan c)
Situasi d)
Fasilitas e)
Guru |
√ |
|
3 |
Penerapan
materi dan metode mengajar di kelas |
Kegiatan guru dalam PTMT, meliputi : a. Pretest |
√ |
|
b.
Penyajian bahan pelajaran |
√ |
||
|
c. Posttest |
√ |
||
|
4 |
Kondisi
subyek |
Kegiatan siswa dalam PTMT, meliputi : a. Perhatian dalam pembelajaran |
√ |
|
b.
Mengerjakan tugas yang di berikan |
√ |
||
|
c. Pembelajaran dengan
tetap patuh prokes |
√ |
||
|
d.
Keadaan subyek |
√ |
||
|
5 |
Sarana
dan prasana |
a. Ruang kelas |
√ |
|
b.
Perpustakaan + lab komputer |
√ |
||
|
c. Ruang Administrasi |
√ |
||
|
d. UKS |
√ |
||
|
6 |
Sumber
Daya Manusia (SDM) |
a. Guru |
√ |
|
b.
Siswa |
√ |
||
|
c. Tenaga
Kerja / Karyawan |
√ |
TRANSKIP OBSERVASI
Lokasi Observasi
= CL (Cat. lapangan) = 02
|
Dirumah Wali Murid |
Tanggal
Pengamatan = Selasa, 2 Maret 2021 Jam =
08.00 – 12.00
Disusun jam =
13.00 – 15.00
Obyek : Observasi kondisi belajar anak di rumah
Ketika itu pada selasa,
2 Maret 2021 pagi sekitar pukul 08.00 WIB
para siswa melakukan proses belajar secara daring di
rumah masing-masing dengan didampingi oleh orang
tua di rumah. Guru mengirimkan materi pembelajaran dan tugas
pada pukul 07.00. guru mengirimkan tugas melalui whatsapp group, materi
yang disajikan berupa video dari link youtube dan google form. Ketika saya datang ke rumah salah satu wali
murid kala itu yaitu ibu binti Ketika saya dating ke rumah beliau, ternyata
saya dapati anaknya masih dalam keadaan belum bersiap untuk belajar, belum
mandi dan terlihat masih baru bangun tidur. Setelah itu saya pun
menanyakan beberapa pertanyaan kepada beliau untuk kebutuhan wawancara. Sebenarnya saya melihat bahwa kondisi rumahnya
tergolong nyaman untuk anak dapat belajar dengan baik. Kemudian peneliti juga
mendatangi rumah bapak muhsin, kala itu kebetulan saya menemui langsung dengan
anaknya, karena saya mendapati anaknya sedang menyapu halaman. Dari pengamatan
yang saya dapat bapak muhsin ini memang
mengajari anaknya untuk mandiri bahkan sejak anaknya masih duduk di bangku
sekolah dasar. Dan saya juga menemukan alasan mengapa anak dari bapak muhsin
ini sangat mandiri dan rajin, yaitu karena memang dia di rumah hanya Bersama
bapak dan neneknya, karena ibunya bekerja di luar negeri. Jadi dia sudah
terbiasa mandiri, bahkan tergolong cekatan dalam menyiapkan kebutuhan
belajarnya.
Tanggapan Pengamat:
Kegiatan pendampingan belajar daring yang dilakukan oleh beberapa wali murid dirumah
termasuk dalam kategori baik. Karena sudah sangat menekankan pada kemandirian
anak. Walupun disaana peneliti juga menemukan anak yang masih kurang mandiri
dan kurang cekatan dalam kegiatannya sendiri.
Adapun
analisa data observasi peran orang tua siswa
dalam pendampingan pembelajaran di MI An-Najihah
Babussalam berdasarkan dengan observer amati yaitu :
|
No |
Aspek |
Keterangan Deskriptif |
|
1 |
Orang tua membimbing persiapan anak sebelum belajar
daring |
Orang tua membantu
anak dalam mempersiapkan keperluan dalam persiapan pembelajaran. Dan ada juga
yang tidak perlu dibantu oleh orang tuanya karena memang sudah mandiri dan
sudah terbiasa menyiapkan keperluannya sendiri. |
|
2 |
Orang tua membimbing proses belajar daring anak |
Dalam proses
pembelajaran daring orang tua senantiasa mengawasi dan membimbing anak. Dan
ada juga dari orang tua yang hanya membimbing dan mengadakan pengecekan
seksekali saja, karena adanya kesibukan pekerjaan. |
|
3 |
Orang tua senantiasa memberi tanggapan hasil belajar anak dengan tanggapan yang
positif dan memotivasi |
Pada observasi orang
tua senantiasa menanggapi hasil belajr anak dengn positif dan memotivasi |
|
4 |
Anak-anak mengikuti pembelajaran daring dengan baik
dan terstruktur |
Anak-anak mengikuti pembelajaran dengan baik
dan terstruktur. Walaupun ada Sebagian anak yang cenderung mengulur ngulur
waktu dalam belajar. |
|
5 |
Siswa merespon dengan baik materi
yang telah diberikan oleh guru. |
Siswa merespon dengan
baik materi yang disampaikan oleh guru, walaupun ada anak yang masih sering
mengeluhkan apa yang disampaikan guru, yaitu mengeluhkan tugas yang terlalu rumit
dan banyak. |
Dari beberapa aspek diatas dapat dijelaskan
bahwa peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring di MI An-Najihah
Babussalam sudah terstruktur walaupun peneliti menemukan bahwa ada anak yang
masih belum mandiri dalam menyikapi kebutuhannya belajarnya.
TRANSKIP OBSERVASI
Lokasi Observasi
= CL (Cat. lapangan) = 03
|
MI
An-Najihah Babussalam |
Tanggal
Pengamatan = Senin,08 Maret 2021 Jam = 08.00 – 10.00
Disusun jam =
10.30 – 12.00
Obyek : Observasi Pemberian Materi Pembelajaran Daring.
Hari itu 08 Maret 2021
merupakan langkah penelitian ketiga untuk berkunjung dan observasi ke MI An-Najihah Babussalam. Kala itu peneliti melihat dewan guru yang sedang
mempersiapkan materi untuk pembelajaran daring. Dan ada pula dari beliau yang
yang sedang mengisi pembelajaran PTMT. Saat peneliti melakukan observasi semua
dalam keadaan patuh pada protocol Kesehatan.
Selang beberapa saat observer melakukan observasi
persiapan pembuatan materi pembelajaran daring. Dan observer juga mengajukan
beberapa pertanyaan kepada guru.
Tanggapan Pengamat:
Tanggapan
observer sebagai pengamat di MI An-Najihah
Babussalam. Para guru dengan
antusias mempersiapkan materi untuk pembelajaran daring. Kesemangatan para guru
dalam mempersiapkan materi sangat diperlukan untuk kemudian menciptakan hasil
materi pembelajaran daring yang menarik dan mudah dipahamin oleh siswa. Namun
demikian, observer berasumsi bahwa sebenarnya dan seharusnya para guru lebih
kreatif lagi dalam membuat materi pembelajaran
daring, mengingat bahwa kondisi pandemic ini pembelajaran daring perlu
ekstra dalam penyampaian materinya agar mudah dipahami oleh siswa. Adapun
Teknik penyampaian materi yang dilakukan oleh guru yaitu melalui whattsapp
group, google form, pembuatan video pembelajaran, link youtube.
TRANSKIP OBSERVASI
Lokasi Observasi
= CL (Cat. lapangan) = 04
|
Dirumah
Wali Murid |
Tanggal
Pengamatan = Selasa,09 Maret 2021
Jam = 08.00 – 10.00
Disusun jam =
10.30 – 12.00 Obyek: Lembar Observasi Wali
Murid
Pagi yang cerah udara sejuk di rumah salah satu wali murid MI An-Najihah Babussalam. Hari
yang membuat saya ingin merangkum sebuah lembar observasi dengan catatan lembar
observasi wali murid.
Pagi ini saya mengunjungi rumah wali murid untuk melihat kondisi peran orang tua
dalam pendampingan pembelajaran daring. Dalam hal ini observer sudah menyiapkan
lembar observasi sebagai alat instrumen. Kemudian bertatap muka dengan Wali Murid sebelum kemudian
mengajukan beberapa pertanyaan.
Hari itu, hari selasa hari efektif anak-anak
untuk tetap belajar walau secara daring. Saya menemui rumah wali murid yang
kebetulan kala itu beliau dan anaknya sedang berkebun di samping rumahnya. Dari
aktivitas yang telah peneliti dapati kala itu, menjadikan saya menyimpulkan
bahwa memang ibu sunarti dan anaknya ini sudah terbiasa dengan kegiatan yang
positif dirumahnya sebagai upaya mengisi kejenuhan Ketika harus membimbing anak
belajar dirumah.
Dan observer juga
mengunjungi wali murid lainnya yang disana telah observer temukan pengamatan
yang berbeda dengan wali murid yang telah terkunjungi sebelumnya. Karena wali
murid ini adalah seorang pedagang sayur, yang beliau harus berangkat kepasar
setiap paginya. Maka dari itulah beliau tergolong jarang sekali memantau
pembelajaran anaknya selama daring dirumah. Dan jika memang ada kesulitan dalam
pembelajaran anaknya langsung menghubungi guru pengajarnya atau mencarinya di
google.
Tanggapan Pengamat:
Adapun
analisa data observasi peran orang tua siswa
dalam pendampingan pembelajaran di MI An-Najihah
Babussalam berdasarkan dengan observer amati yaitu :
|
No |
Aspek |
Keterangan
Deskriptif |
|
1 |
Orang tua membimbing persiapan anak sebelum belajar
daring |
Orang tua tergolong
jarang membantu mempersiapkan kebutuhan belajar anak karena memang sudah
mandiri dan sudah terbiasa menyiapkan keperluannya sendiri. |
|
2 |
Orang tua membimbing
proses belajar daring anak |
Dalam proses
pembelajaran daring orang tua senantiasa mengawasi dan membimbing anak. Dan
ada juga dari orang tua yang hanya membimbing dan mengadakan pengecekan
seksekali saja, karena adanya kesibukan pekerjaan. |
|
3 |
Orang tua senantiasa
memberi tanggapan hasil belajar anak
dengan tanggapan yang positif dan memotivasi |
Pada observasi orang
tua senantiasa menanggapi hasil belajr anak dengn positif dan memotivasi dan
memaklumi hasil belajar anaknya mengingat ada wali murid yang memang memiliki
kesibukan pekerjaan. |
|
4 |
Anak-anak mengikuti
pembelajaran daring dengan baik dan terstruktur |
Anak-anak mengikuti pembelajaran dengan baik
dan terstruktur. |
|
5 |
Siswa merespon dengan baik materi yang telah diberikan oleh guru. |
Siswa merespon dengan
baik materi yang disampaikan oleh guru, walaupun ada anak yang masih sering
mengeluhkan apa yang disampaikan guru, yaitu mengeluhkan tugas yang terlalu
rumit dan banyak. |
|
Dari beberapa aspek diatas dapat dijelaskan
bahwa peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring di MI An-Najihah
Babussalam sudah terstruktur walaupun peneliti menemukan bahwa ada anak yang
masih sangat minim perhatian dari orang tuanya dikarenakan kesibukan
pekerjaan. |
||
TRANSKIP OBSERVASI
Lokasi Observasi
= CL (Cat. lapangan) = 05
|
Halaman dan kelas sekolah MI An-Najihah Babussalam |
Tanggal
Pengamatan = Sabtu,10 Maret 2021 Jam =
07.00 – 10.00
Disusun jam = 01.30 – 16.00 Obyek: Observasi Kegiatan PTMT
Hari itu pagi sabtu 10 Maret 2021, peneliti mengunjungi MI An-NAjihah Babussalam. Hari
itu anak-anak yang sedang
melaksanakan PTMT melakukan senam sehat di halaman sekolah. Selama masa pandemi
covid-19 senantiasa menjaga Kesehatan dan imun tubuh menjadi sangat penting dan
keharusan bagi setiap orang. Oleh karena itulah dilaksanakannya senam sehat
satu minggu sekali Ketika PTMT berlangsung.
Kegiatan PTMT
(Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) dilaksanakan 2 hari dalam satu minggu per 2
kelas. Dengan jadwal :
|
Hari PTMT |
Ket. Kelas yang
Melaksanakan PTM |
|
Senin |
Kelas 1 dan 6 |
|
Selasa |
Kelas 2 dan 5 |
|
Rabu |
Kelas 3 dan 4 |
PTMT dilaksanakan
dengan tetap mematuhi protocol Kesehatan memakai masker, menccuci tangan dan
menjaga jarak. Dan Ketika PTMT berlangsung, Ketika waktu istirahat tidak ada
kantin yang menyediakan jajan namun demikian pihak sekolah menghimbau kepada anak-anak
untuk membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah, hal tersebut bertujuan
untuk menghindarkan dari berkerumun
dalam membeli jajan.
Tanggapan Pengamat:
Dalam hal ini observer menilai PTMT di MI An-Najihah Babussalam dengan
beberapa hal:
1)
Pada penelitian di MI An-Najihah babussalam telah melaksanakan PTMT
dengan tetap berusaha melaksanakan peraturan menjaga protocol Kesehatan,
walaupun pada realitanya anak-anak masih tergolong sulit untuk dikendalikan
terlebih lagi siswa kelas 1, 2 dan 3 terkadang mereka masih lalai dalam menjaga
protocol Kesehatan.
2)
Disamping itu, guru mendampingi anak dalam pembelajaran dan berkegiatan di sekolah dengan
penuh tanggung jawab dan perhatian.
3)
Sebelum MI An-Najihah dapat melaksanakan PTMT terlebih dahulu pihak
sekolah membuat angket persetujuan dari wali murid, dan jauh sebelum itu pihak
sekolah telah mendapatkan izin dari pemerintahan desa setempat.
Demikian peneitian observasi kegiatan PTMT di MI An-Najihah Babussalam,
peneliti hanya mengambil sampel sebagai objek penelitian yang menjurus pada Peran Orang Tua dalam Pendampingan Pembelajaran Daring
di MI An-Najihah Babussalam.
Berdasarkan
guru Ustdzh. Marsini, S.Pd
menjelaskan :
“Bahwa dari pembelajaran yang telah kami laksanakan
alhamdulillah anak-anak selalu antusias dalam mengikuti setiap rangkaian
pembelajaran walaupun terkadang kami harus mengalami fase dimana ada sebagian
siswa yang sulit untuk mengirimkan tugas karena beberapa faktor tertentu baik
dari persiapan maupun yang lainnya. Dan kebanyakan mereka juga sudah mulai
berusaha mandiri untuk mempersiapkannya sendiri. Namun kami memaklumi jika ada
beberapa siswa yang belum bisa mandiri untuk mempersiapkan bekal daringnya.
Maka dari itu kami juga memberikan beberapa alternatif solusi supaya beberapa
masalah dapat terselesaikan supaya pembelajaran tetap berjalan dengan maksimal.” (10 maret 2021)
Pengamatan penulis, tentunya mempunyai
keinginan lebih jauh untuk mendeteksi dengan peran orang tua dalam
pendampingan pembelajaran daring di MI An-Najihah babussalam.
[1] 04/W/02-03/2021, Wawancara Jam :18.00-20.00 WIB
[2] 03/W/02-03/2021, Wawancara Jam :14.30 – 16.00 WIB
[3] 02/W/02-03/2021, Wawancara Jam : 08.30-10.00 WIB
[4] 09/W/02-03/2021, Wawancara jam : 10.30 - 11.00 WIB
[5] 01/W/02-03/2021, Wawancara jam : 08.30 - 0.00 WIB
[6]
Husaini Usman, Manajemen Teori praktik dan riset Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2013, hal : 534
[7] 02/W/02-03/2021, Wawancara jam : 08.30 – 10.00 WIB
[8] 03/W/02-03/2021, Wawancara jam : 14.30 – 16.00 WIB
[9] Buna’I (Surabaya, CV
Jakad Media Publishing, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Agama
Islam, 2019, Hal. 60)
[10]
Husaini Usman, Manajemen Teori praktik dan riset Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2013, hal : 534