Karakteristik Perbedaan Antara Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia
A. Perbandingan
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia memiliki beberapa
perbedaan, khususnya pada karakter keduanya. Hal tersebut dapat dilihat
berdasarkan perbedaan segi usia bahasa, kekayaan bahasa, gaya bahasa dan tata
bahasanya serta standarisasi bahasa, begitu juga dengan segi kultur yang
membentuk kedua bahasa tersebut. Penjelasan terkait perbedaan karakteristik
keduanya dirangkum dalam beberapa kolom berikut :
Tabel : 1[1]
Bahasa Arab
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa paling tua.
|
Bahasa yang baru lahir pada tahun 1920 an.
|
Lebih asli, terbebas dari pengaruh baik istilah maupun tata bahasanya.
|
Mudah terpengaruh oleh bahasa lain, istilah dan bahkan tata bahasa.
|
Lebih kaya kosakata.
|
Kosakata masih terbatas dan kurang.
|
Standarnya bahasa Al-Qur’an, terjaga dari pengaruh sejalan dengan
keterjagaan Al-Qur’an.
|
Standarnya bahasa baku (umum) yang ditetapkan, sehingga mudah terpengaruh
bahasa lain sesuai zaman.
|
Sastra telah maju sejak abad 6 M, Jahiliyah, Awal Islam, Abasiyah, dan
Modern.
|
Sastra baru muncul kemudian tahun 1920 an, Balai Pustaka 1920-1940,
Pujangga baru 1930-1945, Angkatan 45 1940-1955, Angkatan 50 1950-1970 dan
angkatan 70 an 1970-sekarang.
|
Kaidah dan tata bahasa disarikan dari analisa terhadap bahasa Al-Qur’an
dan hadits.
|
Kaidah dan tata bahasa seringkali dimasukkan dari tata bahasa asing dan
diselaraskan dengannya, misalnya inggris.
|
Mengacu pada gambaran umum diatas, tidak menutup
kemungkinan adanya perbedaan lain yang lebih spesifik dari karakteristik kedua
bahasa tersebut, misalnya dari sisi penggunaan kata dalam penyusunan kalimat, atau
variasi arti yang ditimbulkan oleh penyusun dan pengguna kata tersebut dalam
penerjemahan. Berikut beberapa daftar variasi makna dari bahasa Arab serta
padananya dalam bahasa Indonesia dari bentuk kata sambung (حرف عطف).
Tabel : 2[2]
Kata/huruf Bahasa Arab
|
Status / Fungsi
|
Padanannya dalam Bahasa Indonesia
|
و
|
Kata sambung
|
Dengan, dan sedangkan, tak ada padananya.
|
ثمّ
|
Kata sambung
|
Kemudian,
|
ف
|
Kata sambung
|
Lalu, kemudian, selanjutnya,
|
أو
|
Kata sambung
|
Atau
|
أم
|
Idem
|
Atau, padahal
|
بل
|
Idem, pengingkaran
|
Sedangkan, tapi tidak (negatif)
|
لكن
|
Kata sambung, pengingkaran, kata penghubung
|
Akan tetapi (negatif), namun,
|
لا
|
Kata sambung negatif
|
Tidak, bukan,
|
Contoh diatas belum mampu mencerminkan penggunaan setiap
kata dalam bahasa Arab dengan padananya dalam bahasa Indonesia secara lengkap,
sebab contoh tersebut hanya memaparkan satu peran saja dari kedua bahasa yaitu
kata sambung, sedangkan dalam Bahasa Arab kata-kata tersebut masih dapat
berfungsi lain yang sangat variatif. Sebagaimana gambaran padanan dari (حروف الـجر) berikut ini dengan
padananya dalam bahasa Indonesia :
Tabel : 3[3]
Kata huruf Arab
|
Padanan Bahasa Indonesia
|
ب
|
Di, dengan, bersama, sebagai, di atas, kata penguat demi (sumpah).
|
مِن
|
Dari (kata pembatas tempat atau waktu), sebagian, di antara, karena dari
(keterangan tambahan), kata penguat berarti = ada, menggantikan, di, sebab,
karena, tentang.
|
إلى
|
Kata pembatas tujuan = sampai, bersama, bagi atau untuk.
|
حتى
|
Pembatas tujuan = sampai, hingga.
|
عن
|
Dari, sesudah, di atas, sebab atau alasan, kata pengganti.
|
عَلى
|
Di atas, di saat, alasan atau sebab, bersamaan, dari, namun, dengan.
|
فى
|
Di (tempat atau waktu), karena, bersama dengan, di atas, kata
perbandingan, dengan, sampai.
|
ك
|
Seperti (perumpamaan), sebab, di atas, kata penguat.
|
ل
|
Memiliki, kepunyaan, milik, hanya untuk, bagi-ku-mu, alasan atau sebab,
kata penguat, sampai, di atas, menjadikan. Waktu yang lewat, di, bersama,
untuk membuat kalimat perintah, kalimat jawab.
|
و + ت
|
Kata-kata sumpah, demi.
|
منذ +مذ
|
Dari, sejak.
|
رُب
|
Seringkali, jarang sekali, boleh jadi.
|
كي
|
Alasan, sebab.
|
متى
|
Dari.
|
Berdasarkan tabel di atas, tampak beberapa huruf dalam
bahasa Arab memiliki beragam padanan dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu,
seorang penerjemah harus berhati-hati dalam menentukan padanan hasil
terjemahannya, hendaknya ia menyesuaikan dengan konteks pada nash bahasa
sumber, disamping harus memperhatikan susunan kata sebelum dan sesudahnya,
supaya hasil terjemahan tidak melenceng dari maksud nash sumber. Selain
beberapa daftar padanan pada tabel yang telah lalu, berikut beberapa perbandingan
lain berkenaan dengan padanan dari huruf-huruf (kata bantu) bahasa Arab dan
padanannya pada bahasa Indonesia sesuai dengan fungsinya, yaitu :
Tabel : 4[4]
Huruf
|
Fungsi
|
Padanannya dalam Bahasa Indonesia
|
لم ، لما، لن، ما، إن، لا، لآت
|
Negatif
|
Belum, tidak akan, tidak.
|
نعم، بلى، إي، أجل، جير، إن، لا، كلا
|
Huruf jawab
|
Ya, benar, tidak, tidak sama sekali.
|
أي، أن
|
Huruf penjelas kata sebelumya
|
Adapun, bahwa.
|
إن، إذما، لو، لولا، لوما، أما، لما
|
Huruf syarat
|
Kalau, jika, andai, kalau tidak, adapun, sedangkan,
ketika, saat.
|
هلا، ألا، لوما، لولا، ألا
|
Anjuran dan penyesalan
|
Mengapa kamu tidak, apakah kamu tidak.
|
ألا، أما، لو
|
Permohonan halus
|
Alangkah baiknya, sebaiknya, coba.
|
ألا، أما، ها، يا
|
Kata seru diawal kalimat
|
Ketahuilah, sebenarnya, sesungguhnya.
|
إن، أن، ل توكيد، ن توكيد، قد
|
Kata penguat
|
Sungguh, Benar-benar, niscaya, pasti, tentu,
sangat, sekali.
|
ء + هل
|
Introgatif
|
Apakah, apa, sudahkah.
|
ليت، لو، هل
|
Pengandaian
|
Andaikan, jika saja, kalau saja.
|
لعل، عسى
|
Harapan
|
Semoga, mudah-mudahan, mungkin.
|
ك، كأن
|
Perumpamaan
|
Seperti, bagaikan, laksana, mirip.
|
أ، يا، أي، يا، آ، أيا، هيا، وا
|
Kata seru / panggil
|
Hai, wahai, ay.`
|
Dari berbagai daftar kata di atas, penentuan untuk
penggunaan padanan kata dalam penerjemahan sangat ditentukan oleh bentuk
susunan kata, kondisi pengguna, intonasi dan lain sebagainya, kemudian
hendaknya diukur oleh rasa bahasa (feeling of language / الذوق). Oleh sebab itu menurut para ahli
bahasa, penyajian bahasa Arab tidak cukup dengan memperhatikan penyusunan kata
hingga menjadi kalimat yang memiliki arti saja, namun hendaknya mengacu pada segi keindahan
dan ketepatan penggunaan bahasa tersebut, atau lebih dikenal dengan ilmu
balaghoh. Lebih jelas nya perhatikanlah tabel padanan bahasa Arab dan Indonesia
serta beberapa istilah berikut :
Tabel : 5[5]
Bahasa Arab
|
Bahasa Indonesia
|
Materi
|
النحو والصرف
|
Tata bahasa
|
Bentuk kata dan perubahannya, penyusunan kata, fungsi kata, penyusunan
kalimat yang baik sesuai kaidah.
|
البلاغة
|
Gaya bahasa dan sastra
|
Penggunaan bahasa sesuai dengan situasi, keindahan, ketepatan arti dan
kata, perumpamaan. Puisi dan prosa dengan macamnya.
|
تاريخ أدب اللغة
|
Sejarah Sastra
|
Perkembangan sastra dari masa ke masa dan
karakteristik dan tokohnya.
|
المثل
|
Perumpamaan, tamsil
|
Mengumpamakan suatu kejadian yang mirip
dengan kejadian sebelumnya.
|
الحكم
|
Kata mutiara / kata hikmah
|
Kata-kata yang berisi pelajaran.
|
الشعر / النظر
|
Puisi
|
Bentuk karya sastra terikat.
|
النثر
|
Prosa
|
Bentuk karya sastra bebas.
|
Berdasarkan tabel tersebut, tampaklah kesamaan antara
ilmu kebahasaan baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Akan tetapi,
perbedaan kultur dari kedua bahasa tersebut menuntut adanya perbedaan padanan kata
yang dipilih dalam penerjemahan. Contoh :
-
Sedia payung sebelum hujan (Peribahasa bahasa Indonesia).
-
قبل الرماح تملؤ الكنائن (Sebelum memanah isi dahulu kantong busur)
(Peribahasa bahasa Arab).
Pemilihan padanan kata dalam penerjemahan peribahasa
tersebut memang sangat jauh sekali, yaitu antara payung dengan panah dan busur,
namun dengan memberikan padanan kata yang demikian seorang penerjemah dapat
mengambarkan aspek lingkungan dan kondisi geografis yang mempengaruhi ungkapan
pemikiran manusia yang hidup di wilayah tersebut. Sehingga, penggunaan padanan
peribahasa tersebut dalam penerjemahan berarti telah memelihara dan menghargai
budaya masing-masing bahasa, namun jika penerjemah menerjemahakan peribahasa
tersebut secara harfiyah atau kaku, maka penerjemah tersebut telah
memaksakan para pembaca untuk mengenal budaya dari bahasa nash sumber.
Perbandingan-perbandingan tersebut masih dapat kita
telusuri dalam aspek bahasa lainnya, meliputi : aspek gaya, aspek kosakata, aspek
susunan kalimat atau frasa maupun paragraf.
Tabel : 6[6]
Arab
|
Indonesia
|
ذهب
عليّ إلى السوق
|
Ali pergi ke pasar
|
تختلف
صعوبة ترجمة التراكيب باختلاف الفن أو العلم الذي ينتسب إليه النص.
|
- Perbedaan
kesulitan penerjemahan kalimat sejalan dengan perbedaan keilmuan yang dibahas
dalam teks.
- Kesulitan
dalam penerjemahan kalimat tidaklah sama, tergantung pada bidang ilmu yang
menjadi objek kajian sebuah teks.
- Disiplin ilmu
yang dibahas dalam sebuah teks sangat menentukan perbedaan kesulitan dalam
penerjemahan kalimat.
- Penerjemahan
kalimat kesulitannya berbeda tergantung materi keilmuan apa yang dibahas
dalam teks tersebut.
|
[1] M. Tata Taufik, Terjemah Dari Teori Ke Praktek. h. 17-18
[2] Ibid,. h. 18
[3] Ibid,. h. 19
[4] Ibid,. h. 19-20
[5] Ibid,. h. 21-22
[6] Ibid,. h. 22-23
No comments:
Post a Comment