الاسم
بالنظرالى نوعه :
1.
الإسم المذكر
2.
الإسم المؤنث-
علامات التأنيث
|
الإسم
بالنظر الى عدده :
1.
الإسم المذكر
2.
الإسم المثنى
3.
الجع
|
وافترحت
هذه المقالة للوفاء موضوعات مهنة الصرف
لنصف السنة الرابعة
قدموها
:
ذكرى
النهيان(210514067)
يوسف
فرينغا مكت (210514040)
دعم
المحاضرة :
M.Aفائق عين الرافق .
TA.B
كلية
تربية الإسلامية الحكومة
للجامعة
الإسلاميةالحكومة فونوروجو
الاسم
بالنظرالى نوعه :
1.
الإسم
المذكر
2.
الإسم
المؤنث- علامات التأنيث
|
الإسم
بالنظر الى عدده :
1.
الإسم
المفرد
2.
الإسم
المثنى
3.
الجع
|
A. Kata benda yang di tinjau dari bentuknya dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Mudzakar adalah
kata benda yang menunjukkan laki-laki baik manusia atau binatang, atau
benda-benda mati yang masuk kedalam kategori mudzakar.
Contoh : محمد،
حصان،قلم، مكتب، مسجد، مصباح
2. Muannats adalah
kata benda yang menunjukkan perempuan baik manusia, binatang atau benda-benda
mati yang masuk kedalam kategori muannats.
Contohnya: عائشةٌ،
دجاجةٌ، شمشٌ
Cara
membedakan kedua kata benda ini adalah dengan dua cara, yaitu:
1) Dengan melihat jenis kelamin baik itu baik itu
manusia atau pun binatang, cirri ini dinamakan dengan cirri hakiki,
contohnya:
مؤنث
|
مذكر
|
المرء ةُ
: Seorang
perempuan
فاطمةٌ : Fatimah
خديجةُ : Khadijah
|
الرجلُ : Seorang Laki-laki
الديك : Ayam Betina
محمد : Muhammad
|
2) Dengan pengelompokan bahasa, cirri ini disebut dengan
ciri yang majazi. Khusus untuk yang Muannats ditandai dengan beberapa
hal:
a) Yang akhirannya ada ta’ marbuthah (ة), Contohnya:
الشجرةُ : Pohon
الدرّاجةُ :
Sepedah
المدرسةُ : Sekolahan
الشجرة
:
Pohon
المرء ةُ : Seorang perempuan
فاطمةٌ : Fatimah
خديجةُ :
Khadijah
b) Yang berpasang pasangan, Contohnya:
السماء - الأرض
النار - الجنة
يَدٌ - (Tangan) karena berpasangan
عينٌ - (Mata)
karena pasangannya
c) Jama’ Taksir(tidak beraturan), Contohnya:
بيوتٌ :
Rumah-rumah, bentuk tunggalnya بيت
اقلام :
Polpen-polpen, bentuk tunggalnya قلم
كتب : Buku-buku, bentuk tunggalnya كتاب
B. Kata benda yang di tinjau dari jumlahnya dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
1)
الاسم المفرد
الاسم المفرد adalah
kata benda yang menunjukkan tunggal baik mudzakar maupun muannats, contoh:
Mudzakar-
كتاب : Kitab/buku, بيت : Rumah
2)
الاسم المثنى
الاسم المثنى adalah kata benda yang menunjukkan ganda baik itu pada
mudzakar ataupun
muannats. Cirinya adalah ada tambahan alif dan nun,
atau ya dan nun pada isim
mufradnya.
Contoh: كتاب كتابان كتابين
3) الاسم الجمع
الاسم الجمع adalah kata benda yang menunjukkan lebih dari dua/ banyak baik mudzakar
maupun muannats.[3]
Jama’
menurut pakar nahwu adalah lafazh yang menunjukkan hitungan dua tau lebih. Madzhab
ulama yang menunjukkan hitungan dua itu dikuatkan oleh sejumlah shahid(bukti)
yang valid.
Jama’
terdiri dari tiga bagian: jama’ mudzakkar salim, jama’muannats salim, dan
jama’ taksir. kami akan menjelaskan secara terperinci, insya Allah.[4]
a.
جمع المذكر السالم
Merupakan jamak yang bentuknya teratur dan menunjukkan
jenis laki-laki/mudzakar. Cirri-cirinya adalah ketambahan wau dan nun
atau ya dan nun pada bentuk mufradnya. [5]
Jama’ mudzakkar salim
adalah isim yang menunjukkan hitungan tiga atau lebih dengan memakai wawu dan
nun dalam keadaan rafa’, ya’, dan nun dalam keadaan nashob dan jar.
Jama’ mudzakkar salim
di rafa’ kan oleh wawu sebagai pengganti dari dhammah. Adapun jama’ mudzakkar
salim yang berbentuk shifat disyaratkan harus berupa sifat yang menunjukkan
mudzakkar (maskulin), berakal serta bebas dari ta’ ta’nits yang bukan dari
bangunan wazan , atau wazan , serta tidak sama jenisnya antara mudzakkar dan
mu’annats. Apabila isim terdiri dari sifat tapi menunjukkan mu’annats, maka ia
tidak boleh dibuat jamak mudzakar salim.
Contoh:
مسلمٌ ---- مسلمون ------ مسلمين
b.
جمع المؤنث
السالم
Merupakan jamak yang bentuknya teratur dan menunjukkan jenis muannats.
Adapun cirri-cirinya yaitu ditambahi alif dan ta’ pada bentuk
mufradnya. Karena jamak ini menunjukkan
perempuan maka mufrad yang di ubah ialah
bentuk muannats bukan yang bentuknya
mudzakar.[7]
Jama’
Muannats salim adalah isim yang menunjukkan hitungan banyak lebih dari dua
dengan tambahan alif dan ta’ di akhir. Ulama nahwu klasik, termasuk Ibnu Hisyam
menyebutnya sebagai jama’ bil alif wa ta’ mazidataini.
Jama’
Mu’annats salim dirofa’kan oleh dhammah; dinashobkan oleh kasroh sebagai
pengganti fathah, dan di jarrkan oleh kasroh beserta tanwin dalam setiap
bentuknya, jika disana tidak ada perkara yang mencegah dari tanwin, seperti
idhafat dn alif lam ma’rifah, seperti:
قابلت
المعملات التلمذات في حجرات واسعات
(Guru-guru
perempuan itu menemui para pelajar puteri dalam ruangan yang luas).
Contohnya:
المسلمةُ -------- المسلماتُ
المؤمنة -------- المؤمنات
الدجاجة الدجاجات
درّاجة[8] -------- درّاجات
c.
جمع التكسير
Jama’
taksir adalah isim yang menunjukkan hitungan banyak lebih dari dua dengan
perubahan yang nyata.
Para pakar nahwu
berbeda pendapat mengenai jumlah wazan jama’ katsrah. Sebagian mereka
menghitungnya berjumlah 30 wazan, dan sebagian lain menghitungnya berjumlah 16
wazan. Kami akan menungkapkan sebagian wazan-nya saja agar lebih ringkas dan
dapat dipahami. [9]
Merupakan jamak
yang bentuknya tidak beraturan dan banyak terjadi perubahan dari bentuk
mufradnya, sehingga perlu dihafal pola-polanya, para ulama nahwu setelah
meneliti beberapa kalimat yang dikategorikan sebagai jamak taksir, akhirnya
menemukan pola-pola khusus dari jamak taksir,
adapun pola-polanya sebagai berikut:
وزن
|
جمع
التكسير
|
اسم
المفرد
|
النمرة
|
افعال
|
ابوابٌ
|
باب
|
1
|
افعلٌ
|
انفسٌ
|
نفسٌ
|
2
|
فعّال
|
كتّابٌ
|
كاتب
|
3
|
فعال
|
جبالٌ
|
جبل
|
4
|
فُعولٌ
|
قلوبٌ
|
قلب
|
5
|
فُعلٌ
|
رُسُلٌ
|
رسول
|
6
|
فعلاء
|
علماءُ
|
عليمٌ
|
7
|
افعلاء
|
انبياءُ
|
نبيٌّ
|
8
|
فعائِل
|
رسائلُ
|
رسالةٌ
|
9
|
مفاعل
|
مذاهبُ
|
مَذهبٌ
|
10
|
مفاعيل
|
مفاتيحُ
|
مفتاح
|
11
|
Catatan:
·
Jamak taksir yang selain manusia masuk dalam kategori muannats.
Contoh :
كتبٌ : Buku-buku
جبال : Gunung-gunung
·
Pola Jamak taksir nomor 7-11 tidak boleh di tanwin.
·
Jamak taksir yang tidak berakal
dapat diberi keterangan dengan bentuk kata benda yang tunggal tetapi muannats atau bentuk
jamak muannats. Contohnya:
القُصُوْرُ (Gunung-gunung)
DAFTAR
PUSTAKA
Hamzah
Abu. Al-Aisary Yusuf, Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab
(Bandung: Pustaka Adhwa ), 2007.
Syaiful Mukminin, Kamus Ilmu
Nahwu dan Sharaf(Jakarta: Amzah), 2008.
الشيخ
المصطفى الغلايينى، جامع الدروس العربية(القاهرة، دار التوفيقية
للتراث).

No comments:
Post a Comment