PSIKOLOGI UMUM GEJALA CAMPURAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Definisi psikologi berasal dari
bahasa yunani “psycho” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa,
baik macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya..
Berbicara tentang jiwa terlebih
dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Dimana nyawa adalah
daya jasmaniyah yang adanya tergantung pada hidup jasmani yaitu perbuatan yang
ditimbulkan oleh proses belajar, misalnya insting, reflex dan nafsu. Sedangkan
jiwa, jiwa adalah daya hidup rohaniah yang sifatnya abstrak yang menjad
penggerak dan penyalur bagi sekalian perbuatan pribadi.
Didalam psikologi ada
gejala-gejala yang harus kita ketahui, diantaranya adalah gejala perasaan,
gejala kemauan dan gejala campuran. Dan yang akan kita bahas dalam makalah kami
adalah tentang gejala campuran, dimana gejala campuran itu terdiri dari perhatian,
sugesti dan kelelahan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja pengertian dari perhatian?
2. Apa
saja hal yang bisa menarik perhatian?
3. Apa
yang dimaksud dengan kelelahan?
4. Apa
yang dimaksud dengan sugesti?
5. Apa
saja alat sugesti dan cara mensugesti?
6. Apa
saja manfaat dan bahaya dari sugesti?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan lebih rinci apa itu gejala
campuran dalam psikologi yang terdiri dari perhatian, kelelahan dan sugesti.
Selain itu juga kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB II
PEMBAHASAN
GEJALA CAMPURAN
(PERHATIAN, KELELAHAN, SUGESTI)
1. PERHATIAN
A. Pengertian
Perhatian
Dalam istilah psikologi,
perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh organisme dan
kesadaran seseorang[1].
Perhatian ialah konsentrasi
atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan
menghiraukan yang lain dari pada itu.[2].
Perhatian adalah
reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus
terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya. Perhatian adalah
merupakan penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh individu yang
bersangkutan.[3]
Menurut Dr. Aryan Ardhana,
perhatian adalah suatu kegiatan jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai
proses pemusatan phase-phase atau unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang
lainnya. Sedang menurut Drs. Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan
kesadaran dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar
diri kita.[4]
B. Macam-Macam
Perhatian
Ada beberapa macam perhatian,
diantaranya ialah :
1. Perhatian
Spontan dan Disengaja
Perhatian Spontan (Perhatian Asli
atau Langsung) ialah Perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena
tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan.
Perhatian Disengaja ialah
Perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu,
biasanya ditujukan kepada sesuatu objek. Misalnya :siswa SPG mendapat tugas
dari orang tuanya untuk belajar. Didorong oleh tugas dari orang tua dan cita-citanya
sendiri, maka setiap saat perhatiannya terhadap pelajaran cukup besar. Mereka
sadar bahwa berhasil atau tidaknya ujian,akan berpengaruh kepada dirinya dan
akan mempunyai arti besar bagi hidupnya.
2. Perhatian
Statis dan Dinamis
Perhatian Statis ialah Perhatian
yang tetap terhadap sesuatu.Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya
kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannnya, dan dalam waktu yang
agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat. Misalnya, Seorang
anak memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Pelajaran itu cocok untuknya.
Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana music atau seni masih cukup
kuat tidak mudah berpindah kepada objek lain.
Perhatian Dinamis ialah Perhatian
yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek satu ke
objek yang lain.
3. Perhatian
Konsentratif dan Distributif
Perhatian Konsentratif (Perhatian
Memusat) ialah Perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek (masalah)
tertentu. Misalnya, seseorang sedang memecahkan soal aljabar yang sangat sulit.
Saat itu jiwa dipusatkan pada soal-soal aljabar dan perhatian tidak bercabang. Sifat
ini umumnya kukuh dan kuat tidak gampang pindah ke objek lain.
Perhatian Distributif (Perhatian Terbagi-bagi)
ialah Membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/dalam
waktu yang bersamaan. Misalnya, guru sedang mengajar, sopir sedang mengemudi
mobil, polisi lalu lintas bertugas ditengah-tengah jalan yang ramai.
4. Perhatian
Sempit dan Luas
Perhatian Sempit ialah orang yang
dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas,
sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai.Orang semacam itu tidak mudah
memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh
keadaan disekelilingnya.
Perhatian Luas ialah Orang yang
mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya. Perhatiannya tidak
dapat mengarah kepada hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah mencurahkan
jiwanya kepada hal-hal baru.
5. Perhatian
Fiktif dan Fluktuatif
Perhatian Fiktif (Perhatian
Melekat) ialah Perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh
dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Biasanya orang
ini teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya dapat ditangkap dan
apa yang dilihatnya dapat diuraika secara obyektif.
Perhatian Fluktuatif
(Bergelombang) ialah Orang yang umumnya dapat memperhatikan bermacam-macam hal
sekaligus, tetapi kebanyakan tidak saksama.Perhatiannya sangat subyektif
sehingga melekat pada hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya.
C. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perhatian
Ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perhatian. Sebuah perhatian tidak timbul begitu saja pada diri
seseorang. Di bawah ini akan diuraikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perhatian menurut Abu Ahmadi (2003) sebagai berikut.
1. Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang
berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul
perhatian terhadap objek tertentu.\
2. Latihan
dan Kebiasaan
Meskipun dirasa tidak ada bakat
pembawaan tentang suatu bidang, tetapi karena hasil daripada latihan-atihan
atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang
tersebut.
3. Kebutuhan
Adanya kebutuhan tentang sesuatu
memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan
dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan
kepadanya.
4. Kewajiban
Kewajiban mengandung tanggung jawab
yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan
dan menyadari atas kewajibannya, maka orang tersebut tidak akan bersikap masa
bodoh dalam melaksanakan tugasnya, oleh karena itu orang tersebut akan
melaksanakan kewajibannya dengan penuh perhatian.
5. Keadaan
Jasmani
Keadaan tubuh yang sehat atau
tidak, segar atau tidak, sangat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap
sesuatu objek.
6. Suasana
Jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi,
pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian seseorang, mungkin dapat
membantu, dan sebaliknya dapat juga menghambat.
7. Suasana
di Sekitar
Adanya bermacam-macam perangsang
di lingkungan sekitar, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur,
sosial ekonomi, keindahan, dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian
individu.
8. Kuat
tidaknya Perangsang
Seberapa kuat perangsang yang
bersangkutan dengan objek itu sangat mempengaruhi perhatian individu. Kalau
objek itu memberikan perangsang yang kuat, maka perhatian yang akan individu
tunjukan terhadap objek tersebut kemungkinan besar juga. Sebaliknya kalau objek
itu memberikan perangsang yang lemah, perhatian juga tidak begitu besar.
Jadi banyak sekali faktor yang
dapat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap orang lain, meliputi pembawaan,
latihan, kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa,
suasana lingkungan sekitar, kuat atau tidaknya rangsangan yang dapat
menimbulkan perhatian.[5]
D. Minat
dan Perhatian
Minat dan perhatiaan pada umumnya
dianggap sama/ tidak ada perbedaan. Minat (interesse) adalah sikap
jiwa seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang
tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Perhatiaan adalah keaktifan jiwa
yang diarahkan kepada sesuatu objek tertentu. Di dalam gejala perhatian, ketiga
fungsi jiwa tersebut diatas pun juga ada, tetapi unsur pikiranlah yang terkuaat
pengaruhnya.[6]
Minat ialah sesuatu pemusatan perhatiaan yang
tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari
bakat dan lingkungannya.[7]
E. Syarat-syarat
Perhatian agar Mendapat Manfaat
1) Inhibisi
yaitu pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak diperlukan, atau
menghalang-halangi masuk kedalam lingkungan kesadaran.
2) Appersepsi
yaitu pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran, termasuk
tanggapan,pengertian dan sebagainya yang telah dimiliki dan bersesuaian/
berhubungan dengan obyek pengertian.
3) Adaptasi yaitu
penyesuaian diri antara subyek dan obyek.
Kalau ketiga syarat tersebut
(inhibisi, appersepsi dan adaptasi) dapat dipenuhi, maka cukuplah perhatian
seseorang terhadap sesuatu, akibatnya pekerjaan yang dilakukan baik dapat
berjalan dengan baik tanpa gangguan.
F. Beberapa
Peristiwa dalam gejala Perhatian
1. Perseverasi
(Menahan)
Peristiwa ini terjadi kalau
seseorang sangat terikat perhatiannya pada suatu objek tertentu, sehingga sukar
melepaskan perhatiannya dari objek tertentu.Karena sangat tertarik pada objek
tersebut maka sekalipun bermunculan objek baru, objek baru itu tidak akan
menarik perhatiannya.
2. Adaptasi
Peristiwa kejiwaan ini
bertentangan dengan perseverasi. Perhatian ini tidak terikat pada suatu objek
saja tetapi selalu berpindah-pindah dan mudah mnyesuaikan diri dengan
keadaan-keadaan baru.Peristiwa Adaptasi umumnya berlangsung pada orang yang
mempunyai perhatian lunak.
3. Osilasi
Yakni keadaan perhatian yang
tidak tetap, timbul tenggelam, kuat kendur dan sering terputus-putus. Misalnya
seseorang yang mendengarkan ceramah tentang pelita dan modes. Semula
perhatiannya cukup besar, Setelah selesai ternayta ada bagian yang tak
tertangkap.Hilangnya bagian-bagian yang tak tertangkap itu berbarengan dengan
terputusnya perhatian orang terhadap ceramah tersebut.
4. Perhatian
Bergerak
Peristiwa ini perhatiannya
berserakan, seakan-akan tidak mempunyai perhatian sama sekali terhadap apa saja
baik tentang dirinya maupun terhadap apa yang ada disekitarnya. Peristiwa ini
sebagai akibat dari adanya perseverasi.
G. Jenis-jenis
Perhatian
Perhatian dapat dibedakan menurut
bentuk dan sifatnya. Masing-masing pembedaan itu sebagai berikut :
i. Menurut
bentuknya, perhatian dibedakan atas :
1. Perhatian
sengaja yaitu jenis perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring
secara kuat dan ingin menangkap kesan lebih jelas.
2. Perhatian
tidak sengaja yaitu jenis perhatian dalam mana tidak ada usaha sadar dari
individu untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi
indera secara tidak sengaja terpusatkan pada bagian-bagian indera tertentu.
3. Perhatian
habitual yaitu kecenderungan individu untuk memusatkan perhatiannya pada
hal-hal tertentu dalam setiap keadaan lingkungan dengan meninggalkan
perangsang-perangsang lainnya.
ii. Menurut sifatnya,
perhatian dibedakan atas :
1. Perhatian
spontan langsung atau direct dan perhatian paksaan yaitu jenis perhatian yang
tidak sengaja, individu merasa senang terhadap obyek yang diamati.
2. Perhatian
konsentratif dan perhatian distributif, mengacu pada obyek yang diamati.
3. Perhatian
sempit dan perhatian persevatif.
H. Penyimpangan
Perhatian (In-attention)
Penyimpangan Perhatian Merupakan
suatu keadaan yang dialami seseorang pada suatu tertentu,dimana
perhatiannya ditunjukkan hal-hal lain,sehingga tidak sesuai dengan peristiwa
atau kejadian yang sedang berlangsung. Terbentuknya penyimpangan perhatian
didorong oleh faktor internal sesaat individu dalam keadaan lapar, lelah dan
sebagainya.
Beberapa cara dalam mengatasi
gangguan perhatian antara lain:
1. Memperkuat
Motivasi
2. Memperkuat
usaha dalam menjalankan suatu tugas
Beberapa petunjuk penting yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah konsentrasi dan perhatian antara
lain:
a) Singkirkan
dan hindari sebanyak mungkin kejadian-kejadian yang mengakibatkan terpecahnya
perhatian dan minat.
b) Kerjakan
satu tugas saja, Konsentrasikan segenap minat dan perhatian pada penunaian
tugas.
c) Sukses
pada suatu usaha memberikan rangsangan untuk mencapai sukses dalam usaha
lainnya.
d) Memiliki
pengetahuan siap yang cukup dan mempergunakan pengalaman-pengalaman masa lampau
untuk memecahkan masalah-masalah baru (proses transfer of learning).
e) Bersikaplah
tenang, hati-hati dan selalu waspada.
f) Perbesarlah
kemampuan adaptasi, agar bias lebih peka terhadap perubahan situasi dengan
segenap permasalahannya,sehingga bias memecahkan setiap permasalahan dengan
cara yang sehat.
g) Singkirkan
hambatan-hambatan emosional dalam usaha pengkonsentrasian diri dan pencurian
minat.Misalnya, rasa enggan, takut, cemas, minder dan lainnya.Sebab hambatan
dan gangguan emosional itu dapat membuat seorang yang menjadi pemimpin yang
enggan bekerja.
2. KELELAHAN
A. Pengertian
Kelelahan (Fatigue)
Pengertian Kelelahan secara
sempit memang hanya sebats lelah fisik yang dirasakan saja. Hal ini dikarenakan
setiap orang yang merasakan kelelahan hanya terbatas pada keluhan-keluhan fisik
yang mereka rasakan saja.
Kelelahan adalah perpaduan dari
wujud penurunan fungsi mental dan fisik yang menghasilkan berkurangnya semangat
kerja sehingga mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun
(saito,1999).
Menurut kroemer 1997, kelelahan
merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah dan kita akan mersa segan
dan aktifitas akan melemah serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh.
Kelelahan mempengaruhi kapasitas fisik, mental dan tingkat emosional seseorang,
dimana dapat mengakibatkan kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan
kemunduran reaksi pada sesuatu dan berkurangnya kemampuan motorik.
B. Gejala
Kelelahan pada Manusia
Sejak lahir sampai menjelang
meninggal dunia manusia mempunyai dorongan –dorongan untuk bergerak dan
melakukan bermacam-macam kesibukan.
Gerak-gerak yang dilakukan itu
tidak sama bentuk dan tingkatannya, ada yang berusaha gerak-gerak reaksi,
disusul gerak kaki dan tangan, merangkak, berjalan, berlari, dan ada pula
kesibukan-kesibukan bekerja, kesemuanya membutuhkan kekuatan dan kemampuan.
Semua gerak dan kesibukan itu
mempunyai arti bagi manusia. Tetapi pada suatu saat kekuatan untuk berbuat itu
makin lama makin berkurang. Berkurangnya kekuatan bergerak (baik jasmani maupun
rohani), akan member pengaruh mengurangkan prestasi-prestasi yang akan dicapai.
Gejala berkurangnya manusia untuk melakukann sesuatu disebut
kelelahan/keletihan/kelesuan/kepenatan.
Sebaliknya kita mengetahui juga,
bahwa tenaga manusia itu ada batasnya.Batas itulah yang menunjukkan datangnya
keletihan.Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, orang melakukan kerja jasmani
dan rohani. Karena sesuatu kesibukan maka sampailah orang pada batas
kekuatannya dan saat itu tibalah keadaan lelah.
Sebenarnya kelelahan itu adalah
sesuatu keadaan atau kondisi, baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan
suatu dorongan tertentu.Namun demikian kelelahan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan manusia. Karena alasan itulah maka kelelahan dimasukkan
didalam gejala campuran.[8]
C. Sistem
penggerak Kelelahan
Kelelahan diatur secara terpusat
oleh otak. Terdapat struktur susunan syaraf pusat yang berperan penting dalam
mengontrol fungsi secara luas dan konsisten yaitu reticular
formation atau penggerak pada medulla yang berfungsi meningkatkan dan
mengurangi sensitivitas dari cortex cerebri . Cortex
cerebri berfungsi sebagai pusat kesadaran meliputi persepsi, perasaan subjektif,
refleks dan kemauan. Keadaan dan perasaan lelah merupakan reaksi fungsional
dari fusat kesadaran yang dipengaruhi oleh system penghambat (inhibisi) dan
system penggerak (aktivasi) yang saling bergantian. Sistem penghambat terdapat
dalam thalamus yang bekerja menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan
mengakibatkan kecenderungan untuk tidur, Sedangkan system penggerak terdapat
di formation retikularis yang dapat merangsang tubuh untuk bekerja,
berkelahi, melarikan diri dan lainnya.Keadaan seseorang sangat bergantung kepada
hasil kerja dua system tersebut. Apabila system penghambat lebih kuat,
seseorang akan berada pada kelelahan.Sebaliknya, apabila system aktivasi lebih
kuat seseorang maka akan dalam keadaan segar untuk melakukan aktivitas. Kedua
sistem harus berada dalam kondisi yang memberikan stabilitas kepada seluruh
tubuh, agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan.
D. Sebab-sebab
Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena
berlangsungnya suatu aktifitas atau pekerjaan, baik aktifitas jasmani maupun
rohani. Maka ada kemungkinan:
1. Kelelahan
disebabkan oleh pekerjaan jasmani, misalnya : mencangkul, berolahraga, berjalan
jauh, memikul berat, bersepeda dan sebagainya.
2. Kelelahan
disebabkan oleh pekerjaan jiwa, misalnya memikirkan masalah–masalah yang pelik,
lama berkonsentrasi, mengerjakan soal-soal hitungan, membaca terlalu lama dan
sebagainya.
E. Macam-macam
kelelahan
1. Kelelahan
Jasmani : Kalau kekuatan jasmani berkurang, sehingga tidak dapat melkukan
sesuatu dengan semestinya, maka orang itu mengalami kelelahan jasmani.
2. Kelelahan
Rohani : Kalau kekuatan jiwa berkurang, sehingga tidak dapat melakukan
pekerjaan psikis dengan semestinya, maka orang itu dikatakan mengalami
kelelahan rohani atau kelelahan jiwa.
Di samping kelelahan fisik,
kita juga mengenal kelelahan psikis. Pada kelelahan psikis sering muncul gejala
lemas bagaikan habis terkuras tenaga, dan muncul gangguan dalam funsi-fungsi
psikis, misalnya berkurangnya daya konsentrasi dan minat, hilang daya ingatan,
cepat lupa dll. Kelelahan otot tidak ada, akan tetapi lebih banyak muncul
gejala nerveus dan sakit kepala.
Gejala kelelahan dikelas tampak
nyata dengan penampilan sebagai berikut: orang / anak-anak menjadi gelisah,
bergerak kian kemari, kaki digeser-geserkan, tangan digerak-gerakan menjadi
tidak sabaran, menjadi ribut dan sukar dikendalikan, tiddak berminat,
berulang-ulang melihat jam, dll.
F. Hubungan
kelelahan Jasmani dan Kelelahan Rohani
Manusia adalah suatu
psiko-somatis, selamanya tidak dapat diadakan pemisahan antara jiwa dan
raganya.Oleh karena itu kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan pula dengan
kelelahan rohani, dan sebaliknya. Hal-hal yang mungkin terjadi:
1. Baik
Kelesuan Jasmani maupun Rohani dirasakan oleh seluruh pribadi.
2. Pekerjaan
Jasmani dapat menimbulkan kelelahan Rohani
3. Pekerjaan
Rohani dapat menimbulkan kelelahan Jasmani
4. Kelelahan
Jasmani dapat mengurangi kegiatan jiwa dan jasmani.
Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa antara Jasmani dan Rohani, antara Kelesuan Jasmani dan Kelesuan Rohani
mempunyai hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi.
G. Pendapat-pendapat
tentang kelesuan
1. Teori
Inteksinasi (into = intra =dalam; toxicun = racun)
Inteksinasi berarti didalam badan
kita telah terdapat atau terjadi racun yang dapat menimbulkan kelesuan.Teori
Inteksinasi termasuk teori lama. Pokok-pokok teori tersebut dapat diterangkan
sebagai berikut :
Tubuh kita bekerja, didalam tubuh
kita terjadi pertukaran zat, peredaran darah dan
pembakaran.Karena pertukaran zat,
peredaran darah dan pembakaran itu timbullah berbagai benda sisa atau “ampas”.
Sisa-sisa pembakaran itu masuk kedalam peredaran darah dan akhirnya masuk
kedalam susunan urat syaraf. Disinilah benda-benda itu menyebabkan terbentuknya
semacam benda berbisa atau beracun.Inilah yang menimbulkan rasa lesu, baik
Jasmani maupun Rohani, baik setempat maupun seluruh tubuh.
2. Teori
Biologis
Tokohnya : Thorndike. Teori ini
termasuk teori baru yang mencari sebab-sebab kelesuan dari hukum-hukum hidup
manusia.
Thorndike menunjukkan 2 peristiwa
yang terjadi pada manusia. Apabila ia bekerja agak lama, aan terjadi:
a. Pengurangan
tenaga pada kita, pengurangan tenaga itu menyebabkan timbulnya gejala kelesuan.
b. Perasaan
bosan, pekerjaan dalam waktu lama makin lama makin menimbulkan perasaan bosan.
Kebosanana dapat menghambat
kemajuan pekerjaan. Karena kebosanan berkuranglah perasaan puas pada pekerjaan
. Hal ini dirasakan juga sebagai kelesuan/kelelahan.
H. Usaha-Usaha
Menghilangkan Kelelahan
Cara menghilangkan rasa lelah
pada umumnya orang beristirahat atau menghentikan apa yang dijalankan. Tentang
menghentikan aktivitas sudah tentu harus disesuaikan dengan jenis aktivitasnya.
1. Menghentikan
pekerjaan jasmani untuk menghilangkan kelelahan jasmani.
2. Menghentikan
pekerjaan rohani untuk menghilangkan kelelahan rohani
Disamping cara-cara tersebut,
tentang istirahat ini masih ada beberapa kemungkinan,
1. Untuk
menghilangkan kelelahan jasmani, cukuplah kiranya kalau orang menghentikan
pekerjaan yang dilakukan, duduk-duduk, tidur dan sebagainya.
2. Untuk
menghilangkan kelelahan rohani kadang-kadang orang tidak cukup menghentikan
pekerjaan yang dilakukan, tetapi kadang-kadang orang tidak perlu menghentikan
sepenuhnya pekerjaan / berpikir yang dilakukan.
Misalnya: berjalan-jalan,
menonton film, bersenda gurau dan sebagainya. Dengan cara demikian biasanya
kelelahan jiwa dapat hilang dan kembali kuat dan segar.
.
Maka iklim pendidikan dan suasana
kerja perlu dilengkapi antara lain dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Adanya
ventilasi yang baik, hawa udara segar bisa masuk, penerangan lampu yang cukup,
dan bangku/kursi yang nyaman pas.
2. Menyediakan
waktu-waktu istirahat dan waktu libur yang cukup sepanjang tahun.
3. Pelajaran
dan tugas-tugas pekerjaan yang sulit dan berat, hendaknya diletakkan pada pagi
hari / awal jam pelajaran dan pekerjaan yang lebih mudah diletakkan pada siang/
petang hari.
4. Adanya
pengajar / pendidik yang simpatik, dengan suaranya yang lancar, dan
menimbulkan senang dihati. Sebab suara yang tinggi melengking / banyak lamban
menjemukan dan monoton, akan cepat melelahkan pendengarannya.
3. SUGESTI
A. Pengertian
sugesti
Sugesti (saran), ialah pengaruh
terhadap jiwa dan tigkah laku seseorang dengan maksud tertentu, sehingga
pikiran, perasaan dan kemauan terpengaruh olehnya, dan menuruti saja pengaruh
tersebut, tanpa dengan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu.
Sugesti adalah pengaruh yang
berlangsung terhadap kehidupan yang psikis dan segenap perbuatan kita, dengan
mana perasaan , pikiran dan kemauan kita sedikit / banyak dibatasi oleh
karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti disebut sugestibel, dan
mereka yang memiliki daya pengaruh terhadap orang lain disebut sugestif.
Otosugesti adalah sugesti yang
keluar dari diri sendiri. Otosugesti itu mempunyai pengaruh yang besar sekali
tehadap sukses atau gagalnya usaha kiat. Kecemasan dan ketidak percayaan diri
misalnya, memeberikan pengaruh sugestif yang melelahkan pada pribadi.
Sebaliknya optimisme dan kepercayaan diri memberi sugesti yang positif pada
keberhasilan suatu pekerjaan.
Keadaan dimana seseorang sangat
peka terhadap sugesti ialah dalam keadaan hipnosia. Hipnosia adalah kondisi
yang mirip sekali dengan tidur, namun tetap disertai dengan unsur konsentrasi
dan perhatian, dengan mana orang yang bersangkutan terbuka sekali bagi
sugesti-sugesti yang diberikan oleh hipnotiseu (yang menhipnotisir), dan tidak
peka terhadap perangsang-perangsang lainnya.
Sugesti mempunyai arti yang besar
dalam pemestian dan fakta sosial, misalnya di sekolah-sekolah, bidang
perguruan, di balai pengadilan bidang pemerintahan, penentuan keputusan, dll.
Individu-individu yang bersangkutan akan tersugerir oleh nasehat-nasehat,
informasi-informasi lisan, tulisan disurat kabar, ucapan saksi, dll. Betapapun
besarnya pengaruh sugesti ini pada orang lain, namun tetap saja ada batas
pengaruhnya. Agar supaya sugesti-sugesti itu diterima, diperlukan adanya psikis
yang sama, yaitu pikiran dan perasaan yang kurang lebih sejenis dalam kehidupan
sendiri, sama dengan milik pemberi sugesti.
Semua jenis pekerjaan bisa
diperingan oleh sugesti-sugesti yang positif. Maka kemampuan memberi sugesti
yang positif ini dimasukan dalam kategori untuk seni mengajar dan seni
memimpin. Yaitu seni untuk membangkitkan gairah kerja dan gairah belajar,
menciptakan suasana yang menggembirakan, penuh harapan, menimbulkan minat, dll.
Namun hendaknya diusahakan agar anak didik tidak bergantung pada sugesti-sugesti
ini.
Sugesti tersebut masih perlu
diberikan selama anak atau orang dewasa yang bersangkutan belum mampu memilih
jalan hidupnya sendiri, dan memerlukan bimbingan. Dengan begitu, sugesti juga
bisa dimanfaatkan untuk pendidikan kemauan dan pemupukan dan pemilihan
motivasi. Lambat laun, sugesti-sugesti ini perlu dikurangi, agar orang sampai
pada pikiran sendiri, wawasan / insight sendiri keyakinan sendiri dan tanggung
jawab sendiri.
B. Alat-alat
sugesti, Seperti ;
1. Pandangan
mata. Misalnya dengan pandangan mata yang menyala atau meredup orang dapat
mencapai apa yang dikehendaki, meskipun orang yang dipandang itu merasa
terpikat atau terpaksa.
2. Dengan
suara (kata-kata). Misalnya dengan kata-kata yang merayu atau kata-kata kasar
seseorang dapat pula menuruti kehendaknya.
3. Dengan
air muka. Orang dapat seakan memaksa seseorang menuruti kehendaknya, bila ia
mempergunakan air mukanya. Misalnya dengan muka berseri, senyum, merah padam,
kecut, sinis dan lain-lainnya.
4. Dengan
suriteladan, sesungguhnya orang tidak perlu memrintahkan sesuatu dengan kasar,
keras bahkan dengan ancaman kalau ia sendiri tidak menjalankan apa yang
diperintahkan.
5. Dengan
gambar. Dengan teknik reklame. Misalnya seseorang lekas terpengaruh dengan gambar
bintang film, kemudian menonton.
6. Dengan
semboyan. Ini misalnya yang dipergunakan dalam memperbuat usaha yang besar.
Misalnya dalam usaha merebut kemerdekaan kita bersemboyan merdeka atau mati.
Orang yang mengsugesti disebut
sugestif. Dan orang yang mudah disugesti disebut sugestibel.
C. Sugesti
dan Sugestibel
1. Sugesti
adalah sesuatu yang mempunyai pengaruh sugesti yang besar. Orang yang sugestif
ialah orang yang mempunyai pengaruh besar (orang yang mensugesti).
2. Sugestibel
adalah sifat-sifat yang mudah kena saran atau sugesti. Orang yang mudah kena
pengaruh sugesti disebut orang yang sugestibel. Orang yang sugestibel tidak
cukup mampu memberi pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan tentang
sesuatu. Biasanya sifat ini terdapat pada anak-anak kecil yang kurang
perhatian, orang yang kurang pengalamannya dan orang yang tidak terpelajar.
Sugesti tidak selalu datang dari
orang lain. Banyak yang datang dari diri sendiri. Dan itu disebut dengan auto
sugesti. Ini berguna untuk memberi cambuk supaya tidak lekas putus asa. Dan
biasanya dapat memberi kepuasan dalam mengusahakan sesuatu. Misalnya :
1. Dalam
menghadapi hidup yang sulit, orang tersebut harus bisa meyakinkan dirinya bahwa
usahanya akan berhasil. Misalnya “ Aku akan berhasil”.
2. Sudah
beberapa jam anak itu tidak menyelesaikan soal stereometri itu, lalu ia
berbisik kepadanya sendiri, sebentar lagi sampai. Dsb.
D. Syarat-syarat
yang memudahkan sugesti itu terjadi yaitu :
1. Sugesti
karena hambatan berfikir.
2. Sugesti
karena mayoritas.
3. Sugesti
karena ingin keinginan untuk meyakini dirinya sendiri.
E. Manfaat
sugesti dalam pendidikan
1. Dengan
sugesti anak yang malas, yang menderita rasa harga kurang dan anak
yang hampir putus asa, dapat menjadi sehat, dengan sugesti yang positif.
2. Terutama
dengan autosugesti, anak dapat mengalami sesuatu semangat yang baru baginya. Ia
menyadari kekuatannya, kelebihannya, dan sebagainya.
3. Denga
suara yang lemah lembut, sinar mata yang jernih, roman muka yang berseri dan
bujukan yang manis, guru bisa lebih berhasil mencapai maksugnya.
F. Sugesti
ini sering dipakai untuk :
1. Pengobatan
oleh dokter atau dukun.
2. Demonstari-demonstrasi.
3. Rapat-rapat
raksasa.
4. Pada
diri sendiri (autosugesti).
5. Pada
pemeriksaan terdakwa.
6. Sekolah.
7. Perusahaan-perusahaan.
G. Peran
Sugesti
Sugesti mempunyai peran penting,
baik dalam kehidupan pada umumnya, maupun di sekolah. Dengan adanya sifat-sifat
sugesti dalam kepemimpinan, maka akan terjadi:
1. Pimpinan
banyak disenangi anak buahnya.
2. Adanya
kepercayaannya besar kepada pimpinannya.
3. Pimpinan
akan dihormati, diturut dan diperhatikan segala perintahnya.
Berpengaruhnya sugesti di dalam
lingkungan sekolah akan memberi kemungkinan:
1. Anak-anak
hormat kepada pimpinan/ gurunya.
2. Anak-anak
memperhatikan pelajaran yang diberikan.
3. Anak-anak
sungguh-sungguh melaksanakan perintah-perintah, suruhan-suruhan yang diberikan
oleh guru.
4. Nasihat-nasihat
dan petunjuk-petunjuk guru akan diturut anak-anak.
Karena besarnya peranan sugesti
di dalam pergaulan, maka pelaksanaan sugesti ini dijalankan di berbagai
lapangan, misalnya: di rumah sakit, dalam organisasi, dunia perdagangan dan
sebagainya[9]
H. Bahaya
dari sugesti
1. Sugesti
yang negative. Orang yang memberi sugesti semacam ini dapat membunuh orang yang
disugesti.
2. Sugesti
yang tidak tepat. Misalnya seorang guru yang memerintahkan kepada muridnya
dengan segala kekerasan. Sedang ia sendiri tida melakukan seperti apa yang ia
perintahkan. Guru inilah sebenarnya merusak jiwa anak.
3. Autosugesti
yang berlebih-lebihan. Dalam autosugesti kadang orang lupa kepada kesanggupan
sebenarnya yang ada padanya. Kemudian ternyata ia tidak berhasil, ia mudah
sekali masuk kelembah putus asa.
4. Masa
sugesti yang berlebih-lebihan. Para demonstrasi misalnya, berkobar-kobar rasa
binatangnya, terhadap orang yang didemonstrasi. Apabila salah seorang dari
demonstran ini berbuat sesuatu mungkin hanya pura-pura, maka seluruh demonstran
akan berbuat se itu yang lebih bersungguh-sungguh. Karena itulah tidak jarang
terjadi pembunuhan dalam demonstrasi-demonstrasi.
5. Sekolah
harus berusaha agar anak-anaknya dapat mengendalikan diri, supaya tidak mudah
terlibat dalam sugesti.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Didalam psikologi ada
gejala-gejala yang harus kita ketahui, salah satunya gejala campuran. Gejala
campuran itu terdiri dari, perhatian, sugesti dan kelelahan.
Perhatian merupakan pemusatan
konsentrasi dari seluruh aktifitas atau kegiatan individu yang ditujukan kepada
suatu objek atau sekelompok objek baik yang datang dari luar maupun yang datang
dari dalam.
Kelelahan ialah semacam
peringatan dari jiwa kita, kepada jiwa dan raga, bahkan jiwa dan raga telah
mempergunakan kekuatan yang maksimal.
Sugesti adalah pengaruh yang
berlangsung terhadap kehidupan yang psikis dan segenap perbuatan kita, dengan
mana perasaan, pikiran dan kemauan kita sedikit / banyak dibatasi oleh
karenanya. Orang-orang yang mudah terkena sugesti disebut sugestibel, dan
mereka yang memiliki daya pengaru terhadap orang lain disebut sugestif.
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan, 2004, Diploma
Psychilogy ( Psikologi Sosial ), Bandung Penerbit PT Refika, Aditama
Karini Kartono, 1990, Psikologi
Umum. Bandung : Penerbit Mandar Maju
Sujanto, Agus, 1993, Psikologi
Umum, Jakarta ; Penerbit Bumi Aksara
Zuhairini dan Sardjoe, 1984, Ilmu
Jiwa Umum ; Penerbit Usaha Nasional
Noor ,M , Himpunan Istilah
Psikologi
Dakir, Pengantar Psychologi Umum
Sujanto ,Agus,
2001, Psikologi Umum, Cet 11, Jakarta ; PT Bumi
Aksara
Sujanto,Agus,
2001, Psikologi Umum, Cet 11, Jakarta ; PT Bumi Aksara
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/gejala-campuran-perhatian-kelelahan-sugesti-323428.html
[3] Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar
M.A., Psikologi Umum, Edisi Revisi ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1992 )
Hal : 93
[8] http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/07/gejala-campuran-perhatian-kelelahan-sugesti-323428.html