EFEKTIFITAS PENERAPAN
BI’AH ARABIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRI PONDOK MODERN BABUSSALAM
TAHUN AJARAN 2016/2017
PROPOSAL PENELITIAN
_______________________________________________________________________________________________________________________________________
I.
Judul Penelitian
EFEKTIFITAS
BI’AH ARABIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRI DI PONDOK MODERN BABUSSALAM TAHUN AJARAN 2014/2015.
II.
Latar Belakang Masalah
Penganut
madzhab behaviorisme dalam pembelajaran adalah “faktor-faktor eksternal” dan
bahwa “merekayasa lingkungan pembelajaran adalah cara efektif untuk mencapai
tujuan.[1]
Dalam dunia belajar mengajar bahasa,
dikenal istilah pemerolehan bahasa (ta’allum al-lughah-language learning).
Pemerolehan adalah proses penguasaan bahasa kedua secara alamiah melalui bawah
sadar dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang menggunakan
bahasa tersebut. Sedangkan belajar adalah proses penguasaan bahasa, terutama
kaidah-kaidahnya, secara sadar sebagai akibat dari pengajaran oleh guru atau
hasil belajar secara mandiri.[2]
Lingkungan yang berpengaruh terhadap
proses belajar bahasa dikelompokkan dalam dua kategori umum yaitu lingkungan
kelas yang sengaja diciptakan untuk membantu peserta didik belajar bahasa dan
lingkungan bahasa diluar kelas yang hadir secara alamiah. Yang dimaksud
dengan diluar kelas adalah segala hal
yang didengar dan diamati oleh peserta didik sehubungan dengan bahasa kedua
yang sedang yang sedang dipelajarinya.[3]Kaitannya dengan uraian tadi, dari hasil observasi
lapangan dan wawancara peneliti dengan pengurus bahasa dan santri bahwa
pembelajaran bahasa arab dengan menghidupkan suasana lingkungan bahasa merupakan
cara yang tepat dan cepat dalam mencapai hasil pembelajaran bahasa, dewasa ini
berbagai metode yang dikembangkan namun hasil yang maksimal belum didapatkan,
untuk itu bi^ah lugawiyah merupakan alternative dalam
pembelajaran bahasa Arab sebagai alat komunikatif.
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil judul “EFEKTIFITAS
BI’AH ARABIYAH TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRI DI PONDOK MODERN
BABUSSALAM TAHUN AJARAN 2014/2015.
III.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana
keefektifan bi’ah arabiyah terhadap kemampuan berbicara bahasa arab santridi PONDOK MODERN BABUSSALAM tahun ajaran 2014/2015?
2.
Bagaimana
menciptakan lingkungan bahasa (bi’ah al-lughah ‘arabiyah) yang efektif
di PONDOK MODERN BABUSSALAM tahun ajaran
2014/2015?
3.
Apa
faktor pendukung dan penghambat dalam menciptakan lingkungan bahasa (bi’ah
al-lughah ‘arabiyah) yang efektif di PONDOK MODERN BABUSSALAM tahun ajaran 2014/2015?
IV.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan Masalah yang disebutkan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah:
1.
Untuk
mengetahui kefektifan bi’ah arabiyah terhadap kemampuan berbicara bahasa arab
santri di PONDOK MODERN BABUSSALAM tahun ajaran
2014/2015
2.
Untuk
mengetahui bagaimana menciptakan lingkungan bahasa (bi’ah al-lughah
‘arabiyah) yang efektif di PONDOK MODERN BABUSSALAM
tahun ajaran 2014/2015
3.
Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam menciptakan lingkungan bahasa
(bi’ah al-lughah ‘arabiyah) yang efektif di PONDOK MODERN BABUSSALAM tahun ajaran 2014/2015
V.
Manfaat Penelitian
1.
Secara
teoritis
Secara teoritis dari hasil penelitian ini akan ditemukan konsep
lingkungan bahasa yang efektif guna meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
arab dalam pembelajaran bahasa arab.
2.
Secara
praktis
Sebagai masukan dan sumbangan fikiran dalam menciptakan lingkungan
bahasa (bi’ah al-lughah arabiyah) yang efektif dalam upaya meningkatkan
kemampuan berbicara dalam pembelajaran bahasa arab di PONDOK MODERN BABUSSALAM
khususnya dan pada lembaga lain pada umumnya.
VI.
Kajian teori dan atau Telaah
pustaka
1.
landasan teori
1)
Tinjauan tentang efektifitas
a. Pengertian efektifitas
Secara
etimologi efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti ada pengaruhnya,
akibat dan sebagainya.[4]
Menurut E. Mulyasa efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Dan secara terminologi mempunyai
makna adalah berkaitan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,
ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota.[5]
b. Kriteria keefektifan
a) Prosentasi waktu yang belajar yang tinggi
b) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
c) Ketetapan dari kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan yang diutamakan).
d) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.
c. Aspek-aspek efektivitas
Berdasarkan pendapat Aswarni sujud bahwa
efektifitas suatu program dapatdilihat
aspek-aspek dibawah ini:
a) Aspek rencana atau program
Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progam
dikatakan efektif. Yang dimaksud dengan rencana atau progam disini rencana
pengajaran yang terprogam, yaitu berupa materi yang terwujud dalam sebuah
kurikulum yang telah ditetapkan.
b)
Aspek
ketentuan dan aturan
Efektivitas suatu progam juga dapat dilihat dari berfungsi atau
tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsugnya proses
pengajaran. Aspek ini mencakup aturan-aturan yang mencakup baik yang
berhubungan dengan guru manapun yang berhubungan dengan paserta didik. Jika
aturan ini dilaksanakan berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara
efektif.
c)
Aspek
tujuan atau kondisi ideal
Suatu kegiatan progam dikatakan efektif dari segi hasil jika tujuan
atau kondisi ideal progam tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat
dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.[6]
2)
Tinjauan tentang bi’ah lughawiyah
a. Pengertian bi’ah
Bi’ah
berasal dari bahasa arab yang artinya lingkungan. Menurut Ngalim purwanto yang
dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah meliputi semua kondisi
dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita
pertumbuhan, perkembangan atau life proses.[7]Lingkungan
bahasa adalah
segala sesuatu yang didengar dan dilihat oleh pembelajar berkaitan dengan bahasa
target yang sedang dipelajari. [8]
b. Pembagian lingkungan pembelajaran bahasa
Dalam
bukunya Ahmad Fuad Effendy, bahwa Krashen (1976) membagi lingkungan
pembelajaran bahasa menjadi dua yaitu lingkungan formal dan lingkungan
informal.
Lingkungan
formal mencakup berbagai aspek pendidikan formal dan non formal, dan sebagian
besar berada didalam kelas atau laboratorium. Sedangkan lingkungan formal yaitu
memberikan pajanan komunikasi yang alamiah dan sebagian besar berada diluar
kelas. Oleh karena itu, lingkungan informal ini memberikan lebih banyak wacana
bahasa dari pada sistem bahasa.[9]
Untuk
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan studi tidak terlepas dari peran metode
yang dipakai. Untuk menerapkan metode tersebut banyak hal yang berkaitan
diantaranya faktor lingkungan peserta didik, sarana yang mendukung, situasi
yang memadai atau tepat.
c. Menciptakan lingkungan bahasa arab
Lingkungan
bahasa yang paling dominan didalam pembelajaran bahasa arab di Indonesia, baik
di Madrasah, sekolah, pesantren maupun diperguruan tinggi adalah lingkungan
formal sedangkan lingkungan informalnya sangat terbatas untuk tidak mengatakan
tidak ada.
Menurut
Hemat penulis, untuk dapat menciptakan lingkungan bahasa di Madrasah, sekolah,
pesantren, atau perguruan tinggi, ada beberapa prasarat yang harus dipenuhi.[10]
1.
Adanya
sikap positif kepada bahasa arab dan komitmen yang kuat untuk memajukan
pengajaran bahasa arab dari pihak-pihak yang terkait.seperti guru bahasa arab
dan pimpinan lembaga.
2.
Adanya
beberapa figur dilingkungan lembaga pendidikan yang mampu berkomunikasi dengan
bahsa arab, jika tidak dimungkinkan adanya penutur asli yang berperan sebagai
penggerak sekaligus tim kreatif untuk menciptakan lingkungan bahasa arab.
3.
Tersedianya
alokasi dana yang memadai untuk pengadaan sarana prasarana yang diperlukan
untuk menciptakan lingkungan bahasa arab.
3)
Tinjauan tentang kemahiran berbicara
Kemahiran
berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai
dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa arab.[11] Bisri
Mustofa dan Abdul Hamid juga berpendapat sama bahwa Berbicara dengan bahasa
asing merupakan keterampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan
pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan orang lain.Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas
mempunyai dampak yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan
pikiran-pikirannya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.[12]
Penekanan
yang harus diberikan ketika melaksanakan pengajaran bahasa melalui kegiatan
berbicara adalah efektivitas. Efektivitas atau keefektivitasan dalam berbicara
terlihat jelas dalam kecekatan dan kecepatan mengutarakan buah pikiran dan
perasaan, serta ketepatan dalam memilih kosakata dan kalimat yang sangat
menarik (impresif), salah satu cara latihan yang dianggap efektif untuk dapat
mencapai kemampuan berbahasa lisan dari hal yang paling sederhana hingga
hal-hal yang rumit adalah berlatih menggunakan pola kalimat (bin namudzaj,
patern drill).[13]
Untuk
mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan
yang memadai yang mendukung. Aktivitas-aktivitas seperti itu bukan perkara
mudah bagi pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan bahasa
yang mengarahkan para pelajar ke arah sana. Dalam bukunya Acep Hermawan,
Subyakto-nababan (1993: 175) membagi aktivitas ini kedalam dua kategori, yaitu pra-komunikatif
dan komunikatif.[14]
a)
Latihan
pra-komunikatif latihan yang dimaksudkan untuk membekali para pelajar tentang
kemampuan-kemampuan dasar dalam bicara yang sangat diperlukan ketika terjun
dilapangan seperti: latihan penerapan pola dialog, kosakata, kaidah, mimik
muka, dan sebagainya. Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan dalam latihan
pra-komunikatif, antara lain: dialog (al-hiwar), praktek pola (tathbiq
al-namudzaj), dan karangan lisan (al-tarkib al-syafawi).
b)
Latihan
komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar
dalam melakukan latihan. Beberapa aktivitas yang memungkinkan dilakukan dalam
latihan komunikatif secara bertahap sebagai berikut: percakapan kelompok (al-hiwar
al-jama:i), bermain peran (al tamtsil), praktek ungkapan sosial (tathbiq
al-ta’birat al-ijtiamaiyyah), praktek lapangan (al-mumarosah
fi-almujtama) probelm solving (hill al-musykilat).
2.
Kajian Pustaka
Pada dasarnya
kajian pustaka merupakan uraian singkat
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah
yang sejenis. Selain itu, berupa buku yang sudah diterbitkan. Kajian pustaka
ini berfungsi untuk menunjukkan keasliannya dalam penelitian. Di antara buku
dan penelitian sejenis yang telah dilakukan baik dalam penelitian sebelumnya
maupun dalam penelitian ini ada terdapat banyak kesamaan, akan tetapi khususnya
dalam penelitian ini ada tambahan dari beberapa penelitian lain yang membahas
tentang keefektifan lingkungan bahasa terhadap kemampuan berbicara bahasa
Arab untuk santri di PONDOK MODERN BABUSSALAM, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
VII.
Metodologi Penelitian
1.
Pendekatan
dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini
digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung,
deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil, analisis dalam penelitian
kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif, dan makna merupakan hal yang esensial.Ada beberapa
jenis metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu mencakup penelitian etnografi, studi kasus,
fenomenologi, teori grounded dan
biografi atau naratif.[15]
Dan
dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah study Kasus, merupakan
suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses dan
memperoleh pengertian serta pengalaman yang mendalamdari individu, kelompok
atau situasi.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PONDOK PONDOK MODERN BABUSSALAM. Dengan alasan bahwa di dalam lembaga tersebut
terdapat pembinaan dan pengembangan bahasa asing (arab dan inggris) secara
intensif dan menjadikannya bahasa resmi dipondok pesantren.
3.
Sumber Data
Sumber data utama dalam
penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti
dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah:
kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan sumber data tertulis adalah sebagai sumber
data tambahan.
4.
Teknik pengumpulan data
a.
Tehnik wawancara
Wawancara adalah bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu. Cara melakukan wawancara ialah mirpi dengan kita
jika sedang melakukan pembicaraan dengan lawan bicara kita, wawancara dimulai
dengan mengemukakan topic yang umum [16]untuk
membantu penelitian memahami perspektif makna yang diwawancari. Hal ini sesuai
dengan asumsi dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan harus
dapat memberikan perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif
dari penelitian sendiri.
Dalam penelitian ini orang-orang yang akan diwawancarai adalah:
1.
Ketua Direktur bahasa yaitu untuk memperoleh informasi
tentang kefektifan bi’ah lughah arabiyah.
2.
Pihak pengajaran untuk memperoleh data tentang factor pendukung dan penghambat
pembelajaran bahasa Arab.
3.
Para santri untuk
memperoleh informasi tentang tanggapan dari diadakannya bi’ah al-lughah
arabiyah terhadap kemampuan berbicara bahasa Arab.
b.
Teknik observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.
Seringkali orang juga mengartikan observasi sebagai
suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan
mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan
ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. [17]
c.
Teknik dokumentasi
Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah
disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam
memperoleh informasi , kita memperhatikan tiga macam sumber yaitu tulisan,
tempat, kertas atau orang. Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada
tulisan inilah telah menggunakan metode dokumentasi.
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peratuan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Bisa
dikatakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. [18]
4.
Teknik analisa data
Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.[19]
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.Bila berdasarkan data
yang dapat dikumpulkan secara triangulasi, ternyata hipotesis diterima maka
hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.[20]
Teknik triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Ada empat
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan:
sumber, metode, penyidik, dan teori.[21]Dalam
penelitian ini, digunakan teknik triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif.
Hal itu dapat dicapai
peneliti dengan jalan: (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, (b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (c)
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
VIII.
Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan digunakan untuk mempermudah dan memberikan gambaran terhadap maksud
yang terkandung dalam proposal ini, untuk memudahkan penyusunan proposal ini
dibagi menjadi beberapa bab yang dilengkapi dengan pembahasan-pembahasan yang
dipaparkan secara sistematis, yaitu:
Bab
I: Pendahuluan yang berisi tinjauan secara global permasalahan yang dibahas,
yaitu terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan dalam metode penelitian berisi
Pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis data dan sistematika pembahasan.
Bab
II: Landasan teori atau telaah pustaka yang berfungsi sebagai alat penyusun instrument
pengumpulan data (IPD).
Bab
III: Temuan peneliti yang berisi gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi
data.
Bab
IV: Pembahasan yang akan membahas tentang efektivitas bi’ah arabiyah terhadap kemampuan berbicara dalam
pembelajaran bahasa arab santri di Pondok Modern Babussalam.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan dan Biklen, Qualitative
Research for Education, An introduction to theory and methods, Boston:
Allyn and Bacon, 1982.
E mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi Dan
Implementasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Efendy, Ahmad Fuad Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Malang:
Misykat, 2009.
Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab
Malang: Misykat, 2004
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif
Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Hermawan,
Acep.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Izzan, Ahmand. Metodologi
Pembelajaran Bahasa ArabBandung: Humaniora, 2011.
Lonfland, Analyzing Social
Setting, A Guide to Qualitative Observation and Analysis, Belmont, Cal:
Wadsworth Publishing Company,1984.
Moleong, Lexy.Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.
Mustofa,
Bisri dan Hamid,Abdul. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2011.
Purwanto, Ngalim.Psikologi
Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Salim Peter, Salim Yenny. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer Jakarta: Modern English Press, 1991.
Spradley, J.P. Participant
Observation, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1980.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Bandung: Alfabeta, 2010.
Sujud Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan
Yogyakarta: Perbedaan 1998.
Sunendar Dadang, Isskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
[1]Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2004),
10-11.
[2]Ahmad Fuad Efendy,
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab(Malang: Misykat, 2009), 205-206.
[3]
Isskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008), 106.
[4] Peter salim,
Yenny salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: modern
english press 1991), 376.
[5] E mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi Dan Implementasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), 82.
[6] Aswarni Sujud,
Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: perbedaan 1998)
159.
[7] Ngalim
Purwanto, Psikologi Pendidikan(Bandung:
Rosdakarya, 2000), 28.
[8]Ahmad Fuad Effendi,
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 207.
[9] Ibid.
[10]Ahmad Fuad
Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 207-209.
[11]Ahmad Fuad Effendy,
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 110.
[12]Bisri Mustofa
dan Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang:
UIN-MALIKI PRESS, 2011), 88.
[13]
Ahmand Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora,
2011), 137.
[14]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),137-142.
[15] Emzir, Analisis
Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 18.
[16] Dedi Mulyana, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003), I80
[17] Jonathan Sarwono, Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), 56.
[18] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, (Jakarta : Renika Cipta, 2006), I49
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 334.
[20] Ibid. 335
[21] Ibid., 178.
No comments:
Post a Comment