Friday, 23 August 2019

BERBAGAI PERMASALAH DI DALAM KELAS


DAFTAR ISI



Daftar isi..................................................................................................................
II
Kata Pengantar.......................................................................................................
III
Bab 1 Pendahuluan

  1. Latar Belakang...........................................................................................
  2. Rumusan Masalah.....................................................................................
  3. Tujuan Pembahasan..................................................................................
1
2
2
Bab 2 Pembahasan

  1. Masalah yang Terjadi di Dalam Kelas....... ............................................
1.      Masalah Pengelolaan...........................................................................
a.      Masalah Individual........................................................................
b.      Masalah Kelompok.........................................................................
2.      Masalah Pengajaran............................................................................
3
3

7


B.     Cara untuk Mengatasi Masalah...............................................................
10
Bab 3 Penutup

Kesimpulan.......................................................................................................
13
Daftar Pustaka.................................................................................................
14





KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Permasalahan di dalam Kelas. Sholawat dan salam tetap tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah Saw, serta seluruh keluarga dan para sahabat.
Makalah ini dibuat mengingat karena adanya keberadaan guru yang berperan sebagai pihak pengelola di dalam kelas, yang mana dalam kegiatan pengelolaan tersebut tentunya akan banyak ditemukan permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan di dalam kelas. Sehingga kelas tidak menjadi optimal untuk pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui dan menguasai berbagai macam karakteristik masalah di dalam kelas beserta penanganannya agar nantinya dapat mengatasi berbagai macam permasalahan yang dihadapi dan menemukan pemecahannya secara tepat.  

Dalam makalah yang kami buat ini tentunya masih memiliki kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya, dan bagi para calon guru khususnya.
Ponorogo, 18 April 2016 

                Dzikri Annahyan
                    210514067 
___________________________________________________________________________



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah menyebabkan prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Oleh karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar mengajar serta proses dalam mengelola kelas. Berhasil tidaknya mengelola kelas tergantung pada dua faktor utama, yaitu guru dan siswa.
            Semua tingkah laku individu (siswa) merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah, dapat diterima masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain. Dengan kata lain dia akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan tersebut kemudian dapat menimbulkan suatu permasalahan di dalam kelas.
Kurangnya kemampuan guru dalam hal sebagai pengelola dan manajer di dalam kelas merupakan hal yang sangat mempengaruhi besar kecilnya permasalahan di dalam kelas. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan yang besar dalam hal pengelolaan kelas, dan juga harus dapat memahami perilaku-perilaku siswa, agar permasalahan di dalam kelas menjadi minim dan dapat teratasi.


B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja masalah yang terjadi dalam pengelolaan kelas?
2.      Apa saja faktor yang menyebabkan variasi masalah di dalam kelas?
3.      Bagaimana cara atau usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas?
C.     Tujuan pembahasan
1.      Untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi dalam pengelolaan kelas
2.      Untuk mengetahui variasi yang terjadi di dalam kelas
3.      Untuk mengetahui cara untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masalah yang terjadi di dalam kelas
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidak mampuan guru dalam mengelola kelas. Berbagai macam masalah yang terjadi di dalam kelas dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti faktor-faktor dari pembawaan murid, guru, dan sebagainya.
Permasalahan yang muncul dari guru antara lain:

1.      Bercampurnya urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
2.      Banyaknya pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu yang harus dilakukan guru.
3.      Penampilan fisik dan gaya mengajar yang kurang menarik.
4.      Pengendalian emosi yang kurang tepat, tidak sabar.
5.      Keterampilan komunikasi yang kurang efektif kepada siswa.[1]

Sedangkan permasalahan pengelolaan kelas yang muncul dari siswa sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Rudolf  Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual. Diantaranya adalah:
1.      Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain, misalnya membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba lamban.
2.      Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan, misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional/marah, menangis atau selalu lupapada aturan-aturan penting di kelas.
3.      Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, seperti mengatai, memukul, menggigit, dan sebagainya.
4.      Peragaan ketidakmampuan yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa hanya kegagalan yang menjadi bagiannya.

Sebagai penduga, Dreikurs dan Cassel berpendapat mengenai tingkah laku peserta didik sebagai berikut:
a.       Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan seorang peserta didik, maka kemungkinan peserta didik yang bersangkutan ada pada tahap attention getting (ingin mendapatkan perhatian)
b.      Bila guru merasa dikalahkan atau terancam maka kemungkinan peserta didik yang bersangkutan ada pada tahap power sacking (ingin menunjukkan kekuatan)
c.       Bila guru merasa tersinggung atau terluka hati, maka kemungkinan pelakunya ada pada tahap revengefe sacking (menyakiti orang lain), dan akhirnya bila guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam menghadapi ulah peserta didik, maka kemungkinan yang dihadapinya adalah perasaan ketidakmampuan.

Selain itu, Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan enam kategori masalah kelompok di dalam kelas. Masalah-masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.      Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, tingkatan sosio ekonomi dan sebaginya.
2.      Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara menyanyi dengan suara sumbang.
3.      Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat pada badut kelas.
4.      Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
5.      Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
6.      Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya gangguan jadwal, atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya.[2]
7.      Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, yaitu menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru.
8.      Mudah mereaksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
9.      Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.[3]

B.     Faktor Penyebab Variasi Perilaku
Menurut Made Pidarta faktor penyebab variasi perilaku itu terjadi bukan tanpa sebab. Tapi karena ada faktor yang menyebabkan timbulnya variasi perilaku tersebut. Berikut ini faktor-faktor penyebab variasi perilaku itu adalah:

1.      karena pengelompokan (pandai, sedang, bodoh). Kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan atau apatis.
2.      Dari karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, membuat tidak puas atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
3.      Kelompok pandai akan merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak mampu seperti dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini membentuk norma sendiri, yang seringkali tidak sesuai dengan harapan sekolah.
4.      Dalam latihan diharapkan semua siswa tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang atau cemas. Karena itu perilaku-perilaku yang menyimpang seorang atau dua orang bisa ditoleransi asal tidak merusak kesatuan. Guru harus berusaha mengadakan situasi agar mereka bisa mengadakan interaksi.
5.      Dari organisasi kurikulum tentang team teaching, misalnya anak didik pergi dari satu guru ke guru lain, dan dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Tenaga mereka banyak dipakai di jalanan dan harus menyesuaikan diri berkali-kali, tidak ada kestabilan. Penyesuaian terhadap guru dan metode-metodenya (guru vak). Pengembangan diri yang sesungguhnya bersumber dari hubungan sosial menjadi terlambat.

Sebab- sebab siswa yang bermasalah
 Menurut Olivia ada berbagai sebab timbulnya siswa yang bermasalah:
1.      Sebab yang bersumber dari siswa sendiri,
Misalnya ia punya masalah pribadi, masalah pribadi ini dapat bersumber dari kondisi fisik, misalnya: kurangnya pendengaran, terganggunya penglohatan, dan lain-lain. Juga oleh karena faktor psikologis, misalnya; rasa malu, terlalu dimanja atau orang tua yang terlalu keras sehingga siswa dalam kondisi tertekan. Sebab lain ialah konsep dari yang mengalami penyimpangan dalam pertumbuhan sejak kecil, sehingga terjadi konsep diri yang berlainan.
2.      Sebab yang bersumber dari pengaruh teman sepermain.
Misalnya, teman sepermainan dari keluarga yang broken home yang hidupnya tidak teratur.
3.      Sebab yang bersumber dari sekolah.
Tuntutan sekolah yang bermacam-macam, membeli pakaian sragam, terlambat membayar sekolah, tuntutan membeli buku, dan bermacam-macam tagihan keuangan.
4.      Sebab yang bersumber pada guru
Cara guru mengajar yang tidak menyenangka dapat menimbulkan penolakan siswa terhadap  guru.
5.      Sebab yang bersumber dari lingkungan sekitar.
Lingkungan masyarakat yang netrogen, daerah kemuka, daerah yang kurang bersih.
6.      Sebab yang bersumber dari masyarakaty yang lebih luas.
Misalnya keadaan masyarakat yang mengalami kerusuhan, penjarahan, pemerkosaan, perkelahian antara siswa sekolah, daln lainnya.

Untuk mengatasi masalah disiplin;
1.      Analisis terhadap sikap guru, suvervisor dapat membantu guru dalam     
      menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku yang bermasalah. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap guru dengan perilaku siswa yang bermasalah, seperti yang dikemukakan Olivia, misalnya guru yang malas, guru yang suka mengkritik, guru yang terlalu keras. Guru yang suka merokok, hal-hal tersebut dapat menimbulkan ketidak senangan siswa terhadap guru.
2.      Analisis terhadap gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa.
      Baik gaya mengajar guru maupun  gaya belajar siswa dapat menjadi siswa dapat terjadi timbulnya perilaku yang bermasalah dan pelanggaran disiplin. Seperti yang dikemukakan B.B. Fischer dadn L. Fischer dalam Oliva (1976), bahwa pelanggaran disiplin dapat disebabkan oleh salah satu gaya mengajar guru. Ada berbagai gaya mengajar guru diantaranya:

a.    Guru mengajar yang terlalu cenderung pada pemberian tugas  yang terlalu banyak.
b.    Gay mengajar yang mengikut sertakan siswa, bersama-sama merancangkan kegiatan mengajar antara guru dengan siswa.
c.    Gaya mengajar yang berpusat apda keaktifan siswa.
d.   Gaya mengajar yang mengutamakan matei pelajaran.
e.    Gaya mengajar yang berpusat pada proses pembelajaran.
f.     Gaya mengajar yang membangkitkan emosi siswa.

Selain gaya mengajar guru, juga dapat dianalisis gaya belajar siswa yang berhubungan dengan timbulnya disiplin, misalnya:
a.       Gaya bertahap demi bertahap
b.      Gaya belajar secara intuisi
c.       Gaya bbelajar yang mengutamakan salah satu alat indra(melihat, mendengar, dan gerak motorik).
d.      Gaya belajar dengan bermacam-macam alat indra.
e.       Gaya belajar dengan melibatkan emosi
f.       Gaya belajar tetap, sehingga anak dapat berekxplorasi sendiri secara relevan.
g.      Gaya belajar melalui kegagalan yang di alami
h.      Gaya belajar siwswa yang berbeda—beda.[4]



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
A.  Masalah yang terjadi di dalam kelas
1.    Bercampurnya urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
2.    Banyaknya pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu yang harus dilakukan guru,
3.     Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain, misalnya membadut di kelas (aktif) atau berbuat serba lamban.
4.    Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan, misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional/marah, menangis atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas,dll.
B.Faktor Penyebab Variasi Perilaku
1.      karena pengelompokan (pandai, sedang, bodoh). Kelompok bodoh akan menjadi sumber negatif, penolakan atau apatis.
2.      Dari karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, membuat tidak puas atau dari latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
C.  Untuk mengatasi masalah disiplin;
1.    Analisis terhadap sikap guru,
2.    Analisis terhadap gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa,dll.



DAFTAR PUSTAKA
A.Sahertian, Piet. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008).
Bahri, saiful.  Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka cipta. 2002).
Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran( Jakarta: Rineka cipta, 2010).

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013).


[1] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasinya. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013., hal.312.
[2] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka cipta, 2010. Hal.145-147.
[3] Syaiful Bahri.  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta. 2002. Hal.,218.
[4] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan(Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008), hal. 146-148.






No comments:

Post a Comment

Pengertian Memori atau Ingatan - Psikologi Pendidikan