HADIST TENTANG PENTINGNYA NIAT MENCARI ILMU
“Hadist Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Zahrul Fata, Ph.D
Disusun oleh:
Kelompok II/ TA.B
Dzikry An-Nahyan (210514067)
Eka Dewi Rahmawati (210514044)
Ekaningrum Nur Anas (210514063)
Hamidah Nur Na’imah (210514060)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
PONOROGO
2015
________________________________________________________________________________
A.
Hadis tentang Pentingnya Niat Mencari Ilmu
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ الله بْنُ الزُّبَيْرِ
قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا يَحْيَ بْنُ سَعِيْدٍ الأَنْصَارِيُّ قَالَ
أخْبَرَنِى مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ
بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُوْلُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ خَطَّابِ رضي الله عنه
عَلَى المِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ الله صلّى الله عليه و سلَّم يَقُوْلُ
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِءٍ مَا نَوَى فَمَنْ
كَنَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ إلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.١
Artinya:
Al-Humadiyy
‘Abdullah bin Zubair mengabarkan kepada kami, dia berkata, Sufyan mengabarkan
kepada kami, mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa’id al-Anshariyy berkata,
Muhammad bin Ibrahim at-Taimiyy mengabarkan kepadaku, sesungguhnya dia
mendengar ‘Alqamah bin Waqqash al-Laitsiyy berkata, saya mendengar ‘Umar bin
Khaththab ra. berkata di atas mimbar, saya mendengar Rasulullah saw. berkata “Tiap-tiap
amal harus diertai dengan niat, sesungguhnya balasan bagi setiap amal sesuai
dengan apa yang diniatkan. Barang siapa berhijrah untuk dunia maka ia akan
mendapatkannya atau wanita untuk dinikahinya, maka hijrahnya maka sampai pada
sesuatu yang diniatkan”.
B. Pohon Sanad
RASULULLAH SAW
UMAR BIN KHATAB
RASULULLAH SAW
UMAR BIN KHATAB
• ' AL-AQAMAH BIN WAQQAS
MUHAMMAD BIN IBRAHIM
SUFYAN
ABDULLAH BIN ZUBAIR
MUHAMMARasulullah sa
C. Kosa-kata (Gharib al-Hadits)
الأَعْمَالُ =
إِمْرِءٍ =
نَوَى =
D.
Kandungan Hadis
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ (Tiap-tiap amal perbuatan
harus disertai dengan niat). Setiap pekerjaan harus didasari dengan niat.
Al-Khauyi mengatakan seakan-akan Rasulullah memberi pengertian bahwa niat itu
bermacam-macam sebagaimana perbuatan. Seperti orang yang melakukan perbuatan
dengan motivasi ingin mendapat ridha Allah swt. dan apa yang dijanjikan
kepadanya, atau menjauhkan diri dari ancaman-Nya.
Sebagian
riwayat menggunakan lafadz النِّيَةُ dalam bentuk mufrad
(tunggal) dengan alasan bahwa tempat niat adalah dalam hati, sedangkan hati itu
satu, maka kata niat disebutkan dalam bentuk tunggal. Berbeda dengan perbuatan
yang sangat tergantung pada hal-hal yang bersifat lahiriyah yang jumlahnya
sangat banyak dan beragam, sehingga dalam hadis tersebut kata ‘amal
menggunakan lafad jamak (plural) yaitu الأَعْمَالُ, selain itu niat akan kembali pada Dzat Yang Maha Esa dan Tidak ada
sekutu bagi-Nya.
Setiap
perbuatan membutuhkan pelaku, maka kalimat الأَعْمَالُ بِالنِّيَات secara lengkap adalah الأَعْمَالُ الصَّادِرُ مِنَ المُكَلَّفِيْنَ perbuatan yang berasal dari orang-orang mukallaf (orang
yang dikenai beban syariat). Maka orang kafir tidak termasuk dalam kategori
ini, karena maksud perbuatan dalam hadis ini adalah ibadah.[2]
Dan
firman Allah swt. sebagai berikut.
(وَمَا أُمِرُ إِلاَّ لِيَعْبُدُنَ اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ
الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلَوةَ وَ يُؤْتُوْا الزَّكَاةَ.. البينة:
٥)
“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya beribadah
kepada Allah swt. dengan memurnikan ketaatannya dalam menjalankan agama. (الحُنَفَاءُ) ”Yang lurus”, yakni menuju kepada tauhid. Dan
pembahasan tentang hanif ini telah diberikan sebelumnya dalam surat al-An’aam.
Dan banyak Imam seperti az-Zuhri dan asy-Syafi’i yang menggunakan ayat mulia
ini sebagai dalil bahwa amal perbuatan itu termasuk dalam keimanan.[3]
E.
Penutup
Dari
keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa niat dalam menuntut ilmu
adalah penting. Karena telah dijelaskan dalam nash bahwa sebuah ganjaran
suatu amal sesuai dengan niatnya. Sesuatu tidak akan mendapat ganjaran bila tanpa
niat. Begitu pula jika seseorang mempunyai niat untuk mendapatkan kesejahteraan
dunia dalam menuntut ilmu, maka hanya dunia yang akan didapatkan. Oleh karena
itu, hendaklah kita mencari ilmu dengan niat yang benar, yakni mencari ilmu
untuk mendapat ridha Allah swt. dan demi tegaknya agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani,
Ibnu Hajar, Fathul Bari, Terj. Ghazirah Abdi Ummah (Jakarta: Pustaka
Azzam, Cet. I, 2002).
Bukhari,
Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikri, Cet. I, 1994
M/1414 H)
Tafsir ibnu Katsir.
1
Hadis Riwayat Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Bad’i al-Wahyi, al-Muqaddimah
(Beirut: Dar al-Fikri, Cet. I, 1994 M/1414 H, jld. 1, hal. 1.
[2]
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, Terj. Ghazirah Abdi Ummah (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2002), jld. 1, hal.18-19.
[3]
Tafsir ibnu Katsir, hal.517.

No comments:
Post a Comment